Liputan6.com, Jakarta Kata bijak bahasa Jawa Kromo Inggil merupakan ungkapan yang penuh makna mendalam. Kata-kata ini tidak hanya membangkitkan semangat dan rasa syukur, tetapi juga mengandung kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Terdapat banyak kosa kata dalam bahasa Jawa Kromo Inggil yang dapat digunakan, dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan inspirasi dan motivasi.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Salah satu kata bijak bahasa Jawa Kromo Inggil adalah "Yen mantra, dulurnya kerisik, yenantang ajong keroso," yang artinya "Jika ada kebaikan, hadirkanlah dengan sepenuh hati dan jangan pernah menyesal." Ungkapan ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menyesali setiap kebaikan yang telah kita lakukan. Dalam kehidupan yang penuh dengan kesulitan, kita harus tetap semangat dan selalu berterimakasih atas apa yang kita miliki.
Selain itu, ada juga kata bijak bahasa Jawa Kromo Inggil yang mengajarkan tentang rasa syukur, yaitu "Reh menyang njero kendel, reh menyang nduwurang kunthul." Artinya, "Hargai apa yang ada, jangan meremehkan apapun." Ungkapan ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur, atas segala hal yang telah kita miliki. Rasa syukur yang kuat akan membantu kita mencapai kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup.
Ungkapan bijak dalam bahasa Jawa Kromo Inggil tidak hanya merupakan rangkaian kata-kata yang indah, tetapi juga merupakan nilai-nilai kehidupan yang memberi inspirasi dan motivasi. Berikut ini kumpulan kata bijak bahasa Jawa Kromo Inggil yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (6/3/2024).
Kata Bijak Kromo Inggil, Ajarkan Kearifan dan Kebijaksanaan
1. "Turu sore, semerek hangregeg. Kowe sing lumur iki, diweh manahing ati." (Sangat beruntung saat petang, terus bersyukur pada keberuntungan yang kamu miliki).
2. "Ing tumindak urip, dadi tuku pepada sewu ladete." (Dalam menjalani hidup, selalu berhati-hati karena kesalahan sekecil apapun dapat berakibat besar).
3. "Konsa iku kramane." (Mencintai orang lain adalah sebentuk kebijaksanaan).
4. "Iya sabar mring kahananing Gusti." (Kesabaran adalah bentuk penghormatan kepada Tuhan).
5. "Orang lilin ilang pancen wuni, sing muksiur kudune." (Orang lidi hilang karena terbakar, tetapi yang tersisa adalah orang yang terluka).
6. "Ojo mangan mriki, nggregeti nang ati." (Jangan hanya makan disini, tapi masukkan dalam hati).
7. "Urip iku mung mampir ngombe." (Hidup ini hanya berlalu sebentar).
8. "Ojo agawe golek-golek asih, kang maneh disirami luluh." (Jangan membuat kesalahan dan menyakitkan hati, karena bisa merusak hubungan yang mendalam).
9. "Dhahar hukum, asih hukum luwih." (Jangan hanya mempertimbangkan hukum manusia, tetapi juga hukum kasih sayang).
10. "Sak setya, luwih dhuwe kawruh ketimbang kowulane." (Dalam cinta, memiliki pengetahuan adalah lebih penting daripada memiliki harta).
11. "Ngelmu iku pinisian dudu ajiniring baya." (Pengetahuan bukan tentang jumlah usia).
12. "Sidak wicara, ana wicara, lan entuk wicara." (Berpikir sebelum berbicara, bicarakan sebelum mendapatkan, dan memiliki kata-kata yang baik).
13. "Sepisan urip soko ugi. Dewe pisan kang nduweni." (Semua hidup adalah milik Tuhan. Namun, kita perlu menjaga hidup kita dengan baik).
14. "Opo mung kang lampah, nanging kang ati." (Bukan hanya terlihat baik, tetapi juga hati yang benar-benar baik).
15. "Santosa sarta pasrah iku anak Pandhita." (Ketenangan dan penerimaan adalah perbuatan seorang bijak).
16. "Nopo mung mumetake pirang- pirang dagingmune derung tuku?" (Mengapa khawatir tentang beberapa daging saat kita belum membelinya).
17. "Anak turu sore nyuwaya wis mangan." (Seorang anak yang tidur siang tidak akan lapar di sore hari).
18. "Panjaluking tutur, divya kupinging dangu." (Menyebarkan kata-kata yang baik, bisa ditempatkan di telinga seseorang yang benar).
19. "Hewan ya iku siyaga wedi." (Binatang adalah teman setia).
20. "Dene nasibmu siapa sing ngeratos, sindhekate daene setya miturut." (Tapi, pilihanmu adalah memilih seseorang yang selalu berusaha).
21. "Hukuman ning Golongane dadi pangujes." (Hukuman di dunia ini adalah sebagai ujian kemuliaan).
22. "Sepisan perang wolu, kanthong kang kisah kuwat." (Semua perang tak jujur, apapun pendapat yang benar dan bijaksana akan tetap kuat).
23. "Senajan gedhong, tengah wux wengi." (Meski besar, namun tetap saja gelap saat malam).
24. "Moco wektu sakdurunge cedhak, nongko wektu sakdurunge omong." (Berikan ruang untuk berpikir sebelum bertindak, dan jangan berbicara sebelum berpikir).
25. "Sak bengi katutupi sandhang marga." (Setiap malam adalah jendela untuk menutup mata kamu).
26. "Nopo mung ngantungake kathah? Yen sampun ngucapake kok nggoleki nyawane." (Ngantungake kathah? Atau ngene- ngene sadare wanita).
27. "Dudu jalaran siyo geulis dulur. Ning ngremboko tibo angel angel." (Karena bukan hanya karena kecantikan, tetapi karena hati yang murni).
28. "Sepisin uripe wasis aja disinggahi nyatane wus diaputa tepa asil." (Hidup ini sebentar, dan semua tindakan itu akan berbuah panjang).
29. "Rameeting katutupi jelek, metu java yen katutupi ketus." (Jawablah dengan bijak bahkan ketika berbicara tentang kejelekan).
30. "Menawi awit pangaksami kabeneran bebarengan karo atos ilmu.” (Jika kita kehilangan kebenaran, kita akan kehilangan kebijaksanaan yang kuat).
Advertisement
Kata Bijak Kromo Inggil, Penuh Semangat
1. "Yen durung sampun dipetak angin, yen durung sampun dipetak getih, yen durung sampun dipidak banteng. Ora ono dustane, ora biso digoleki." (Jika belum terbukti di udara, belum terbukti di tanah, belum terbukti di lautan. Tidak ada dustanya, tidak bisa diragukan.)
2. "Ing sawijining pangandika, ana sasmita kang agung. Aja ngendika, aja agribik, aja agaksara, aja akitik." (Dalam setiap perkataan, ada amanat yang agung. Jangan mengatakan, jangan mengeluh, jangan melupakan, jangan menyakiti.)
3. "Anteng-anteng dudu jaminan sukses, atiku soko mau tan." (Ketenangan bukan jaminan kesuksesan, keberanian berasal dari dalam hati.)
4. "Sadurunge awas, lar toto minantu wis risik, risik mangan lakune ojo risik nambani." (Sebelum berperilaku dengan sembarangan, pikirkanlah tentang konsekuensinya, karena konsekuensi makan buahnya, jangan hanya mencicipi.)
5. "Bilih adoh panganan, pijine ho hisap pinang." (Jika makanan tidak ada, cukuplah merasakan aroma pinang.)
6. "Lek mesti metu edan, kreatif ambek gawe." (Jika harus keluar rumah saat pandemi, jadilah kreatif dalam bekerja.)
7. "Pada kang remen remen arep parani parani minggat alam." (Orang yang suka rukun ingin hidupnya tenang dan damai.)
8. "Urip mesti tansah teguh, mlayu ora seneng ora tresno ora gelogatan." (Hidup harus selalu berdiri teguh, tidak terpengaruh oleh kesenangan, cinta, atau kegelisahan.)
9. "Urip kudu ngandika, nduweni sumber ala." (Hidup harus berbicara, memiliki sumber pencapaian.)
10. "Ndiket piwalesan, awal ugal-ugalan, sare akeh ilangane." (Pada saat yang berat, jangan bersikap seenaknya, banyak yang bisa hilang.)
11. "Ora biso mikir apa kang menawa kowe ora pada sakben." (Tidak bisa berpikir apa-apa jika kamu tidak tenang.)
12. "Kepranan kaya kera, kinantu kaya gembel." (Keserakahan seperti monyet, tidak tahu tanda diri seperti gelandangan.)
13. "Urip ikon gawe, sing ora nglakon kaya wong numpang." (Hidup adalah bekerja, yang tidak bekerja seperti orang mengamen.)
14. "Urip iki mung isun, tangga ono tak satelit." (Hidup ini hanya sekali, tidak ada jaminan hidup ke depan.)
15. "Urip iki pancen jenenge risiko, kudu dijalani lan diisi tak sedhih seng benere." (Hidup ini memang namanya risiko, harus dijalani dan diisi dengan yang benar.)
16. "Urip iki sempatta mlobi lagi gegayuhan wae." (Hidup ini sementara, jadi berusaha saja selama mampu.)
17. "Urip ndhalang gigire, luwih nguripi luwih mangan." (Hidup ini bagai gigi, semakin dikunyah semakin banyak yang dimakan.)
18. "Urip iki gak guna maneh, kowe ora risik koyo ngombe."
19. (Hidup ini tidak ada gunanya, jika kamu tidak berani seperti minum.)
20. "Urip iki tak urip ya usaha, tak dadani ya rezeki." (Hidup ini adalah bekerja, yang diusahakan adalah rezeki.)
21. "Seng bali ketaman, seng jawa keturunan." (Yang pulang ke taman adalah yang Jawa sejati.)
22. "Yen durung sampun kepanggih, yen durung sampun klambi." (Jika belum saling menemui, jika belum saling memahami.)
23. "Yen durung sampun disebut yasan, yen durung sampun disebut budi." (Jika belum disebut adil, jika belum disebut bijaksana.)
24. "Toro karo peksa, ado karo kesaktian." (Berbicara dengan tindakan, beraksi dengan kekuatan.)
25. "Yen durung sungkawa, yen durung orak-arik, yen durung pelot, wancine sugih jaya." (Jika belum celaka, jika belum meraih kesuksesan, jika belum melanjutkan, jangan beri penghargaan.)
26. "Seng bali kataman sipat, seng Jawa ketaman mrantaka." (Yang pulang ke taman adalah yang pandai, yang Jawa adalah yang berjuang.)
27. "Sadurunge pada sampurna, racak wis nyelekit, dene kowe ra beda karo wong biasa." (Sebelum menjadi sempurna, akan ada rasa sakit, dan kamu tidak akan berbeda dengan orang biasa.)
28. "Jroning ati ana kang rumasuk, ing kancamu ana kang metu." (Di dalam hati ada yang hancur, di luar kamu ada yang sukses.)
29. "Patut diingat, ati sebelum lambekan catur." (Apa yang ada di hati harus diingat sebelum mengerjakan kejahatan.)
30. "Ketambin ucul kang dipituti, lamun sajroning ati lorong ditantang." (Untaun lalampahan itu pada alasan menghibur, tetapi ketika dalam hati terasa sakit perlu menjadi perhatian.)
Kata Bijak Kromo Inggil, Penuh Semangat dan Rasa Syukur
1. "Selah-Lelah kang paling akeh pepunden ambegan kersaning Wengi." (Kelelahan adalah tantangan terbesar di malam hari.)
2. "Ora pisan nganti ubehe dewe." (Tidak ada yang terlalu sulit hingga bisa diselesaikan.)
3. "Aja aweh kang prabawan iki, mawa adoh deto." (Jangan menyerah, keberanian membawa keberuntungan.)
4. "Aja dadi tugu kang dumegumi, jenengmu pitakon ing ngarepke dewe." (Jangan menjadi tiang yang tebal, namun nama masih diperdebatkan.)
5. "Mangsa wis kentrung, aja ora gelem kentrung nanging jarene nyuwun ketawa." (Meskipun berat, jangan melupakan tawa.)
6. "Ati aku loro kang bakal kari wengi, jare sakiting ati ugi bakal kari kang wengi." (Hati yang kosong akan merasa gelap, tapi hati yang gembira akan menerangi gelapnya malam.)
7. "Ora mangan asu kang okan sang ang, wis kandani ora gelem" (Jangan makan anjing yang menyalak, tetapi bukan berarti tidak bisa bercanda.)
8. "Ora keno, ora paleh no pesenen." (Tidak khawatir, tiada rintangan yang tidak bisa diatasi.)
9. "Nginggil yen sinau, nemokake ora susahe, sing durung sinau, nemokake ora popose." (Jangan takut belajar, temukanlah keberhasilan di sana, tidaklah susah untuk mencoba, dan tidaklah mustahil untuk mencapai.)
10. "Tresno anane tumrap koyo katresnan." (Cinta adalah seperti wajah yang harus diketahui.)
11. "Ora sesambat kangmu ora iso rumiyin jroning ati." (Jangan bermain-main denganmu, tidak bisa kugambarkan dalam hati.)
12. "Kudu utowo sing ana mung Wengi, tresna ora beda dening njero ati." (Tidak peduli siang atau malam, cinta itu sama dalam hati.)
13. "Ora badhe mbaho atimu beda dhewe." (Tidak akan mengolok-ngolok perasaanmu sendiri.)
14. "Ora ana windsu tunggal kang ora obah tur ora bisa dibencani." (Tidak ada seorang pun yang tidak adil dan tidak bisa dibenci.)
15. "Ora ana ano-tayang wus kemuce wus poro." (Tidak ada orang yang tidak berpendidikan.)
16. "Ragane dewe adoh akeh krungu, siro romo macak petheng kang udanu." (Tubuhmu meskipun terdengar, seperti hujan yang mengalir dari atap rumah.)
17. "Lan toto ndalu koyo tansah loro, enget kada ana kelono." (Kakek-nenek selalu mengerti satu sama lain, jangan pernah bergaduh.)
18. "Aja beda takon, aja ora mbayangaken yen bali." (Jangan bertanya, jangan mencoba lagi.)
19. "Ora mung byangan tan amrala, mawa gerenti dening eling." (Tidak hanya menjanjikan tanpa tindakan, berikanlah jaminan dengan perhatian.)
20. "Tombak sing punggung reput." (Tongkat yang penuh dahak.)
21. " Sabar Wae, Ora wenehi unggul dingin-dingin." (Bersabarlah, jangan mengharapkan yang lebih pada musim dingin.)
22. "Dudu masih lanang apa wadon sing kuat, nanging uger-ugere wadon." (Tidak ada laki-laki atau perempuan yang kuat, tapi harus kuat.)
23. "Ora ana lanjaran sing tidak jelas ana karepe wae." (Tidak ada kelanjutan yang jelas, tetapi hanya ada harapan.)
24. "Opo mung dudu bisa mbedhah lan ngundang cinta sing terus sikdur." (Tidak apa-apa tidak memahami dan mencari cinta yang terus berlangsung.)
25. "Rasuah ing pemilihan cannot dihukum lan ngembongi yuta rasa." (Suap dalam pemilihan tidak bisa dihukum dan menggandakan rasa syukur.)
26. "Mulyaning muwasan ora duwe unsur kena banteng." (Keindahan matahari terbit tidak perlu dijelaskan dengan unsur yang berbahaya.)
27. "Kowe iso kondur saking gedêndhel, utowo iso sing duwur." (Kamu bisa turun dari pohon besar atau naik ke pohon tinggi.)
28. "Menowo sira mnis roso kasunyatan, utowo sinau kurang utama dadi jenenge." (Jika Anda merasa perlu, belajarlah dan jadilah seseorang yang penting.)
29. "Elemen sing padha ngetanaken klasik, sing owah amarga jaman. Nanging aku bisane pie." (Elemen yang sama menjadikan klasik, tetapi tidak begitu karena waktu. Tetapi saya mengerti bagaimana.)
30. "Kang diartin kelem tengen lamun ae podho pancen sak amarga iku manjing tak kemebeni." (Yang berarti kelahi di bagian atas hanya saja sama karena itulah yang membuatku marah.)
Advertisement