Doa Kubur yang Dibaca Rasulullah Saat Berziarah, Begini Adabnya

Dalam Islam doa kubur juga menjadi pengingat kematian, sebuah realitas yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 12 Mar 2024, 13:35 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2024, 13:35 WIB
[Bintang] ilsutrasi makam
ilustrasi makam

Liputan6.com, Jakarta Doa kubur adalah sebuah rangkaian doa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan ziarah dalam tradisi Islam. Baik untuk orang yang baru saja meninggal maupun yang sudah lama tiada, doa ini menjadi wujud penghormatan dan pendoaan bagi yang telah berpulang.

Dalam Islam doa kubur juga menjadi pengingat kematian, sebuah realitas yang tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Dengan membaca doa ini, umat Muslim diingatkan akan kedalaman makna hidup dan akhirat serta akan pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan ketakwaan kepada Allah. Melalui doa ini, umat Islam diingatkan akan pentingnya menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama dan melakukan amal baik yang akan menjadi bekal di kehidupan setelah kematian.

Selain itu, doa kubur juga merupakan bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal dunia. Dengan mendoakan mereka, seorang Muslim mengakui nilai-nilai dan jasa-jasa yang pernah diberikan oleh orang yang telah berpulang, serta berharap agar roh mereka mendapatkan kedamaian dan rahmat dari Allah. Berikut bacaan doa kubur yang dicontohkan Rasulullah saat berziarah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/3/2024).

Ziarah Sebagai Amalan yang Dianjurkan Rasulullah

Ziarah Kubur Jelang Ramadhan di TPU Rorotan
TPU Rorotan menjadi TPU khusus bagi jenazah Covid-19 setelah TPU Pondok Ranggon tak lagi mampu menampung jenazah warga yang meninggal akibat penyakit ini. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam kitab Shahih Muslim dijelaskan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ atau komplek pemakaman para sahabat di Madinah yang kini juga menjadi makam Rasulullah sendiri, Beliau mengucapkan salam pada penduduk makam dengan kalimat berikut,

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ 

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn 

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.

Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung. 

Rasulullah SAW juga mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip,

 السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn 

Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan (yang telah mendahului dan akan menyusul) kami.  Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian. 

Urutan Bacaan Doa Ziarah Kubur yang Dianjurkan

Tradisi Ziarah Kubur di Momen Idul Fitri
Warga memanjatkan doa saat berziarah ke makam kerabat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kemiri, Rawamangun, Jakarta, Minggu (23/4/2023). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Imam Nawawi melalui kitab Al-Adzkâr menjelaskan, umat muslim yang berziarah disunahkan  memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia. Ziarah dianjurkan dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang saleh. Berikut adalah urutan doa kubur yang dianjurkan untuk dibaca saat berziarah.

1. Ucapkan salam seperti yang dicontohkan Rasulullah

2. Istigfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi

Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.

3. Surah Al-Fatihah 3x

4. Surah Al-Ikhlas 3x

5. Surah Al-Falaq 3x

6. Surah An-Nas 3x

7. Ayat Kursi

8. Surah Yasin

9. Tahlil, zikir, dan salawat

10. Doa ziarah kubur

Berikut bacaan doa kubur untuk mendoakan kedua orang tuanya yang sudah tiada. 

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا 

 Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā

Artinya: Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil

Ada pula doa permohonan ampunan yang diajukan kepada Allah untuk umat Islam secara umum dan khususnya kepada kedua orang tua, guru, mereka yang berjasa, dan mereka yang memiliki hak tertentu atas diri kita yang belum sempat terselesaikan karena beberapa hal.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا 

Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddātinā, wa asātidzatinā, wa mu‘allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā.

Artinya: Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.

Bacaan doa dapat dilanjukan dengan memohon rahmat, ampunan, dan syafaat bagi sesama muslim. 

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. 

Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa‘fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.   

Artinya: Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.   

11. Doa sapu jagat

Doa untuk kedua orang tua yang telah meninggal ada baiknya ditutup dengan doa sapu jagad, shalawat nabi, dan pembacaan Surat Al-Fatihah. 

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ … 

Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. 

Artinya: Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. 

Kemudian dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihan

Adab Berziarah Seperti yang Dicontohkan Rasulullah

Ziarah Kubur di Tengah Pemakaman Korban Covid-19
Warga berziarah dengan latar belakang pemakaman korban Covid-19 di TPU Srengseng Sawah 2, Jagakarsa, Jakarta, Senin (17/5/2021). Hari ini seluruh TPU di wilayah DKI dibuka untuk umum dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan pengunjung dan waktu berziarah. (merdeka.com/Arie Basuki)

1. Mengucapkan salam

Rasulullah SAW mencontohkan bahwa mengucapkan salam kepada penghuni kuburan adalah sunnah yang dianjurkan. Dengan salam, kita memberikan penghormatan kepada mereka dan menyatakan kebaikan serta keinginan untuk mendapat keselamatan. Rasulullah SAW mengajarkan ucapan salam khusus untuk penghuni kuburan, sebagai bentuk penghormatan dan doa.

2. Tidak Memakai Alas Kaki di Kuburan

Disunnahkan untuk tidak memakai alas kaki saat berjalan di atas kuburan sebagai bentuk penghormatan pada penghuni kuburan. Sebagaimana dalam dijelaskan sebuah hadits,

يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَكَ! فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُوْلَ اللهِ، خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

Artinya: Wahai orang yang memakai sendal, celaka engkau, lepaslah sandalmu! Lalu orang itu melihat dan tatkala dia mengetahui (bahwa yang menegurnya adalah) Rasulullah SAW maka dia melepas dan melempar sandalnya, (HR. Abu Daud).

Namun, jika tanah kuburan itu bertanah panas, basah, dan sebagainya, maka dibolehkan untuk memakai sandal.

3. Membaca Surat Pendek

Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca surat-surat pendek ketika melakukan ziarah kubur. Dengan membaca surat pendek, kita mendapatkan pahala dan mengirimkan doa serta rahmat kepada penghuni kuburan.

4. Mendoakan Mayat

Rasulullah berziarah ke kuburan sahabatnya untuk memohon ampunan untuk mereka. Dibolehkan untuk mengangkat tangan ketika mendoakan mayat dan disarankan untuk menghadap kiblat. Menangis saat melakukan ziarah kubur diperbolehkan karena Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika melakukan ziarah kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan hingga meratap atau meraung-raung.

5. Tidak Duduk dan Berjalan di Atas Kuburan

Rasulullah SAW menegaskan agar tidak duduk atau berdiri di atas kuburan, karena hal ini dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas dan tidak menghormati tempat yang suci. Sebagai gantinya, dianjurkan untuk berjalan di samping atau di antara pusara-pusara kubur.

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim:

لأنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ، فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

Artinya: Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur. (HR. Muslim).

6. Menyiram Air

Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk menyiram air di atas pusara kuburan saat berziarah. Hal ini merupakan tindakan penghormatan dan simbolis dari rasa kasih sayang serta perhatian terhadap penghuni kuburan.

أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء

Artinya: Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya. (HR. Abu Daud).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya