Cerebral Palsy Adalah Lumpuh Otak, Ini Gejala, Penyebab dan Pencegahannya

Pengertian, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan Cerebral palsy

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 04 Apr 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2024, 13:00 WIB
Isi Momen Kemerdekaan, Penyandang Cerebral Palsy di NTB Terima Bantuan Kursi Roda
Isi Momen Kemerdekaan, Penyandang Cerebral Palsy di NTB Terima Bantuan Kursi Roda. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Cerebral palsy adalah kondisi medis kompleks yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi otot pada anak-anak dan orang dewasa. Cerebral palsy adalah kelompok gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada otak yang belum matang dan berkembang, sering kali terjadi sebelum lahir atau selama proses persalinan. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan cerebral palsy, pengobatan yang tepat dan terapi yang diberikan oleh tim perawatan medis dapat membantu meningkatkan fungsi harian pengidapnya. 

Cerebral palsy adalah kondisi yang memerlukan perawatan seumur hidup dengan pendekatan holistik dan melibatkan berbagai spesialis kesehatan. Cerebral palsy adalah penyakit yang memiliki gejala yang beragam, termasuk gangguan koordinasi, bicara, perkembangan, dan seringkali juga memengaruhi fungsi-fungsi lain dalam tubuh. Meskipun penyebab pasti cerebral palsy belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risikonya telah diidentifikasi. 

Pencegahan cerebral palsy juga dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti menjaga kesehatan selama kehamilan, menghindari asupan tertentu, dan mempraktikkan keselamatan umum yang baik. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang cerebral palsy dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi angka kejadian kondisi ini. 

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan Cerebral palsy, pada Kamis (4/4).

Apa Itu Cerebral Palsy?

Ilustrasi pengidap cerebral palsy
Ilustrasi pengidap cerebral palsy. (Photo Copyright by Freepik)

Cerebral Palsy atau lumpuh otak adalah sebuah kondisi medis yang terjadi karena adanya gangguan pada otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi otot. Kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai aspek, termasuk penglihatan, pendengaran, dan sensasi pada individu yang mengalaminya.

Kerusakan pada otak yang belum matang dan berkembang seringkali menjadi penyebab utama terjadinya cerebral palsy. Kerusakan ini dapat terjadi sebelum lahir, terutama selama masa kehamilan. Namun, tidak jarang juga cerebral palsy terjadi akibat faktor-faktor lain, seperti saat proses persalinan atau dalam tahun-tahun pertama pasca kelahiran.

Cerebral palsy seringkali ditandai dengan gangguan gerakan yang berhubungan dengan refleks yang berlebihan, kekakuan atau kelenturan anggota tubuh dan badan. Selain itu, penderita cerebral palsy juga dapat menunjukkan tanda-tanda lain, seperti postur tubuh yang tidak biasa, gerakan yang tidak disengaja, kesulitan dalam berjalan yang stabil, atau kombinasi dari gejala-gejala tersebut.

Dampak cerebral palsy pada setiap individu dapat bervariasi, mulai dari gangguan gerakan ringan hingga parah yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pengelolaan kondisi ini biasanya melibatkan tim medis yang terdiri dari berbagai spesialis, seperti dokter anak, fisioterapis, ahli terapi wicara, dan lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian penderita cerebral palsy.

Apa Saja Penyebab Cerebral Palsy?

Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral palsy disebabkan adanya kerusakan otak. (Foto: Unsplash/Jonathan Borba)

Penyebab dari kondisi cerebral palsy, yang merupakan gangguan perkembangan otak yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot, dapat bervariasi dan belum sepenuhnya dipahami dengan jelas. Kondisi ini seringkali terjadi saat anak masih dalam kandungan, dan sekitar 90% kasus cerebral palsy teridentifikasi sebagai penyakit bawaan lahir.

Beberapa faktor yang diduga berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy pada anak adalah sebagai berikut:

  1. Infeksi Virus pada Ibu Hamil: Ibu hamil yang terinfeksi virus tertentu, seperti virus herpes, toksoplasmosis, atau virus zika, dapat mengalami risiko lebih tinggi dalam melahirkan anak dengan cerebral palsy. Infeksi ini dapat memengaruhi perkembangan otak janin dalam kandungan.
  2. Mutasi Genetik: Adanya mutasi genetik tertentu pada individu atau keluarga tertentu juga dapat menjadi faktor risiko untuk cerebral palsy. Faktor genetik ini dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf pada anak.
  3. Kurangnya Pasokan Oksigen saat Persalinan: Bayi yang tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup selama proses persalinan dapat mengalami kerusakan pada otaknya, yang pada gilirannya dapat menyebabkan cerebral palsy. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti komplikasi selama persalinan atau masalah dengan tali pusat.
  4. Kelahiran Prematur: Bayi yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cerebral palsy. Kondisi ini terkait dengan kemungkinan kurangnya kematangan sistem saraf bayi yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
  5. Komplikasi Persalinan: Komplikasi yang terjadi selama proses persalinan, seperti kelahiran dengan bantuan alat atau adanya tekanan yang berlebihan pada kepala bayi, dapat mengakibatkan kerusakan pada otak yang memicu cerebral palsy.
  6. Cedera atau Infeksi pada Otak: Bayi yang mengalami cedera pada otak, misalnya akibat kecelakaan atau perdarahan pada otak, juga berisiko mengembangkan cerebral palsy. Selain itu, kondisi seperti meningitis pada bayi juga dapat menyebabkan kerusakan otak yang berujung pada cerebral palsy.

Meskipun faktor-faktor di atas diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy, namun peran masing-masing faktor ini dapat bervariasi pada setiap kasus cerebral palsy yang berbeda. Oleh karena itu, diagnosis dan pengelolaan kondisi ini memerlukan pendekatan yang individual dan melibatkan tim medis yang terlatih.

Apa Saja Gejala Cerebral Palsy?

Faktor Risiko Cerebral Palsy
Faktor risiko cerebral palsy dapat terjadi saat hamil serta infeksi saat bayi lahir. (Foto: Unsplash/Christian Bowen)

Cerebral Palsy merupakan kondisi medis yang memiliki gejala yang sangat beragam pada anak-anak, tergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut. Gejala-gejala cerebral palsy umumnya terkait dengan gangguan koordinasi, bicara, perkembangan, dan seringkali juga memengaruhi fungsi-fungsi lainnya dalam tubuh.

Gangguan Koordinasi dan Gerakan:

  • Gerakan refleks yang berlebihan seperti tersentak-sentak, tremor, atau gerakan tidak terkontrol lainnya seringkali menjadi gejala utama cerebral palsy.
  • Otot yang kaku dan sering mengalami kejang dapat mengganggu kemampuan anak untuk melakukan gerakan dengan lancar.
  • Sindrom ataksia, yang ditandai dengan lemahnya koordinasi dan keseimbangan otot, juga dapat terjadi pada penderita cerebral palsy.
  • Adanya kecenderungan gerakan condong yang dilakukan hanya pada satu sisi tubuh, seperti saat anak merangkak menggunakan satu kaki dan menyeret kaki lainnya, juga merupakan gejala yang umum terjadi.

Gangguan Bicara dan Makan:

  • Kesulitan atau keterlambatan dalam berbicara adalah salah satu gejala yang sering terkait dengan cerebral palsy.
  • Gangguan dalam mengunyah dan menelan makanan juga dapat terjadi, serta produksi air liur yang berlebihan.

Gangguan Perkembangan:

  • Anak dengan cerebral palsy sering mengalami disabilitas intelektual, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam memahami pelajaran dan melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Pertumbuhan fisik yang terhambat juga sering terjadi, sehingga berat badan dan tinggi badan anak dapat berada di bawah batas normal.
  • Kesulitan dalam memahami pelajaran seperti mengeja huruf atau melakukan perhitungan sederhana juga merupakan gejala yang dapat muncul.

Gangguan Lain:

  • Kejang atau epilepsi seringkali terkait dengan cerebral palsy, serta gangguan pendengaran atau mata juling karena adanya gangguan pada otot mata.
  • Gangguan pencernaan atau perkemihan, seperti sembelit atau inkontinensia urine, juga dapat terjadi.
  • Gangguan mental seperti gangguan emosional dan perilaku juga bisa muncul sebagai bagian dari gejala cerebral palsy. 

Dengan gejala yang beragam seperti ini, pengelolaan cerebral palsy memerlukan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai spesialis medis untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu anak.

 

 

Bagaimana Pengobatan Cerebral Palsy?

Pengobatan cerebral palsy memerlukan perawatan seumur hidup dan melibatkan tim perawatan medis yang terdiri dari berbagai spesialis. Tim perawatan ini mencakup dokter anak atau spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (fisioterapi), ahli saraf pediatrik, terapis, dan spesialis kesehatan mental.

Obat-Obatan

Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan cerebral palsy, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengurangi ketegangan otot, mengobati rasa sakit, dan mengelola komplikasi lainnya. Contohnya adalah suntikan botulinum toxin (Botox) untuk mengendurkan otot tertentu, obat relaksan otot mulut, dan obat untuk mengurangi produksi air liur berlebihan.

Terapi

  1. Terapi Fisik: Terapi ini meliputi latihan otot untuk meningkatkan kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan mobilitas anak. Selain itu, orang tua juga dilibatkan untuk mempelajari cara merawat kebutuhan sehari-hari anak dengan aman di rumah.
  2. Terapi Wicara dan Bahasa: Ahli patologi wicara-bahasa membantu anak meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi, serta mengatasi kesulitan makan dan menelan.
  3. Terapi Rekreasi: Aktivitas rekreasi seperti olahraga adaptif dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik, bicara, dan kesejahteraan emosional anak.

Prosedur Operasi

Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi ketegangan otot atau memperbaiki kelainan tulang yang disebabkan oleh spastisitas. Contohnya adalah bedah ortopedi untuk mengatasi kontraktur atau kelainan bentuk yang parah, serta memotong serabut saraf jika perawatan lain tidak efektif.

Perawatan Lainnya

Dokter juga dapat merekomendasikan obat-obatan untuk mengatasi gejala seperti kejang, nyeri, kondisi kesehatan mental, dan masalah lain seperti tidur, kesehatan mulut, nutrisi, inkontinensia kandung kemih, penglihatan, atau pendengaran.

Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, perawatan cerebral palsy dapat membantu meningkatkan fungsi harian dan kualitas hidup pengidapnya. Pemantauan teratur dan konsultasi dengan tim perawatan medis sangat penting untuk merencanakan perawatan yang tepat dan efektif bagi setiap individu yang mengalami cerebral palsy.

Apa saja Upaya Pencegahannya?

Pencegahan cerebral palsy merupakan bagian penting dalam perawatan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil dan calon ibu. Meskipun sebagian besar kasus cerebral palsy tidak dapat dicegah sepenuhnya, langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan selama kehamilan dan meminimalkan kemungkinan komplikasi yang dapat menyebabkan cerebral palsy:

Lakukan Vaksinasi:

Mendapatkan vaksinasi sebelum hamil, terutama terhadap penyakit seperti rubella, sangat penting. Infeksi rubella selama kehamilan dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin dan berpotensi meningkatkan risiko cerebral palsy. Oleh karena itu, pastikan untuk mendapatkan vaksinasi yang direkomendasikan sebelum memulai kehamilan.

Periksakan Kehamilan secara Berkala:

Mengunjungi dokter secara teratur selama kehamilan sangat penting untuk memantau perkembangan janin dan mencegah komplikasi yang dapat menyebabkan cerebral palsy. Pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan infeksi yang dapat memengaruhi kesehatan janin.

Hindari Asupan Tertentu:

Menghindari konsumsi alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang selama kehamilan sangat penting. Zat-zat tersebut telah terbukti berkaitan dengan risiko cerebral palsy dan berbagai komplikasi lainnya pada janin. Memastikan pola makan yang sehat dan mengikuti anjuran dokter mengenai suplemen yang diperlukan juga membantu menjaga kesehatan janin.

Praktikkan Keselamatan Umum yang Baik:

Pencegahan cedera kepala pada anak merupakan langkah penting dalam mencegah cerebral palsy yang disebabkan oleh faktor eksternal. Memastikan anak menggunakan perlindungan yang tepat, seperti helm saat bersepeda atau bermain olahraga eksternal lainnya, dapat membantu mencegah cedera kepala yang dapat berdampak pada otak.

Melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak, dapat membantu mengurangi risiko terjadinya cerebral palsy. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berwenang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang langkah-langkah pencegahan yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya