Penemuan Ulat Bulu Laut Bikin Was-Was Pengunjung Pantai, Ketahui Efeknya

Pengunjung pantai diimbau mewaspadai keberadaan ulat bulu laut yang efeknya jika tersentuh tidak main-main.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 13 Jan 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2024, 18:00 WIB
Penemuan Ulat Bulu Laut Bikin Was-Was Pengunjung Pantai, Ketahui Efeknya
Penemuan dua ulat bulu laut. (Sumber gambar: UMT)

Liputan6.com, Jakarta Pantai menjadi salah satu tempat favorit bagi sebagian orang. Tidak hanya sebagai tempat healing terbaik kala sendiri menikmati keindahan ciptaan Tuhan. Namun, pantai juga menjadi tempat rekreasi untuk keluarga atau rombongan kelompok tertentu.

Pantai yang sudah terkenal biasanya ramai dikunjungi para wisatawan. Apalagi musim liburan. Namun, harus selalu waspada jika berlibur ke pantai. Bukan hanya waspada terhadap ombaknya, tapi juga perlu hati-hati dengan hewan-hewan laut yang sebagian bisa membahayakan manusia.

Pada Kamis (11/01/2024), masyarakat diimbau berhati-hati saat bermain ke pantai, menyusul ditemukannya dua ulat bulu laut yang diyakini berasal dari spesies Amphinome rostrata (A. rostrata) di pantai dekat Universiti Malaysia Terengganu (UMT).

Apa efek yang ditimbulkan jika terkena hewan tersebut? Berikut Liputan6.com lansir dari Bernama, penemuan dua ulat bulu laut yang bikin was-was pengunjung pantai, Sabtu (13/01/2024).

Efek yang timbul jika menyentuh ulat bulu laut

Penemuan Ulat Bulu Laut Bikin Was-Was Pengunjung Pantai, Ketahui Efeknya
Penemuan dua ulat bulu laut. (Sumber gambar: UMT)

Head Associate Unit Referensi dan Repositori Laut China Selatan UMT Prof Dr Izwandy Idris mengatakan, spesies ulat bulu laut yang ditemukan relawannya saat berjalan menyusuri pantai kemarin berbahaya karena siapa pun yang menyentuh atau memegang hewan tersebut akan merasakan sakit seolah terkena api.

Hal ini dikarenakan chaetae (rambut) pada tubuh ulat bulu laut itu tajam dan rapuh serta mudah menempel di kulit jika disentuh. Selain itu, spesies dari kelompok bulu babi (famili Amphinomidae) ini memiliki kelenjar racun yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka tusuk chaetae yang pecah.

"Kombinasi luka akibat patahnya chaetae dan bisa dari kelenjar racun dapat menyebabkan nyeri hebat, bengkak di area yang terkena, serta reaksi alergi," ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.

Menempel pada benda-benda yang hanyut

Ilustrasi hama ulat bulu (Istimewa)
Ilustrasi hama ulat bulu (Istimewa)

Menurut Izwandy, fenomena monsun timur laut yang terjadi di Laut Cina Selatan saat ini menyebabkan banyak organisme yang hanyut serta benda-benda yang terdampar ke darat akibat kuatnya arus dan gelombang.

A. rostrata, katanya, merupakan spesies yang banyak diasosiasikan dengan 'teritip angsa' yang menempel pada benda-benda yang hanyut seperti kayu dan sampah laut dan ditemukan di lautan di seluruh dunia.

Oleh karena itu, Pusat Referensi dan Penyimpanan Laut Cina Selatan mengimbau pengunjung pantai untuk berhati-hati jika menemukan A. rostrata atau organisme laut apa pun yang bentuknya seperti ulat.

"Hindari menyentuh hewan-hewan tersebut dan jauhkan dari jangkauan anak-anak," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya