ETF adalah Instrumen Investasi, Ini 5 Jenis dan Perkembangannya di Indonesia

Exchange Traded Fund (ETF) adalah jenis reksa dana yang diperdagangkan di bursa saham, mirip dengan cara perdagangan saham.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 12 Sep 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2024, 16:45 WIB
reksa dana
Ilustrasi reksa dana pasar uang | pexels.com/@karolina-grabowska

Liputan6.com, Jakarta Exchange Traded Fund (ETF) merupakan instrumen investasi inovatif yang menggabungkan keunggulan reksa dana, dengan fleksibilitas perdagangan saham. Produk ini dirancang untuk mengikuti kinerja indeks tertentu, seperti indeks saham, obligasi atau komoditas, memberikan investor kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio mereka dengan satu kali pembelian. 

Salah satu daya tarik utama ETF adalah kemudahannya dalam diperdagangkan. Tidak seperti reksa dana konvensional yang hanya dapat dibeli atau dijual pada akhir hari perdagangan, ETF dapat ditransaksikan sepanjang jam bursa, dengan harga yang berfluktuasi secara real-time. Hal ini memberikan fleksibilitas kepada investor, untuk merespon perubahan pasar dengan cepat, baik untuk mengambil keuntungan maupun membatasi kerugian. 

ETF juga menawarkan efisiensi pajak yang lebih baik dibandingkan dengan reksa dana tradisional. Karena ETF umumnya melakukan lebih sedikit transaksi internal, mereka cenderung menghasilkan lebih sedikit capital gains yang dapat dikenakan pajak. Hal ini memungkinkan investor untuk memiliki kontrol yang lebih besar, atas waktu dan besaran pembayaran pajak mereka. 

Meskipun ETF menawarkan banyak keuntungan, investor perlu memahami bahwa tidak semua ETF diciptakan sama. Beberapa ETF menggunakan strategi yang lebih kompleks, seperti leverage atau inverse yang dapat meningkatkan risiko investasi. Berikut ini jenis dan perkembangan ETF di Indonesia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (12/9/2024).

Mengenal ETF atau Exchange Traded Fund

Teranyar! Ini Dua Produk Reksa Dana yang Diluncurkan Pluang untuk Bantu Diversifikasi Portofolio
(Foto:IlustrasI)

Exchange Traded Fund atau ETF merupakan jenis reksa dana yang mengumpulkan dana dari berbagai investor, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio aset yang beragam. Berbeda dengan reksa dana tradisional yang biasanya dibeli melalui bank atau perusahaan sekuritas, ETF diperdagangkan di bursa saham, mirip dengan saham individual. Dalam hal ini, ETF mengacu pada indeks saham yang digunakan sebagai acuan bagi investor untuk melakukan transaksi yang lebih optimal.

ETF dapat diperdagangkan di pasar primer maupun pasar sekunder. Pada pasar primer, pembelian ETF dilakukan melalui Manajer Investasi (MI) atau Dealer Partisipan yang memiliki kewenangan khusus dalam menerbitkan unit ETF. Sementara itu, di pasar sekunder, ETF dapat dibeli dan dijual di bursa saham dengan harga yang dipengaruhi oleh kekuatan supply-demand di antara para investor. Walaupun ETF sering kali disamakan dengan reksa dana dalam hal pengumpulan dana untuk investasi di portofolio aset yang beragam, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. Reksa dana tradisional biasanya dibeli melalui lembaga keuangan seperti bank atau perusahaan sekuritas, sedangkan ETF diperdagangkan langsung di bursa saham. Ini memberikan fleksibilitas lebih besar kepada investor dalam membeli atau menjual ETF dengan harga yang dipengaruhi oleh dinamika pasar.

Meskipun ETF adalah instrumen yang diperdagangkan di bursa saham, karakteristik portofolio reksa dana di dalamnya tetap berada di bawah pengelolaan Manajer Investasi (MI), yang bertanggung jawab atas keputusan investasi. Dalam hal ini, ETF dapat dianggap sebagai instrumen investasi dengan keterikatan pada MI, namun tetap memiliki kebebasan untuk diperdagangkan di bursa saham oleh investor. Proses jual beli ETF diatur dan diawasi oleh tiga lembaga penting yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Meskipun ETF memiliki kesamaan dengan saham dalam hal perdagangannya, KSEI tetap bertanggung jawab untuk mengawasi transaksi ETF di pasar saham.

 

Jenis-Jenis ETF

Pengertian Reksadana
Ilustrasi Investasi Credit: pexels.com/Robin

Exchange Traded Fund (ETF) merupakan jenis investasi yang menggabungkan karakteristik reksa dana dan saham, memberikan investor akses ke berbagai portofolio aset yang diperdagangkan di bursa saham. Berikut beberapa jenis ETF yang paling umum dan fitur-fitur yang membedakannya:

1. Bond ETF

Bond ETF adalah salah satu jenis ETF yang paling dikenal dan luas digunakan, yang terdiri dari kumpulan surat obligasi. Surat obligasi ini bisa berupa obligasi yang diterbitkan oleh berbagai entitas, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, serta lembaga-lembaga keuangan. Dalam Bond ETF, investor memiliki kesempatan untuk berinvestasi dalam portofolio obligasi yang terdiversifikasi, yang biasanya dirancang untuk memberikan pendapatan tetap berupa kupon obligasi dan potensi apresiasi nilai dari obligasi yang ada dalam portofolio. Dengan adanya diversifikasi yang luas dalam Bond ETF, investor dapat mengurangi risiko terkait dengan kepemilikan obligasi individual dan mendapatkan keuntungan dari pendapatan bunga yang relatif stabil.

2. Stock ETF

Stock ETF merupakan jenis ETF yang menyimpan kumpulan saham dari berbagai perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham. Biasanya, satu Stock ETF mencakup saham dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam berbagai sektor industri, namun sering kali tetap berfokus pada satu area industri tertentu. Sebagai contoh, sebuah Stock ETF mungkin mencakup saham perusahaan teknologi terkemuka atau perusahaan-perusahaan di sektor kesehatan. Dengan Stock ETF, investor dapat memperoleh eksposur ke berbagai saham dalam satu transaksi, memungkinkan mereka untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan sektor tertentu sambil mengurangi risiko yang terkait dengan investasi di saham individual.

3. Industry ETF

Industry ETF adalah jenis ETF yang terdiri dari saham-saham perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam industri yang sama atau sangat mirip. Berbeda dengan Stock ETF yang mungkin mencakup saham dari berbagai sektor industri, Industry ETF berfokus pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sangat spesifik, seperti sektor energi, kesehatan, atau teknologi. Contohnya, sebuah Industry ETF mungkin hanya berisi saham dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi semen atau perusahaan penyedia air minum. Dengan berinvestasi dalam Industry ETF, investor dapat mendapatkan paparan yang lebih terarah dalam satu sektor industri tertentu dan mengikuti perkembangan serta tren yang memengaruhi industri tersebut secara langsung.

4. Commodity ETF

Commodity ETF adalah jenis ETF yang melibatkan investasi dalam komoditas yang diperdagangkan, seperti minyak, tembaga, emas, dan berbagai bahan tambang lainnya. Commodity ETF sering kali berinvestasi dalam kontrak berjangka atau instrumen derivatif lainnya yang terkait dengan harga komoditas yang mendasarinya. Karena komoditas dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan, Commodity ETF cenderung menjadi pilihan bagi investor yang ingin memanfaatkan pergerakan harga komoditas untuk diversifikasi portofolio atau sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Investasi dalam Commodity ETF memberikan akses langsung ke pasar komoditas, memungkinkan investor untuk mendapatkan manfaat dari perubahan harga komoditas tanpa harus membeli komoditas fisik secara langsung.

5. Currency ETF

Currency ETF, atau ETF mata uang, merupakan jenis ETF yang terdiri dari sekelompok mata uang asing yang diperdagangkan dalam satu produk. Currency ETF memberikan investor kesempatan untuk berinvestasi dalam portofolio mata uang tanpa perlu melakukan transaksi langsung di pasar valuta asing. Jenis ETF ini sering digunakan oleh perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional atau oleh investor yang ingin melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Currency ETF dapat mencakup mata uang dari berbagai negara atau fokus pada satu mata uang utama. Dengan berinvestasi dalam Currency ETF, investor dapat memperoleh keuntungan dari pergerakan nilai tukar mata uang yang mendasarinya dan mengelola risiko valuta asing dengan lebih efisien.

Perkembangan ETF di Indonesia

Ilustrasi investasi
Ilustrasi investasi. (Foto: Freepik/Funtap)

Perkembangan Exchange Traded Fund (ETF) di Indonesia mengalami kemajuan pesat, sejak peluncurannya yang pertama kali pada tahun 2007. Indo Premier menjadi pelopor dengan meluncurkan Premier ETF LQ-45 (R-LQ45X), yang menandai awal dari kehadiran ETF di pasar Indonesia. Sejak saat itu, pasar ETF di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa pada akhir Mei 2021, jumlah ETF yang diperdagangkan di BEI telah mencapai 47 produk, menjadikannya salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.

Di samping itu, sejumlah ETF yang terdaftar di bursa internasional juga menginvestasikan dalam saham-saham yang terdaftar di Indonesia. Berikut adalah beberapa ETF internasional yang mencakup saham-saham Indonesia:

1. iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO)

iShares MSCI Indonesia ETF, yang dikenal dengan kode EIDO, merupakan salah satu ETF yang paling populer di kalangan investor global yang ingin memantau kinerja pasar modal Indonesia. EIDO dikelola oleh BlackRock, perusahaan penyedia ETF terbesar di dunia, sejak diluncurkan pada 5 Mei 2010. ETF ini terdaftar di NYSE Arca di Amerika Serikat dan memiliki dana kelolaan sebesar US$329 juta. EIDO menggunakan MSCI Indonesia IMI 25/50 Index sebagai acuan kinerjanya. Portofolio utama ETF ini mencakup lima saham teratas yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), Bank Mandiri (BMRI), dan Astra International (ASII) dari total 75 saham yang ada dalam portofolionya.

2. VanEck Vector Indonesia Index ETF (IDX)

VanEck Vector Indonesia Index ETF, atau IDX, adalah ETF yang dikelola oleh VanEck dan diluncurkan pada 15 Januari 2009. ETF ini tercatat di NYSE Arca di Amerika Serikat dan memiliki dana kelolaan sebesar US$33 juta. IDX menggunakan MVIS Indonesia Index sebagai acuan kinerjanya. Seperti halnya EIDO, IDX juga mencakup saham-saham teratas seperti BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 41 saham dalam portofolionya.

3. Lyxor MSCI Indonesia UCITS ETF (LYXI/INDO)

Lyxor MSCI Indonesia UCITS ETF, yang diperdagangkan dengan kode LYXI, adalah ETF yang dikelola oleh Lyxor dan diluncurkan pada 4 Juli 2011. ETF ini terdaftar di beberapa bursa Eropa, termasuk Euronext (Perancis), Borsa Italiana (Italia), dan Frankfurt Stock Exchange (Jerman), serta memiliki dana kelolaan sebesar EUR26 juta. LYXI menggunakan MSCI Net Total Return Index sebagai acuan kinerjanya. Portofolio LYXI mencakup lima saham utama seperti BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

4. HSBC MSCI Indonesia UCITS ETF (HIDR)

HSBC MSCI Indonesia UCITS ETF, dengan kode HIDR, dikelola oleh HSBC Investment Funds dan diluncurkan pada 30 Maret 2011. ETF ini tercatat di beberapa bursa internasional, termasuk London Stock Exchange (Inggris), Borsa Italiana (Italia), Frankfurt Stock Exchange (Jerman), dan SIX Swiss Exchange (Swiss), serta memiliki dana kelolaan sebesar US$41 juta. HIDR menggunakan MSCI Indonesia Net USD Index sebagai acuan kinerjanya. Portofolio utama HIDR juga meliputi saham-saham seperti BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

5. MSCI Indonesia Swap UCITS ETF (XMIN/XMID)

Berbeda dengan ETF lainnya yang menggunakan metode replikasi indeks penuh, MSCI Indonesia Swap UCITS ETF, atau XMIN, adalah jenis ETF sintetis yang menggunakan mekanisme swap untuk mengukur kinerjanya. ETF ini dikelola oleh DWS Investment Management dan diluncurkan di berbagai bursa internasional termasuk London Stock Exchange (Inggris), Borsa Italiana (Italia), Frankfurt Stock Exchange (Jerman), dan Singapore Exchange (Singapura). XMIN memiliki dana kelolaan sebesar US$89 juta dan menggunakan MSCI Indonesia Net USD Index sebagai acuan kinerjanya. Portofolio ETF ini mencakup lima saham utama yang sama dengan ETF lainnya, yaitu BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, dan ASII dari total 22 saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya