Liputan6.com, Jakarta - Cara mengecek DBD pada anak memerlukan perhatian khusus, terutama karena gejala demam berdarah pada anak dan bayi bisa berbeda dengan orang dewasa. Menurut dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A., Dokter Spesialis Anak RS UNS, melansir dari situs website resminya, ungkap daya tahan tubuh anak yang belum kuat dan lingkungan yang rentan membuat mereka lebih mudah terkena DBD.
Baca Juga
Advertisement
Gejala awal DBD pada anak, seperti yang dijelaskan oleh dr. Debby, meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan tulang, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Jika anak mengalami gejala tambahan seperti muntah, nyeri perut hebat, perdarahan, tidak bisa makan atau minum, atau Buang Air Kecil (BAK) yang berkurang, orang tua harus segera membawa anak ke dokter.
Pada fase kritis DBD, biasanya pada hari ke-4 hingga ke-6 demam, gejala bisa memburuk meskipun suhu tubuh anak mulai turun. Perdarahan hebat, muntah, dan nyeri perut hebat bisa terjadi, dan jika tidak segera ditangani, dapat berujung pada kondisi syok dan kematian.
Gejala DBD pada bayi sering kali lebih sulit dikenali karena mereka belum bisa mengkomunikasikan apa yang dirasakan. Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI, menyebut gejala DBD pada bayi termasuk demam tinggi, munculnya bintik merah pada kulit karena penurunan trombosit, bayi yang sering rewel atau menangis, muntah lebih dari tiga kali dalam sehari, dan perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah napas cepat akibat plasma darah yang merembes ke paru-paru.
Orang tua harus segera mencari perawatan medis jika bayi mengalami gejala-gejala ini, karena keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal. Cara mengecek DBD pada anak dan bayi membutuhkan perhatian terhadap gejala-gejala tersebut dan segera mencari perawatan medis jika ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan.
Berikut Liputan6.com ulas penjelasan lengkap cara mengecek DBD pada anak dan bayi, Minggu (28/4/2024).
1. Mengukur Demam
Salah satu cara mengecek DBD pada anak adalah dengan memantau suhu tubuhnya. Demam tinggi, biasanya di atas 38 derajat Celsius, adalah gejala umum DBD. Pada bayi, suhu bisa mencapai 40 derajat Celsius. Demam yang berlangsung 2-7 hari dengan pola naik-turun (sering disebut sebagai demam pelana kuda) bisa menjadi indikasi DBD. Jika anak mengalami demam tinggi, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
2. Memeriksa Bintik Merah pada Kulit
Bintik merah pada kulit, dikenal sebagai petechiae, sering terjadi pada anak yang terkena DBD. Bintik ini disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit dalam darah. Untuk mengecek apakah bintik merah ini terkait DBD, coba renggangkan kulit di sekitar bintik merah. Jika bintik tersebut tetap ada, ini bisa menjadi tanda DBD dan perlu penanganan medis segera.
3. Mengamati Perilaku Anak
Perubahan perilaku seperti gelisah, rewel, dan sering menangis bisa menjadi cara mengecek DBD pada anak. Demam yang tinggi dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, dan bayi atau anak kecil mungkin tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara verbal. Jika anak terlihat tidak tenang dan rewel selama demam, periksakan ke dokter untuk memastikan apakah ini gejala DBD atau penyakit lain.
4. Memantau Muntah dan Nyeri Perut
Kemudian, cara mengecek DBD pada anak dari muntahnya. Muntah lebih dari tiga kali dalam sehari, terutama jika disertai nyeri perut hebat, adalah gejala DBD yang perlu diperhatikan. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan lemas, yang dapat memperburuk kondisi anak. Jika anak mengalami muntah dan nyeri perut yang parah, segera cari perawatan medis untuk mencegah kondisi yang lebih serius.
Advertisement
5. Memeriksa Tanda Perdarahan
Cara mengecek DBD pada anak selanjutnya pada perdarahannya. Perdarahan adalah gejala serius DBD yang bisa terjadi dalam bentuk gusi berdarah, mimisan, atau darah dalam tinja atau urine. Perdarahan menunjukkan bahwa DBD mulai mempengaruhi sistem pembuluh darah anak. Jika muncul tanda-tanda perdarahan, segera bawa anak ke rumah sakit untuk penanganan darurat, karena ini bisa menjadi tanda fase kritis DBD.
6. Memantau Frekuensi Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi BAK yang menurun bisa menjadi tanda DBD karena dehidrasi atau kerusakan ginjal akibat infeksi virus dengue. Jika anak mengalami penurunan dalam frekuensi BAK selama demam, ini bisa menjadi indikasi masalah serius. Cara mengecek DBD pada anak dengan memantau BAK ini bisa membantu mendeteksi tanda-tanda awal komplikasi DBD.
7. Memeriksa Kecepatan Napas
Napas cepat atau kesulitan bernapas bisa menjadi gejala DBD, terutama jika ada penumpukan plasma darah di paru-paru. Cairan yang merembes dari pembuluh darah dapat menyebabkan sesak napas. Jika anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas atau napas cepat, ini adalah gejala serius yang membutuhkan perawatan medis segera. Cara mengecek DBD pada anak dengan memantau pernapasan ini bisa menyelamatkan nyawa jika tindakan cepat diambil.
Cara mengecek DBD pada anak ini memberikan panduan penting bagi orang tua untuk mengenali gejala dan segera mencari perawatan medis jika anak menunjukkan tanda-tanda demam berdarah. Ini karena DBD bisa berkembang cepat dan berbahaya, penting untuk selalu waspada dan tidak ragu untuk menghubungi dokter atau rumah sakit saat melihat gejala yang mengkhawatirkan.
Cara Mengatasi Anak DBD Pertama Kali
Menangani DBD pada anak pertama kali membutuhkan kewaspadaan dan respons cepat karena demam berdarah dapat berkembang menjadi kondisi yang serius dalam waktu singkat. Jika Anda menduga bahwa anak Anda mengalami gejala DBD seperti demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, atau muncul bintik merah pada kulit, langkah pertama adalah segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pemeriksaan medis akan memastikan diagnosis dan menentukan tindakan yang diperlukan. Dokter akan melakukan tes darah untuk mengecek jumlah trombosit dan konsentrasi hematokrit, serta mungkin menggunakan tes khusus untuk mendeteksi virus dengue.
Selama perjalanan ke fasilitas kesehatan, penting untuk menjaga anak tetap terhidrasi. Dehidrasi adalah salah satu risiko utama pada anak dengan DBD, terutama jika mereka mengalami muntah atau diare. Berikan anak cairan oralit atau air putih secara teratur dalam jumlah kecil tapi sering untuk menghindari dehidrasi. Selain itu, jika anak demam tinggi, kompres hangat pada dahi atau bagian tubuh lainnya bisa membantu menurunkan suhu. Pastikan anak tetap nyaman dan tidak terpapar cuaca ekstrem selama perjalanan.
Setelah berada di fasilitas kesehatan, ikuti semua instruksi dokter dan pastikan anak menjalani pemeriksaan yang diperlukan. Jika diagnosis DBD dipastikan, anak mungkin perlu menjalani perawatan rawat inap untuk pemantauan lebih lanjut. Pada tahap ini, fokus perawatan adalah menjaga keseimbangan cairan, memantau tanda-tanda vital, dan menangani gejala yang muncul. Dokter mungkin memberikan obat untuk mengurangi demam dan mengatasi gejala lainnya.
Selama perawatan, penting untuk terus memperhatikan kondisi anak dan melaporkan setiap perubahan yang mengkhawatirkan kepada tenaga medis.
Selama masa pemulihan, dukungan dan perhatian dari keluarga sangat penting. Anak mungkin merasa lemah dan memerlukan waktu untuk pulih sepenuhnya. Pastikan anak mendapatkan makanan bergizi dan tetap terhidrasi untuk mempercepat proses penyembuhan. Ketika anak sudah mulai membaik, dokter mungkin akan memberikan izin untuk pulang, namun perhatikan gejala yang bisa muncul kembali. Jika ada tanda-tanda gejala yang memburuk, segera kembali ke rumah sakit.
Demam berdarah adalah penyakit yang serius, tetapi dengan penanganan cepat dan tepat, risiko komplikasi dan kematian dapat diminimalkan.
Advertisement