Adukan Penyerangan yang Menimpanya, Pria ini Malah Diadili karena Warna Rambutnya

Pemuda ini jadi sorotan publik setelah dia didenda dan dihadapkan pada proses hukum karena warna rambutnya yang menarik perhatian.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 04 Mei 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 09:30 WIB
Pria Rusia Diadili karena Warna Rambutnya
Pria Rusia ini Diadili karena Warna Rambutnya (Sumber: X/novayagazeta_en)

Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita tidak menyadari betapa tindakan sederhana dapat memiliki dampak luar biasa, terutama dalam situasi yang sensitif secara politik dan sosial. Salah satu contohnya adalah kisah seorang pria muda di Moskow yang mewarnai rambutnya dengan warna biru, kuning dan hijau yang menyerupai warna bendera Ukraina.

Kisah ini mengingatkan kita akan kekuatan simbolisme dalam kehidupan sehari-hari. Warna rambut yang dianggap sebagai ekspresi diri biasa-biasa saja oleh banyak orang, namun dalam konteks politik yang tegang, hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai pesan politik atau provokasi.

Lebih jauh lagi, kejadian ini juga membawa kita pada refleksi tentang batasan kebebasan berekspresi. Apakah tindakan seperti mewarnai rambut ini seharusnya menjadi alasan untuk dihukum atau diawasi secara ketat oleh pemerintah? Berikut kisah Stanislav Netesov yang Liputan6.com lansir dari laman odditycentral.com, Sabtu (3/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Awalnya Laporkan Penyerangan di Halte Bus

Ilustrasi perampokan. (Freepik)
Ilustrasi penyerangan. (Freepik)

Stanislav Netesov, seorang pemuda di Moskow, menjadi sorotan publik setelah dia didenda dan dihadapkan pada proses hukum karena warna rambutnya yang menarik perhatian. Pria muda ini mewarnai rambutnya dengan kombinasi biru dan kuning, yang kebetulan juga merupakan warna dari bendera Ukraina.

Kejadian tragis dimulai pada malam tanggal 27 April, saat Netesov diserang secara fisik oleh orang tak dikenal di sebuah halte bus di pusat kota Moskow. Dalam serangan tersebut, ia kehilangan ponselnya dan mengalami cedera serius pada salah satu giginya. Namun, respon tak terduga justru diberikan oleh pihak otoritas setelah Netesov melaporkan kejahatan tersebut.

Saat Netesov mencari bantuan di Kementerian Dalam Negeri di distrik Tverskoy keesokan harinya, alih-alih mendapat bantuan pihak Polisi justru menyoroti warna rambutnya. Kepolisian setempat menganggap warna biru, kuning, dan hijau di rambutnya sebagai simbol Ukraina, yang dipandang sebagai pelanggaran terhadap semangat nasionalis Rusia.


Terancam Harus Mambayar Denda

[Bintang] Dari BPJS Haram terbitlah BPJS Syariah
Ilustrasi denda | Via: litnet.co.za

Polisi tidak hanya membuat laporan terhadapnya atas "kejahatannya" dalam mewarnai rambutnya, tetapi juga mengambil sidik jarinya dan memberinya surat panggilan ke kantor pendaftaran militer. Netsov bahkan sempat mendapat ancaman berupa pemaksaan “mencium tanah airnya di parit-parit".

Kisah ini mengungkapkan kompleksitas hukum di Rusia, di mana pengadilan mengakui pernyataan yang dianggap anti-perang sebagai pengkhianatan terhadap militer Rusia. Pilihan warna rambut Netsov membuatnya terancam harus membayar denda hingga 50.000 rubel atau sekitar 9 juta rupiah bahkan hukuman penjara hingga lima tahun apabila pelanggaran yang berulang.

Kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya di mana seorang pensiunan di Penza didenda besar karena menyukai postingan negatif tentang tentara Rusia di media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa di beberapa negara yang berada dalam situasi sensitif, termasuk Rusia, tindakan kecil seperti warna rambut dapat menjadi sumber masalah besar jika dianggap merugikan pemerintah atau tentara. Kejadian ini memberikan pemikiran mendalam tentang kebebasan berekspresi dan batas-batas hukum yang mengatur hal-hal sepele namun dapat memiliki konsekuensi besar dalam kehidupan sehari-hari.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya