Ekosistem Adalah Hubungan Timbal Balik Makhluk Hidup dengan Lingkungan, Simak Ciri-Cirinya

Ekosistem mencakup segala bentuk kehidupan, mulai dari mikroorganisme hingga makhluk hidup yang kompleks, serta unsur-unsur non-hidup seperti udara, air, tanah dan iklim.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 03 Jun 2024, 12:24 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2024, 09:10 WIB
Ilustrasi pohon, hutan
Ilustrasi pohon, hutan. (Photo by Daniel Tseng on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan, antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terdiri dari dua komponen utama, yakni komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (lingkungan fisik).

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks di sebuah wilayah yang terdapat habitat, tumbuhan dan binatang. Ada beberapa jenis ekosistem yang bisa ditemui di berbagai bagian dunia. Misalnya, ekosistem darat terdiri dari hutan, padang rumput, gurun, tundra dan lainnya. Sedangkan ekosistem perairan mencakup sungai, danau, rawa-rawa dan lautan.

Setiap jenis ekosistem memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, sehingga organisme di dalamnya juga memiliki adaptasi yang spesifik. Pentingnya pemahaman tentang ekosistem adalah untuk mengatahui, betapa pentingnya ketergantungan antara makhluk hidup dan lingkungan.

Setiap perubahan atau gangguan terhadap ekosistem, dapat berdampak signifikan terhadap kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengelolaan ekosistem, agar dapat terjaga keseimbangannya dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi kehidupan manusia.

Berikut ini ciri-ciri umum ekosistem yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (6/5/2024).

Pengertian Eksosistem

Ilustrasi keindahan bawah laut.
Ilustrasi keindahan bawah laut. (dok. Kracmar/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan, antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem, terdapat interaksi rumit antara semua komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (faktor non-hidup seperti tanah, air, udara dan cahaya matahari).

Ekosistem sendiri dapat dijelaskan sebagai suatu komunitas organisme yang hidup bersama-sama dengan lingkungan fisiknya, dan saling mempengaruhi satu sama lain. Setiap organisme dalam ekosistem memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem tersebut. Dalam ekosistem, terjadi aliran energi yang berasal dari matahari menuju ke suatu struktur biotik tertentu, serta siklus materi yang berlangsung antara organisme dan komponen anorganis. Matahari, sebagai sumber energi utama, memainkan peran penting dalam memelihara kehidupan di ekosistem, sementara organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik, membentuk suatu sistem yang kompleks.

Konsep ekosistem dan prinsip-prinsip ekologi telah menjadi fokus kajian yang mendalam dalam bidang ilmu lingkungan. Salah satu referensi yang menjadi landasan adalah buku "Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem Lingkungan dan Pelestariannya" yang membahas pengertian, proses, dan unsur-unsur ekosistem secara mendetail. Dalam perspektif ekologi, ekosistem juga dipahami sebagai sebuah unit ekologis yang memiliki struktur dan fungsi yang saling terkait. Struktur ekosistem mencakup keanekaragaman spesies, atau species diversity, yang berkaitan dengan kompleksitas ekosistem. Semakin kompleks struktur ekosistem, semakin tinggi keanekaragaman spesies yang dapat ditemui di dalamnya.

Ciri-Ciri Umum

ilustrasi hewan
ilustrasi hewan (sumber: Freepik)
  1. Komponen Biotik: Ekosistem adalah rumah bagi berbagai macam organisme hidup, yang dikenal sebagai komponen biotik. Ini mencakup tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang hidup dan berinteraksi dalam lingkungan tersebut. Organisme ini tidak hanya ada dalam ruang ekosistem, tetapi juga saling bergantung satu sama lain dalam sebuah jaring makanan. Mereka membentuk rantai makanan yang kompleks, di mana energi dan nutrisi dialirkan dari satu organisme ke organisme lainnya. Misalnya, tumbuhan memperoleh energi dari sinar matahari melalui fotosintesis, dan herbivora mengonsumsi tumbuhan, diikuti oleh predator yang memakan herbivora.
  2. Komponen Abiotik: Di samping organisme hidup, ekosistem juga mencakup komponen abiotik, yang terdiri dari faktor-faktor non-hidup dalam lingkungan. Ini termasuk iklim, suhu, tanah, air, sinar matahari, dan elemen fisik lainnya. Faktor-faktor ini mempengaruhi keberadaan dan distribusi organisme dalam ekosistem. Misalnya, suhu dan kelembaban memengaruhi jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di suatu wilayah, sedangkan ketersediaan air mempengaruhi keberadaan hewan air.
  3. Aliran Energi: Salah satu konsep penting dalam ekosistem adalah aliran energi melalui rantai makanan. Proses ini dimulai dengan energi dari sinar matahari yang ditangkap oleh produsen, yaitu tumbuhan, melalui proses fotosintesis. Energi tersebut kemudian ditransfer ke konsumen saat mereka memakan produsen atau konsumen lainnya dalam rantai makanan. Misalnya, karnivora memperoleh energi dengan memangsa herbivora. Aliran energi ini terus berlanjut melalui rantai makanan, namun hanya sebagian kecil dari energi yang tersedia yang benar-benar digunakan oleh organisme pada setiap tingkat trofik.
  4. Siklus Materi: Selain aliran energi, ekosistem juga melibatkan siklus materi, di mana materi organik seperti karbon, nitrogen, fosfor, dan air berputar melalui lingkungan melalui berbagai proses biologis dan geologis. Misalnya, ketika organisme mati, dekomposer menguraikan bahan organiknya menjadi bentuk yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Selanjutnya, materi tersebut dapat diambil oleh organisme lain melalui rantai makanan atau melanjutkan siklus melalui proses geologis seperti sedimentasi dan erosi.
  5. Keseimbangan Ekologis: Ekosistem cenderung menuju keseimbangan ekologis, yang berarti bahwa populasi organisme dalam ekosistem dapat berfluktuasi tetapi tetap relatif stabil dalam jangka waktu tertentu. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara organisme hidup dan faktor lingkungan. Misalnya, ketika populasi predator meningkat, hal itu dapat mempengaruhi populasi mangsanya, yang pada gilirannya dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
  6. Interaksi Antarorganisme: Organisme hidup dalam ekosistem saling berinteraksi dalam berbagai cara. Mereka dapat bersaing untuk sumber daya seperti makanan, ruang hidup, atau pasangan, atau mereka dapat saling membantu dalam bentuk simbiosis atau kerja sama. Interaksi antarorganisme ini penting dalam menjaga stabilitas ekosistem dan memengaruhi struktur komunitas organisme. Misalnya, polinasi oleh serangga membantu dalam penyebaran serbuk sari, yang mendukung reproduksi tumbuhan.
  7. Skala Ekosistem: Ekosistem dapat ditemukan dalam berbagai skala, mulai dari yang sangat kecil seperti koloni bakteri dalam tanah, hingga yang sangat besar seperti lautan atau seluruh planet. Skala ekosistem ini mempengaruhi keragaman organisme, interaksi, dan dinamika ekosistem secara keseluruhan. Misalnya, ekosistem laut memiliki keragaman hayati yang sangat besar dibandingkan dengan ekosistem darat.

Ekosistem dan Jenisnya

Ilustrasi pohon, hutan
Ilustrasi pohon, hutan. (Photo by Arnaud Mesureur on Unsplash)

Ekosistem adalah suatu kesatuan fungsional yang terdiri dari interaksi antara komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (faktor lingkungan tak hidup) yang saling memengaruhi satu sama lain. Secara umum, terdapat tiga tipe utama ekosistem: ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem buatan.

Ekosistem Air

Ekosistem air adalah ekosistem yang dominan di air, dan terbagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

  1. Ekosistem Air Tawar: Ekosistem ini meliputi perairan seperti sungai, danau, dan rawa. Variasi suhu dalam ekosistem ini tidak terlalu ekstrem, namun penetrasi cahaya mungkin terbatas dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan dominan biasanya adalah ganggang, sementara hampir semua filum hewan dapat ditemukan di sini.
  2. Ekosistem Air Laut: Ekosistem laut ditandai dengan tingkat salinitas yang tinggi, terutama di daerah tropis. Suhu air dapat bervariasi di berbagai lapisan, dan daerah termoklin memisahkan lapisan air yang berbeda suhu.
  3. Ekosistem Estuari: Estuari merupakan muara sungai yang menjadi pertemuan antara air tawar dan air laut. Ekosistem ini sangat produktif dan kaya akan nutrisi, dengan komunitas tumbuhan dan hewan yang beragam.
  4. Ekosistem Pantai: Ekosistem pantai terbentuk di sepanjang garis pantai dan sering dipengaruhi oleh gelombang dan angin. Tumbuhan yang tumbuh di sini biasanya memiliki adaptasi khusus terhadap kondisi lingkungan yang keras.
  5. Ekosistem Sungai: Sungai adalah aliran air yang mengalir ke satu arah. Ekosistem sungai biasanya dihuni oleh berbagai jenis ikan dan hewan air lainnya, yang tergantung pada keberadaan aliran air yang konstan.
  6. Ekosistem Terumbu Karang: Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat beragam dan penting secara ekologis. Organisme yang hidup di sini saling bergantung satu sama lain, dan keberadaannya membantu melindungi pantai dari erosi.
  7. Ekosistem Laut Dalam: Ekosistem ini terletak di kedalaman laut yang sangat dalam, dan memiliki organisme unik yang dapat bertahan di lingkungan yang gelap dan berat.
  8. Ekosistem Lamun: Lamun adalah kelompok tumbuhan berbunga yang hidup di perairan dangkal. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman hayati di ekosistem perairan pantai.

Ekosistem Darat

Ekosistem darat mencakup berbagai jenis habitat terestrial, dan faktor seperti iklim dan curah hujan dapat mempengaruhi keberadaan dan struktur ekosistem. Beberapa tipe ekosistem darat meliputi:

  1. Tundra: Terletak di daerah kutub utara dan di puncak gunung tinggi, tundra ditandai dengan suhu rendah dan pertumbuhan tanaman yang terbatas.
  2. Karst: Kawasan karst memiliki karakteristik yang unik, dengan batuan kapur yang tererosi dan membentuk gua-gua dan bentuk lahan lainnya.
  3. Hutan Hujan Tropis: Hutan hujan tropis adalah salah satu ekosistem yang paling beragam di dunia, dengan curah hujan yang tinggi dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
  4. Hutan Gugur: Terletak di daerah beriklim sedang, hutan gugur memiliki musim yang jelas dan keanekaragaman hayati yang unik.
  5. Taiga: Juga dikenal sebagai hutan konifer, taiga terletak di belahan bumi utara dan ditandai dengan suhu dingin dan hutan yang didominasi oleh pohon-pohon konifer.
  6. Sabana: Terletak di daerah tropis dengan musim hujan dan musim kemarau yang jelas, sabana memiliki vegetasi yang khas dan keberagaman hayati yang unik
  7. .Padang Rumput: Terdapat di daerah dengan curah hujan yang rendah dan tanah yang subur, padang rumput adalah habitat yang penting bagi berbagai jenis hewan liar.
  8. Gurun: Gurun adalah ekosistem kering dengan sedikit vegetasi dan suhu yang ekstrim.

Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa contoh ekosistem buatan meliputi bendungan, hutan tanaman produksi, sawah irigasi, dan pemukiman manusia seperti kota dan desa. Ekosistem buatan ini sering kali memiliki dampak lingkungan yang signifikan dan memerlukan manajemen yang baik untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya