6 Sikap Orangtua yang Membuat Hubungan dengan Anak Jadi Rusak, Bisa Tak Disadari

Sikap orangtua yang ternyata menyakiti hati anak, juga berdampak pada hubungannya bersama anak.

oleh Miranti diperbarui 06 Agu 2024, 19:04 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2024, 19:04 WIB
Memilih Gaya Parenting
Ilustrasi gaya parenting ibu ayah anak bahatia / Freepik by tirachardz

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana cara orangtua berperilaku agar anak-anak merasa bahagia? Sikap orangtua memiliki pengaruh besar terhadap kebahagiaan, kenyamanan, dan kecerdasan anak. Ada beberapa sikap orangtua yang dapat meningkatkan kepercayaan diri anak, meningkatkan kecerdasannya, dan memperkuat hubungan dengan mereka.

Namun, tidak sedikit sikap orangtua yang sebenarnya dapat melukai hati anak. Sikap ini bahkan dapat merusak hubungan orangtua dengan anak. Hubungan antara orangtua dan anak adalah salah satu ikatan paling penting dalam kehidupan. Seringkali hubungan ini mengalami ketegangan dan kerusakan akibat sikap dan perilaku orangtua yang tidak tepat.

Artikel ini akan membahas beberapa sikap orangtua yang dapat merusak hubungan mereka dengan anak-anaknya. Apa saja? Berikut selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (6/8/2024):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Otoriter atau Kontrol yang Berlebihan

Contoh ilustrasi anak dan ibu
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mengajarkan anak agar berani menyuarakan pendapatnya. (Foto: Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orangtua yang bersikap otoriter seringkali menggunakan kekuasaan mereka untuk mengontrol setiap aspek kehidupan anak. Mereka kerap menetapkan aturan yang sangat ketat tanpa memberikan kesempatan bagi anak untuk menyampaikan pendapat atau mengekspresikan diri.

Sikap ini dapat menimbulkan tekanan dan membuat anak merasa tidak dihargai, yang pada akhirnya dapat merusak kepercayaan dan komunikasi antara orangtua dan anak. Sikap ini memiliki potensi untuk melukai hati anak dan meninggalkan luka yang abadi di dalamnya.


2. Kurangnya Komunikasi

Komunikasi yang buruk atau kurangnya komunikasi bisa menyebabkan kesalahpahaman dan jarak emosional antara orangtua dan anak. Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dan bimbingan dari orangtua mereka. Tanpa komunikasi yang efektif, kebutuhan ini tidak akan terpenuhi.


3. Mengkritik Secara Berlebihan

Mengkritik anak secara terus-menerus bisa merusak harga diri mereka. Ini juga menyebabkan mereka merasa tidak pernah cukup baik. Anak-anak yang sering dikritik mungkin akan merasa tidak berharga. Bahkan, beberapa dari mereka akan kehilangan motivasi untuk berusaha.


4. Kurangnya Dukungan Emosional

Ilustrasi muslim, ibu dan anak perempuan
Gambar ini menunjukkan seorang ibu muslim bersama anak perempuannya. (Foto dilindungi hak cipta oleh Freepik)

Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dari orangtua mereka untuk merasa aman dan dicintai. Kurangnya dukungan, rentan membuat anak merasa kesepian dan tidak diperhatikan. Tak hanya itu saja, orangtua yang memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi atau tidak realistis terhadap anak-anak, juga rentan menyebabkan stres dan tekanan yang berlebihan.

Anak-anak yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi ini mungkin akan merasa gagal. Ia bahkan kehilangan kepercayaan dirinya. 


5. Membandingkan dengan Anak Lain

Potret sebuah keluarga
Long distance parenting merupakan metode pengasuhan anak ketika orangtua tinggal jauh dari anak-anak. (Foto: Pexels/Vlada Karpovich)

Membandingkan anak dengan saudara kandung atau anak-anak lain, juga rentan merusak hubungan dan membuat anak merasa tidak dihargai. Perbandingan ini bisa menyebabkan rasa cemburu, rendah diri, dan persaingan yang tidak sehat. Ini bahkan menyebabkan perasaan kecewa yang mendalam di hati anak. Bahkan ini bisa membekas di hatinya hingga ia dewasa kelak.


6. Kekerasan Verbal atau Emosional

Menggunakan kata-kata atau perilaku yang kasar, menghina, atau mempermalukan anak-anak dapat merusak harga diri mereka dan membuat anak. Buah hati Anda bisa merasa tidak aman dalam hubungan dengan orangtua.

Hubungan yang sehat antara orangtua dan anak, tentunya dibangun melalui komunikasi yang baik, dukungan emosional, dan penghargaan terhadap individualitas anak. Mom, hindari sikap-sikap di atas dengan alasan apapun. Semoga informasi ini bermanfaat. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya