Punya Bau Badan yang Tak Biasa? Wapadai 7 Penyakit Serius Berikut Ini

Waspadai 7 penyakit serius yang bisa menyebabkan bau badan tidak sedap. Pelajari gejala, penyebab, dan cara menanganinya untuk deteksi dini masalah kesehatan Anda.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 26 Agu 2024, 20:15 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 20:15 WIB
Seputar Bakteri Penyebab Bau Badan
Ilustrasi Bau Badan Credit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Bau badan adalah fenomena alami yang dialami oleh setiap orang. Namun, tahukah Anda bahwa perubahan drastis pada aroma tubuh bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan yang serius? Meskipun kebanyakan kasus bau badan dapat diatasi dengan menjaga kebersihan dan menggunakan deodoran, ada kalanya aroma tidak sedap ini menjadi pertanda kondisi medis yang membutuhkan perhatian khusus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh penyakit serius yang dapat menyebabkan perubahan signifikan pada bau badan seseorang. Penting untuk diingat bahwa munculnya bau badan yang tidak biasa, terutama jika terjadi secara tiba-tiba atau disertai gejala lain, sebaiknya tidak diabaikan. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda ini bisa menjadi kunci dalam mendiagnosis dan menangani masalah kesehatan dengan lebih efektif.

Memahami hubungan antara bau badan dan kondisi kesehatan tertentu tidak hanya penting untuk kesadaran pribadi, tetapi juga dapat membantu kita lebih peka terhadap perubahan pada tubuh orang-orang di sekitar kita. Mari kita telusuri lebih dalam tentang penyakit-penyakit yang bisa bersembunyi di balik aroma tubuh yang tidak biasa ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (26/8/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Diabetes: Ketika Bau Badan Menjadi Pertanda Bahaya

Diabetes merupakan salah satu penyakit serius yang dapat menyebabkan perubahan bau badan yang signifikan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah dengan baik, baik karena kurangnya produksi insulin atau resistensi terhadap insulin.

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, tubuh mulai membakar lemak sebagai sumber energi karena tidak dapat menggunakan glukosa dengan efektif. Proses ini menghasilkan senyawa yang disebut keton, yang dapat menyebabkan bau manis atau seperti buah yang terlalu matang pada napas dan keringat.

Selain bau badan yang khas, gejala diabetes meliputi sering merasa haus dan buang air kecil, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, luka yang sulit sembuh, penglihatan kabur, dan kelelahan yang berlebihan. Penanganan diabetes melibatkan kontrol gula darah melalui pengaturan pola makan, olahraga teratur, obat-obatan seperti metformin atau insulin (tergantung tipe diabetes), dan pemantauan rutin kadar gula darah.

Jika tidak ditangani dengan baik, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke, kerusakan saraf (neuropati), gangguan ginjal, dan masalah penglihatan hingga kebutaan. Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin gula darah, terutama jika Anda mengalami perubahan bau badan yang tidak biasa disertai gejala lain yang mencurigakan.


2. Penyakit Ginjal: Ketika Bau Badan Menyerupai Amonia

Penyakit  Batu Ginjal
Penyebab batu ginjal dan cara mencegahnya (foto: Freepik/azerjaiban_stockers)

Ginjal memiliki peran penting dalam menyaring limbah dan kelebihan air dari darah. Ketika fungsi ginjal terganggu, hal ini dapat memengaruhi bau badan seseorang secara signifikan. Penyakit ginjal terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang limbah dan cairan berlebih dari tubuh dengan efektif. Akibatnya, terjadi penumpukan urea dan senyawa lain dalam darah, yang kemudian dapat keluar melalui keringat, menyebabkan bau badan yang menyerupai amonia.

Selain perubahan bau badan, penyakit ginjal dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, kelelahan dan kelemahan, kesulitan berkonsentrasi, kulit kering dan gatal, serta perubahan frekuensi buang air kecil. Penanganan penyakit ginjal tergantung pada tingkat keparahannya dan dapat meliputi pengaturan diet rendah garam dan protein, obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol, dialisis untuk kasus yang lebih parah, hingga transplantasi ginjal sebagai pilihan terakhir.

Penyakit ginjal yang tidak ditangani dapat menyebabkan anemia, penyakit jantung, kerusakan sistem saraf, dan gagal ginjal total. Jika Anda mengalami perubahan bau badan yang menyerupai amonia disertai gejala lain yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan fungsi ginjal.


3. Penyakit Hati: Bau Badan yang Menandakan Masalah Detoksifikasi

Berkenalan dengan Obat Baru untuk Hepatitis C
Ada harapan baru untuk para pasien dengan penyakit liver lanjutan akibat virus infeksi kronis seperti Hepatitis C.

Hati memiliki peran krusial dalam proses detoksifikasi tubuh. Ketika fungsi hati terganggu, hal ini dapat berdampak pada bau badan seseorang. Penyakit hati, seperti sirosis atau hepatitis, dapat mengganggu kemampuan hati untuk memproses dan membuang toksin dari tubuh. Akibatnya, toksin-toksin ini dapat terakumulasi dan keluar melalui keringat, menyebabkan bau badan yang tidak sedap.

Selain perubahan bau badan, penyakit hati dapat menyebabkan kulit dan mata yang menguning (jaundice), pembengkakan pada perut dan kaki, mudah memar, kelelahan yang ekstrem, serta mual dan kehilangan nafsu makan. Penanganan penyakit hati tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya, meliputi pengobatan untuk penyakit yang mendasari, pengaturan pola makan dan gaya hidup, obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan gejala, hingga transplantasi hati untuk kasus yang sangat parah.

Penyakit hati yang tidak ditangani dapat menyebabkan hipertensi portal, varises esofagus, ascites (penumpukan cairan di perut), dan bahkan kanker hati. Jika Anda mengalami perubahan bau badan yang tidak biasa disertai gejala yang mengarah pada masalah hati, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.


4. Hipertiroidisme: Ketika Kelenjar Tiroid Terlalu Aktif

Benjolan pada Leher Seperti Nodul Tiroid Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Dokter Sarankan Periksa Sejak Dini
Benjolan pada leher terutama yang letaknya di bagian tengah leher disebut nodul tiroid. Ini merupakan benjolan padat atau berisi cairan yang terbentuk pada kelenjar tiroid. Foto: stefamerpik/freepik.

Hipertiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme yang signifikan, termasuk peningkatan produksi keringat dan perubahan bau badan. Hipertiroidisme dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit Graves (kondisi autoimun), nodul tiroid yang terlalu aktif, atau peradangan kelenjar tiroid (tiroiditis).

Selain peningkatan bau badan akibat keringat berlebih, gejala hipertiroidisme meliputi penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat, detak jantung cepat atau tidak teratur, kecemasan dan mudah tersinggung, tremor pada tangan dan jari, serta pembengkakan di leher (gondok). Penanganan hipertiroidisme dapat melibatkan obat-obatan antitiroid untuk mengurangi produksi hormon tiroid, terapi yodium radioaktif untuk menghancurkan sel-sel tiroid yang berlebihan, atau pembedahan (tiroidektomi) dalam kasus tertentu.

Hipertiroidisme yang tidak ditangani dapat menyebabkan masalah jantung, termasuk fibrilasi atrial, osteoporosis, masalah mata (oftalmopati Graves), dan bahkan krisis tiroid (thyroid storm), kondisi yang mengancam jiwa. Jika Anda mengalami peningkatan keringat yang signifikan disertai perubahan bau badan dan gejala lain yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan fungsi tiroid.


5. Trimethylaminuria: Ketika Bau Badan Seperti Ikan Busuk

Benarkah Keringat Berlebih Berarti Metabolisme Tinggi?
Benarkah Keringat Berlebih Berarti Metabolisme Tinggi?

Trimethylaminuria, juga dikenal sebagai "sindrom bau ikan," adalah gangguan metabolisme langka yang menyebabkan bau badan yang sangat tidak sedap, sering kali mirip dengan bau ikan busuk. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi genetik yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memecah senyawa trimetilamin. Akibatnya, senyawa ini terakumulasi dalam tubuh dan dikeluarkan melalui keringat, urin, dan napas, menyebabkan bau yang khas.

Gejala utama trimethylaminuria adalah bau badan yang mirip ikan busuk. Intensitas bau dapat bervariasi dan mungkin lebih terasa setelah makan makanan tertentu (terutama yang kaya akan kolin, karnitin, dan TMAO), selama periode menstruasi pada wanita, atau saat mengalami stress atau berkeringat berlebih.

Meskipun belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan trimethylaminuria sepenuhnya, beberapa strategi dapat membantu mengurangi bau, seperti pembatasan diet terhadap makanan yang memicu produksi trimetilamin, suplemen antibiotik ringan untuk mengurangi bakteri usus yang memproduksi trimetilamin, dan penggunaan sabun dan losion dengan pH rendah untuk mengurangi bau pada kulit.

Meskipun trimethylaminuria tidak menyebabkan komplikasi fisik yang serius, dampak psikologis dan sosialnya dapat sangat signifikan, termasuk depresi dan kecemasan, isolasi sosial, serta rendah diri dan masalah dalam hubungan interpersonal. Jika Anda mengalami bau badan yang persisten dan sangat tidak sedap, terutama jika mirip dengan bau ikan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan manajemen yang tepat dapat sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup penderita trimethylaminuria.


6. Fenilketonuria (PKU): Ketika Bau Badan Seperti Tikus

Ilustrasi Tikus
Ilustrasi Tikus (Sipa/Pixabay).

Fenilketonuria (PKU) adalah kelainan metabolisme bawaan yang memengaruhi cara tubuh memproses asam amino fenilalanin. Kondisi ini dapat menyebabkan bau badan yang tidak biasa, sering kali digambarkan seperti bau tikus atau apek. PKU disebabkan oleh mutasi genetik yang mengganggu produksi enzim yang diperlukan untuk memecah fenilalanin. Akibatnya, fenilalanin menumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk bau badan yang khas.

Selain bau badan yang tidak biasa, gejala PKU dapat meliputi keterlambatan perkembangan pada bayi dan anak-anak, masalah perilaku dan emosional, kejang, serta kulit, rambut, dan mata yang lebih terang dari anggota keluarga lainnya. Penanganan PKU terutama berfokus pada manajemen diet, termasuk pembatasan asupan fenilalanin melalui diet khusus, suplemen nutrisi untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti sapropterin dapat membantu tubuh memecah fenilalanin.

Jika tidak ditangani, PKU dapat menyebabkan keterbelakangan mental, masalah neurologi seperti epilepsi, masalah perilaku dan psikologis, serta komplikasi selama kehamilan bagi wanita dengan PKU. PKU biasanya terdeteksi melalui skrining bayi baru lahir. Namun, jika Anda mengalami bau badan yang tidak biasa disertai gejala neurologis atau perkembangan yang tidak normal, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.


7. Schizophrenia: Ketika Bau Badan Menjadi Tanda Gangguan Mental

10 Tanda Peringatan Dini dari Penyakit Schizophrenia
Sebelum penyakit ini berkembang dan menjadi semakin parah, inilah 10 tanda atau gejala Schizophrenia yang harus kamu ketahui.

Meskipun mungkin terdengar mengejutkan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa schizophrenia dapat memengaruhi bau badan seseorang. Ini adalah contoh bagaimana gangguan mental dapat memiliki manifestasi fisik yang tidak terduga. Hubungan antara schizophrenia dan perubahan bau badan belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa teori menunjukkan bahwa hal ini mungkin terkait dengan perubahan metabolisme atau produksi senyawa tertentu yang dipengaruhi oleh kondisi mental.

Selain kemungkinan perubahan bau badan, gejala schizophrenia meliputi halusinasi dan delusi, pikiran dan perilaku yang tidak terorganisir, kurangnya ekspresi emosional, serta kesulitan dalam fungsi sosial dan pekerjaan. Penanganan schizophrenia biasanya melibatkan kombinasi antipsikotik, terapi psikologis, dan dukungan sosial. Pengobatan ini bertujuan untuk mengelola gejala, meningkatkan fungsi sehari-hari, dan mendukung integrasi sosial.

Schizophrenia yang tidak ditangani dapat menyebabkan isolasi sosial yang parah, kesulitan dalam pekerjaan atau pendidikan, serta peningkatan risiko bunuh diri. Meskipun perubahan bau badan bukanlah gejala utama schizophrenia, jika seseorang mengalami perubahan bau badan yang tidak dapat dijelaskan bersamaan dengan gejala-gejala mental yang mencurigakan, penting untuk mencari bantuan profesional kesehatan mental.

Bau badan yang tidak biasa dapat menjadi sinyal penting dari tubuh yang menandakan adanya masalah kesehatan yang serius. Dari diabetes hingga schizophrenia, berbagai kondisi medis dapat memengaruhi aroma tubuh seseorang. Penting untuk diingat bahwa perubahan bau badan yang signifikan, terutama jika disertai dengan gejala lain, sebaiknya tidak diabaikan.

Mengenali tanda-tanda ini dan mencari bantuan medis tepat waktu dapat membantu dalam diagnosis dini dan penanganan yang lebih efektif.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya