Kenali Jenis Batuk dan Cara Penanganannya Dari Para Ahli

Batuk yang sering di alami adalah batuk yang datang tiba-tiba dan biasanya berlangsung dalam waktu singkat.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 23 Jul 2024, 16:53 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 16:53 WIB
Waspada! Tracing Kasus Omicron di Indonesia Sudah Mencapai 60 Orang
Ilustrasi sakit tenggorokan dan batuk.

Liputan6.com, Jakarta Batuk merupakan keluhan yang sering dialami oleh banyak orang. Karena itu, banyak yang melakukan swamedikasi atau pengobatan sendiri. Namun, perlu diingat bahwa swamedikasi juga bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali jenis batuk yang berbeda dan cara penanganannya yang tepat. Di negara berkembang dengan tingkat perokok yang tinggi, batuk menjadi masalah kesehatan yang bervariasi tingkat keparahannya.

Batuk bisa disebabkan oleh udara yang buruk, iritasi asap rokok, alergen yang terhirup, common cold, atau penyakit paru-paru. Setiap orang bisa mengalami batuk, jadi jika ada orang terdekat yang batuk, sebaiknya jangan langsung mencurigainya.

Lebih baik jika mencari tahu penyebabnya agar bisa ditangani dengan tepat. Dr. Patriotika Ismail, dokter spesialis penyakit dalam di RS St.Elisabeth Bekasi, menjelaskan bahwa batuk adalah tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran napas atas. Dengan kata lain, batuk adalah cara tubuh untuk membersihkan saluran napas agar tetap sehat.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa jenis batul dan cara penanganannya, Selasa (23/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jenis batuk

Batuk sebagai Penyakit Sehari-Hari Masyarakat dengan Mobilitas Tinggi
Batuk merupakan penyakit umum keseharian masyarakat yang memiliki mobilitas yang tinggi dan sangat dipengaruhi oleh cuaca. (Foto: Unsplash/Towfiqu barbhuiya)

Penyebab dan jenis batuk berbeda-beda, namun perlu diingat bahwa jika batuk sudah berlangsung lebih dari 2 minggu, termasuk batuk kronis, sebaiknya segera periksa ke dokter.

Batuk yang paling umum dialami manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu batuk produktif (batuk berdahak) dan batuk non-produktif (batuk kering). Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak atau lendir.

Biasanya kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu yang cepat. Sementara itu, batuk kering adalah batuk yang menyebabkan rasa gatal di tenggorokan dan biasanya terjadi dalam waktu yang lama, karena infeksi saluran pernapasan atas yang dialami.

Kedua jenis batuk ini sering kali muncul sebagai gejala awal penyakit lain seperti flu, atau iritasi saluran napas akibat polusi udara, alergi zat tertentu, dan asap rokok. Untuk mengatasi kedua jenis batuk ini, biasanya dapat digunakan obat batuk OTC (over the counter atau dijual bebas) atau tablet hisap untuk batuk kering.

Namun, perlu diingat bahwa jika batuk berdahak atau batuk kering hanya terjadi di malam hari, hal ini juga bisa menjadi gejala acid reflux atau asam lambung yang naik ke saluran pernapasan. Jika batuk yang mengganggu terjadi selama berhari-hari, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Jika batuk terasa parah disertai demam, sulit bernapas, nyeri dada, sulit makan, penurunan berat badan, atau bahkan mengeluarkan darah, kemungkinan penyebabnya adalah chronic obstructive pulmonary disease (COPD), pertussis (rejan), atau bahkan tuberkulosis (TB).

Oleh karena itu, jangan mengabaikan gejala-gejala parah ini, terutama jika batuk sudah berlangsung lebih dari dua minggu.


Penyebab dan penanganan batuk

Merokok
Merokok, sebuah kebiasaan yang merusak, ternyata juga menjadi penyebab umum terjadinya batuk. (Gambar: Freepik)

Pada saat musim pancaroba, penyebab utama batuk adalah infeksi virus pada saluran pernapasan, yang sering disebut dengan batuk pilek. Beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini antara lain:

1. Aktivitas di tempat umum: Banyak orang yang tidak mencuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini menyebabkan penyebaran virus dan bakteri yang dapat menyebabkan batuk dan pilek.

2. Daya tahan tubuh yang menurun: Untuk menjaga diri agar lebih sehat, penting untuk menjaga kebersihan, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Dengan demikian, tubuh akan memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit dan dapat mengurangi risiko terkena batuk dan pilek.

3. Kebiasaan merokok: Batuk perokok terjadi ketika tubuh menghirup banyak bahan kimia dari asap rokok, yang dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan dan paru-paru. Bahan kimia ini juga dapat mengganggu fungsi silia, yaitu struktur kecil yang membantu menyaring racun dari saluran udara.

4. Suhu udara dingin: Batuk saat udara dingin dapat disebabkan oleh alergi atau bronkitis. Untuk mengatasinya, dapat menggunakan humidifier, minum obat, dan menghindari sumber alergi.

Dr. Elizabeth Angelina, seorang dokter medis dari PT Bintang Toedjoe, menyarankan agar bijak dalam memilih obat untuk swamedikasi.

"Untuk meredakan batuk akut, perhatikan untuk mengonsumsi obat-obatan yang memang diperuntukkan untuk dijual bebas (OTC) untuk batuk dan gunakan sesuai dosis yang dianjurkan di kemasan. Hindari membeli obat-obatan yang tidak dijual bebas dan obat yang memerlukan resep dari dokter.

Kini, terdapat obat batuk dengan kemasan satu dosis yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi, oleh karena itu sebaiknya pilih obat OTC yang sesuai dengan aktivitas," jelas Dr. Elizabeth Angelina.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya