7 Tanda Kamu Berada di Lingkungan Kerja Toksik, Haruskah Pergi atau Terus Hadapi?

Seiring berjalannya waktu, beberapa orang mungkin mulai merasa tidak nyaman bekerja di perusahaan tersebut karena berbagai alasan termasuk lingkungan kerja toksik.

oleh Miranti diperbarui 10 Sep 2024, 12:27 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 12:27 WIB
Ilustrasi bullying di tempat kerja
Ilustrasi bullying di tempat kerja. (Photo by Yan Krukov: https://www.pexels.com/photo/man-in-white-dress-shirt-covering-his-face-7640484/)

Liputan6.com, Jakarta Meniti karier di perusahaan impian adalah keinginan banyak orang. Adanya jenjang karier yang terstruktur, gaji yang kompetitif, serta lingkungan kerja yang mendukung, membuat banyak orang tertarik untuk bekerja di sana.

Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa orang mungkin mulai merasa tidak nyaman bekerja di perusahaan tersebut karena berbagai alasan.  Salah satu alasannya adalah lingkungan kerja yang toksik atau beracun. Banyak yang kemudian merasa ragu, apakah harus tetap bertahan atau pergi.

Sebelum membuat keputusan, ada baiknya mengetahui tanda-tanda tempat kerja yang toksik berikut ini! Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (10/9/2024):

1. Ciri-Ciri Tempat Kerja yang Toksik

Ilustrasi
Tanda bagi Anda yang ragu untuk pindah tempat kerja

Lingkungan kerja yang buruk dapat berpengaruh negatif pada kesehatan mental dan fisik karyawan, serta merugikan produktivitas organisasi atau perusahaan. Berikut adalah beberapa ciri yang menunjukkan bahwa suatu tempat kerja dapat dianggap toksik.

Atmosfer Buruk

Salah satu indikasi paling jelas dari lingkungan kerja yang toksik adalah adanya atmosfer buruk. Ini bisa terlihat dari interaksi antar karyawan yang sering kali dipenuhi dengan gosip, kritik, dan komentar merendahkan. Ketika karyawan merasa tidak nyaman untuk berbicara atau berkolaborasi, ini menandakan adanya masalah dalam budaya kerja.

Kurangnya Dukungan dari Pimpinan

Di tempat kerja yang toksik, pimpinan sering kali tidak memberikan dukungan yang diperlukan kepada karyawan. Mereka mungkin tidak menghargai kontribusi karyawan atau tidak memberikan umpan balik yang konstruktif. Hal ini dapat membuat karyawan merasa terasing dan tidak dihargai, yang pada akhirnya dapat menurunkan motivasi dan semangat kerja.

Tingkat Stres yang Tinggi

Lingkungan kerja yang penuh tekanan dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi di kalangan karyawan. Jika karyawan merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi yang tidak realistis atau menghadapi intimidasi dari rekan kerja atau atasan, maka ini menandakan bahwa tempat kerja tersebut tidak sehat. Stres yang berkepanjangan dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Kurangnya Kesempatan untuk Berkembang

Tempat kerja yang toksik sering kali tidak memberikan peluang bagi karyawan untuk berkembang. Jika karyawan merasa bahwa tidak ada jalur karier yang jelas atau kesempatan untuk belajar dan meningkatkan keterampilan, mereka mungkin merasa stagnan dan kehilangan motivasi. Lingkungan yang mendukung pengembangan pribadi dan profesional sangat penting untuk kesejahteraan karyawan.

Komunikasi yang Buruk

Komunikasi yang tidak efektif atau tidak ada sama sekali adalah ciri lain dari lingkungan kerja yang toksik. Jika informasi tidak disampaikan dengan jelas atau jika karyawan merasa tidak didengarkan, hal ini dapat menciptakan kebingungan dan frustrasi. Komunikasi yang terbuka dan transparan sangat penting untuk menciptakan suasana kerja yang positif.

Budaya Persaingan yang Tidak Sehat

Di tempat kerja yang toksik, sering kali terdapat budaya persaingan yang tidak sehat di antara karyawan. Hal ini dapat menyebabkan konflik, sabotase, dan kurangnya kerjasama. Ketika karyawan lebih fokus pada persaingan satu sama lain daripada bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, produktivitas dan moral tim akan menurun.

Tingginya Tingkat Turnover

Lingkungan kerja yang toksik sering kali ditandai dengan tingginya tingkat turnover karyawan. Jika banyak karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam waktu singkat, hal ini juga bisa menjadi indikasi bahwa ada masalah serius dalam budaya kerja. Karyawan yang tidak merasa nyaman atau dihargai cenderung mencari peluang di tempat lain.

2. Pertimbangkan Hal ini Sebelum Pilih Bertahan atau Hengkang

Ilustrasi: Karyawan resign dari tempat kerja
Ilustrasi karyawan resign dari tempat kerja (Foto: Jobstreet)

Menghadapi lingkungan kerja yang tidak sehat bisa menjadi tantangan besar. Keputusan untuk tetap bertahan atau meninggalkan tempat kerja yang toksik sangat tergantung pada berbagai faktor. Berikut beberapa pertimbangan yang dapat membantu Anda membuat keputusan tersebut.

Dampak pada Kesehatan Mental dan Fisik

Jika lingkungan kerja Anda menyebabkan stres berkepanjangan, kecemasan, atau masalah kesehatan lainnya, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk meninggalkan tempat tersebut. Kesehatan mental dan fisik Anda jauh lebih penting daripada pekerjaan. Jika Anda merasa situasi tidak akan membaik dan kesehatan Anda terancam, mencari pekerjaan baru mungkin adalah pilihan terbaik.

Upaya untuk Memperbaiki Situasi

Sebelum memutuskan untuk pergi, penting untuk mengevaluasi apakah Anda telah melakukan upaya yang cukup untuk memperbaiki situasi. Ini bisa termasuk berbicara dengan atasan tentang masalah yang ada, mencari dukungan dari rekan kerja, atau mencoba mengubah cara Anda berinteraksi dengan rekan kerja yang toksik. Jika setelah semua usaha tersebut tidak ada perubahan positif, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan hengkang.

Peluang Karier di Tempat Lain

Pertimbangkan juga peluang karier di luar perusahaan Anda saat ini. Jika Anda memiliki tawaran pekerjaan lain atau merasa ada peluang yang lebih baik di tempat lain, maka ini bisa menjadi dorongan untuk meninggalkan lingkungan kerja yang toksik. Lingkungan yang sehat dan mendukung dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja Anda secara keseluruhan.

Dukungan Sosial

Memiliki dukungan dari teman, keluarga, atau rekan kerja dapat membantu Anda menghadapi situasi sulit di tempat kerja. Jika Anda merasa terisolasi dan tidak memiliki dukungan, ini bisa memperburuk keadaan. Dalam hal ini, mencari lingkungan kerja yang lebih positif dan mendukung bisa menjadi langkah yang bijak.

Pertimbangan Finansial

Sebelum memutuskan untuk hengkang, pertimbangkan juga aspek finansial. Apakah Anda memiliki tabungan yang cukup untuk mendukung diri sendiri selama mencari pekerjaan baru? Jika tidak, mungkin Anda perlu merencanakan langkah Anda dengan lebih hati-hati, seperti mencari pekerjaan baru sambil tetap bekerja di tempat yang toksik untuk sementara waktu.

Kehidupan Kerja yang Seimbang

Jika pekerjaan Anda mulai mengganggu keseimbangan kehidupan pribadi, seperti mengorbankan waktu bersama keluarga atau kesehatan mental, ini juga bisa menjadi sinyal bahwa Anda perlu mengambil tindakan. Lingkungan kerja yang sehat seharusnya tidak mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi Anda.

Pada akhirnya, semua keputusan akan kembali kepada Anda. Jika Anda merasa situasi tidak akan membaik dan kesehatan Anda terancam, mencari peluang baru di tempat lain mungkin adalah pilihan yang lebih baik. Namun, jika Anda merasa ada harapan untuk perbaikan, pertimbangkan untuk berusaha memperbaiki situasi sebelum mengambil keputusan besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya