Pembagian Peran Ayah dan Ibu dalam Pengasuhan Anak, Mana yang Lebih Penting?

Pentingnya kolaborasi antara peran ayah dan ibu dalam pengasuhan anak terletak pada upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan kepribadian yang seimbang.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 07 Feb 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 19:00 WIB
keluarga bahagia
Ilustrasi keluarga bahagia | copyright freepik.com/lifestylememory

Liputan6.com, Jakarta Pembagian peran ayah dan ibu dalam pengasuhan anak menjadi krusial dalam membentuk kepribadian anak. Keduanya memiliki peran yang unik dan saling melengkapi untuk memberikan pengalaman yang seimbang bagi anak dalam mengenal diri dan lingkungannya.

Pentingnya kolaborasi antara peran ayah dan ibu dalam pengasuhan anak terletak pada upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan kepribadian yang seimbang. Keduanya harus bersama-sama menginspirasi anak untuk mengeksplorasi beragam minat dan bakat, tanpa membatasi diri mereka hanya pada stereotip gender. 

Konsep kepribadian androgynous menjadi kunci, di mana anak diajak untuk memiliki keseimbangan antara sifat-sifat yang dianggap maskulin dan feminin, sehingga mereka dapat menjadi individu yang lebih fleksibel, terbuka, dan menghargai keragaman. Berikut ulasan lebih lanjut tentang pembagian peran ayah dan ibu dalam pengasuhan anak yang LIputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/2/2024).

Mana yang Lebih Penting antara Peran Ayah dan Ibu dalam Pengasuhan Anak?

Kelebihan Pola Asuh Demokratis
Ilustrasi orang tua dan anak-anak (foto: Pexels/Vlada Karpovich)

Perdebatan tentang peran mana yang lebih penting antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak telah menjadi topik yang mendapat perhatian luas. Secara tradisional, peran ibu sebagai pengasuh utama telah mengakar dalam masyarakat, di mana ibu dianggap sebagai sosok yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak. Namun, pemahaman ini semakin dipertanyakan dengan semakin banyaknya penelitian yang menyoroti kontribusi penting peran ayah dalam perkembangan anak.

Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa kedua peran, baik ayah maupun ibu, memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengasuhan dan perkembangan anak. Seiring dengan penelitian-penelitian tersebut, semakin banyak kesadaran tentang pentingnya keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan anak, baik secara fisik maupun emosional.

Peran ayah dalam pengasuhan dimulai sejak anak lahir. Meskipun mungkin tidak seintensif peran ibu dalam hal menyusui atau merawat bayi, kehadiran ayah memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dekat dengan ayah mereka sejak usia dini memiliki kemampuan berpikir yang lebih baik dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

Selain itu, kehadiran ayah juga mempengaruhi perkembangan emosi anak, baik saat mereka masih bayi maupun remaja. Anak-anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayah mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa peran ayah tidak terbatas pada mencari nafkah semata, tetapi juga melibatkan keterlibatan emosional dan interaksi yang konstan dengan anak.

Namun, demikian pentingnya peran ayah, peran ibu juga tidak boleh diabaikan. Sejak berabad-abad lamanya, peran ibu telah dianggap krusial dalam perkembangan psikologis anak. Melalui perawatan yang penuh kasih sayang dan kehangatan, ibu memberikan fondasi yang kuat bagi kesejahteraan emosional anak.

Idealnya, keseimbangan peran antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak menjadi kunci keberhasilan dalam perkembangan anak. Kedua peran ini saling melengkapi dan memperkaya pengalaman anak dalam mengenal dunia. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bekerja sama dalam mendidik anak, saling mendukung, dan terus berkomunikasi untuk mencapai keseimbangan yang optimal dalam pengasuhan.

Pentingnya Pembagian Peran Ayah dan Ibu yang Seimbang

Kelebihan dan Kekurangan Pola Asuh Demokratis
Ilustrasi anak dan orang tua (foto: Pexels/Agung Pandit Wiguna)

Pembagian peran antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak merupakan aspek penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat. Meskipun peran keduanya sama-sama berharga, seringkali ketidakseimbangan dalam pembagian peran dapat menjadi sumber konflik dan ketegangan dalam keluarga.

Idealnya, pembagian peran dalam pengasuhan anak seharusnya berlangsung secara merata, di mana ayah dan ibu masing-masing bertanggung jawab atas sekitar 50% dari tugas-tugas pengasuhan. Namun, realitasnya seringkali menunjukkan ketidakseimbangan ini, dengan sebagian besar tugas jatuh pada ibu. Hal ini dapat terjadi karena kebiasaan yang telah terbentuk atau stereotip gender yang masih melekat dalam masyarakat.

Survei terhadap orangtua milenial menunjukkan bahwa kebanyakan tugas pengasuhan, seperti mengganti popok, lebih sering dilakukan oleh ibu dibandingkan ayah. Ketidakseimbangan ini dapat menimbulkan beban tambahan bagi satu orangtua, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan dan konflik dalam hubungan.

Untuk mengatasi hal ini, penting bagi kedua orangtua untuk melihat pengasuhan anak sebagai sebuah tim. Perlu adanya komunikasi yang terbuka dan jujur antara kedua belah pihak untuk membahas pembagian tugas yang adil dan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Diskusi yang terarah dan solutif dapat membantu mengidentifikasi peran-peran yang harus dijalankan serta menemukan cara terbaik untuk menjalankannya secara efektif.

Hal terpenting bukanlah seberapa banyak tugas yang dilakukan oleh masing-masing orangtua, tetapi seberapa jelas dan adil pembagian tugas tersebut. Ketika kedua orangtua merasa didengar dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan, tingkat kebahagiaan dalam keluarga dapat meningkat. Percakapan yang terbuka, jujur, dan transparan menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa setiap anggota keluarga merasa dihargai dan didukung dalam proses pengasuhan anak.

Dengan demikian, penting untuk mengadopsi pendekatan yang kolaboratif dan kompak dalam pembagian peran antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak. Melalui komunikasi yang baik dan kerja tim yang efektif, keluarga dapat mencapai keseimbangan yang optimal dalam memberikan perhatian dan dukungan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

Parenting
Ilustrasi pola asuh anak generasi alpha dengan ikut terlibat aktivitas anak. (Dok/Tokopedia).

Peran ayah dalam pengasuhan anak seringkali memang diabaikan dalam budaya patriarki. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan betapa pentingnya kontribusi ayah dalam perkembangan anak.

Dalam interaksi awal dengan anak, ayah memainkan peran yang unik. Ayah cenderung terlibat dalam memberikan stimulasi fisik dan interaksi bermain, sementara ibu lebih fokus pada perawatan fisik dan emosional. Melalui interaksi bermain, ayah memberikan model peran bagi anak laki-laki, yang penting untuk pengembangan identitas gender mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa ayah cenderung memberikan peran yang lebih berorientasi pada gerak, sementara ibu lebih sering memberikan dukungan emosional dan memenuhi rasa ingin tahu anak. Ini menunjukkan bahwa ayah membawa warna tersendiri dalam pembentukan karakter anak, membantu mereka untuk bereksplorasi dan menyukai tantangan, yang melengkapi peran ibu yang memberikan perlindungan dan keteraturan.

Kehadiran ayah juga memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan kognitif anak. Ayah merupakan peletak dasar kemampuan intelektual, kemampuan memecahkan masalah, dan hal-hal yang berkaitan dengan masalah kognitif anak. Apabila anak diasuh secara optimal oleh kedua orang tua, akan terbentuk rasa aman dan percaya diri yang kuat.

Perbedaan dalam pendekatan pengasuhan antara ayah dan ibu juga memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar hal-hal yang berbeda. Pada ibu, anak dapat belajar seperti kelembutan, kontrol emosi, dan kasih sayang, sementara pada ayah, anak dapat belajar ketegasan, sifat maskulin, kebijaksanaan, keterampilan kinestetik, dan kemampuan kognitif.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa peran ayah dalam pengasuhan anak tidak boleh diabaikan. Kontribusi ayah dalam memberikan stimulasi fisik, interaksi bermain, dukungan emosional, dan pembentukan karakter memberikan dampak yang besar dalam perkembangan anak. Oleh karena itu, penting untuk mengakui dan mendorong keterlibatan aktif ayah dalam proses pengasuhan anak untuk menciptakan lingkungan yang seimbang dan mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya