Kawasan Aglomerasi Adalah Pemusatan Lokasi, Ini Contoh Implementasinya di Indonesia

Salah satu contoh nyata kawasan aglomerasi di Indonesia adalah rencana pembentukan kawasan aglomerasi metropolitan Jakarta.

oleh Laudia Tysara diperbarui 25 Jan 2024, 16:50 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2024, 16:50 WIB
FOTO: Sistem Ganjil Genap Jakarta Ditiadakan saat Libur Lebaran
Arus kendaraan saat melintas di ruas Tol Dalam Kota dan Jalan MT Haryono, Jakarta, Rabu (27/4/2022). Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, sistem ganjil genap yang diberlakukan pada 13 ruas jalan di Jakarta akan ditiadakan saat libur Lebaran atau selama tujuh hari, yakni mulai 29 April 2022, lalu lanjut 1-6 Mei 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan aglomerasi adalah fenomena pemusatan lokasi untuk tujuan tertentu. Kini pembentukan kawasan aglomerasi, semakin menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Kawasan ini secara umum dapat diartikan sebagai wilayah di mana perusahaan-perusahaan dan aktivitas ekonomi berkumpul dalam suatu area yang relatif terbatas.

Tujuannya tidak hanya memaksimalkan efisiensi ekonomi melalui pertukaran sumber daya. Akan tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan bisnis.

Salah satu contoh nyata kawasan aglomerasi di Indonesia adalah rencana pembentukan kawasan aglomerasi metropolitan Jakarta. Rencana dipindahkannya Ibu Kota Negara ke Kalimantan, pemerintah berencana mengubah Jakarta menjadi pusat aglomerasi yang memusatkan pembangunan dan investasi.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara Provinsi DKJ dengan daerah sekitarnya, dengan cara menyelaraskan rencana tata ruang dan perencanaan pembangunan. Keputusan ini mencerminkan upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui strategi pengelompokan kegiatan ekonomi di satu wilayah.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang definisi kawasan aglomerasi dan contoh implementasinya di Indonesia, Kamis (25/1/2024).

Definisi dari Kawasan Aglomerasi

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengecek kemajuan pembangunan Bandara Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Rabu (24/1/2024). (Dok Kemenhub)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengecek kemajuan pembangunan Bandara Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), pada Rabu (24/1/2024). (Dok Kemenhub)

Kawasan aglomerasi, menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merujuk pada pengumpulan atau pemusatan dalam suatu lokasi atau kawasan tertentu. Kuncoro, sebagaimana disampaikan dalam The Economics of Industrial Agglomeration and Clustering, 1976-1996: the Case of Indonesia, menggambarkan aglomerasi sebagai lokasi yang tidak mudah berubah karena adanya penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan.

Perusahaan-perusahaan tersebut ditempatkan berdekatan secara strategis, termasuk dekat dengan penyedia jasa. Salah satu contoh implementasi kawasan aglomerasi adalah rencana pemerintah Indonesia untuk membentuk kawasan aglomerasi metropolitan Jakarta setelah Ibu Kota Negara resmi pindah ke Kalimantan.

Draf Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) memaparkan niat ini, dengan tujuan mensinkronkan pembangunan Provinsi DKJ dengan daerah sekitarnya. Dalam Pasal 40 RUU DKJ, dijelaskan bahwa kawasan aglomerasi metropolitan Jakarta akan menjadi wadah untuk mensinkronkan pembangunan.

Utamanya melalui penyelarasan dokumen rencana tata ruang dan perencanaan pembangunan antara kementerian/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota yang termasuk dalam cakupan kawasan aglomerasi tersebut.

Pentingnya membentuk kawasan aglomerasi, seperti yang direncanakan untuk Jakarta, terletak pada optimalisasi penggunaan sumber daya dan pengembangan ekonomi. Adanya perusahaan yang berdekatan memungkinkan pertukaran sumber daya dan peningkatan efisiensi melalui penghematan eksternal. Memusatkan aktivitas ekonomi dalam satu kawasan, negara dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing di tingkat global.

Kawasan aglomerasi adalah konsep pengelompokan aktivitas ekonomi di suatu wilayah untuk mencapai efisiensi dan pertumbuhan ekonomi.

Contoh konkretnya adalah rencana pembentukan kawasan aglomerasi metropolitan Jakarta yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi pembangunan dan efisiensi penggunaan sumber daya. Jika membentuk kawasan aglomerasi, sebuah negara dapat memperkuat basis ekonominya dan meningkatkan daya saing globalnya.

Aglomerasi Mayoritas Terjadi di Perkotaan

Proyek IKN
PT Waskita Karya (Persero) Tbk menjamin penyelesaian 7 proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada semester I 2024. Dok Waskita

Kawasan aglomerasi mayoritas terjadi di wilayah perkotaan. Ini sebuah fenomena yang dapat dijelaskan dengan mengutip jurnal yang ditulis oleh Malecki berjudul "Technology and Economic Development: The Dynamics of Local, Regional, and National Change."

Menurut Malecki, aglomerasi cenderung terjadi di kota karena kota menawarkan sejumlah kelebihan, terutama dalam hal produktivitas dan pendapatan yang tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan fakta bahwa kota menjadi pusat investasi yang masif, teknologi canggih, ketersediaan pekerja terdidik, dan tingkat industrialisasi yang tinggi, jika dibandingkan dengan wilayah pedesaan.

Kelebihan produktivitas dan pendapatan yang tinggi di kota menjadi daya tarik utama bagi perusahaan dan individu untuk berkumpul dalam kawasan aglomerasi. Investasi yang masif dan teknologi canggih yang tersedia di kota menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, ketersediaan pekerja yang terdidik di kota mempermudah perusahaan dalam mendapatkan tenaga kerja berkualitas, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan inovasi.

Mengapa Jakarta dipilih sebagai kawasan aglomerasi dapat dijelaskan dengan keunggulan ekonomi dan infrastruktur yang dimilikinya. Jakarta, sebagai pusat ekonomi dan politik Indonesia, menawarkan peluang investasi yang besar, infrastruktur yang memadai, serta akses ke pasar yang luas. Keputusan untuk menjadikan Jakarta sebagai kawasan aglomerasi juga didorong oleh potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi di wilayah ini, yang dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan nasional.

Sebagai kesimpulan, kawasan aglomerasi mayoritas terjadi di perkotaan karena kota menawarkan kelebihan dalam produktivitas, pendapatan, investasi, teknologi, dan tenaga kerja terdidik. Jakarta dipilih sebagai kawasan aglomerasi karena keunggulan ekonomi dan infrastruktur yang dimilikinya, serta potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Kawasan aglomerasi tidak hanya menciptakan lingkungan ekonomi yang produktif tetapi juga memperkuat peran kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di suatu negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya