Aliran Dana Masuk ke ETF Bitcoin Melonjak 175 Persen

ETF bitcoin spot termasuk salah satu peluncuran ETF tersukses sepanjang masa, dan telah kumpulkan lebih dari USD 40,6 miliar .

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 06:00 WIB
Aliran Dana Masuk ke ETF Bitcoin Melonjak 175 Persen
Dana yang diperdagangkan di bursa atau exchange trade fund (ETF) bitcoin spot yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) naik 175 persen year over year (YoY) dalam hampir tiga minggu pertama perdagangan.(Foto: Visual Stories/Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dana yang diperdagangkan di bursa atau exchange trade fund (ETF) bitcoin spot yang terdaftar di Amerika Serikat (AS) naik 175 persen year over year (YoY) dalam hampir tiga minggu pertama perdagangan.

Mengutip Coindesk, Kamis (6/2/2025), pada 13 Januari-5 Februari 2025, arus masuk bersih setara USD 4,4 miliar atau sekitar Rp 71,7 triliun ke ETF bitcoin spot (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.302). Sedangkan arus masuk bersih pada 2024 untuk tiga minggu pertama setara USD 1,6 miliar atau Rp 26,09 triliun.

Adapun ETF bitcoin spot termasuk salah satu peluncuran ETF tersukses sepanjang masa, dan telah kumpulkan lebih dari USD 40,6 miliar atau sekitar Rp 661,95 triliun dalam total arus masuk bersih.

Pada saat yang sama, BlackRock iShares Trust (IBIT) alami total arus masih bersih sebesar USD 40,8 miliar. Sedangkan total arus masuk bersih untuk semua 11 ETF bitcoin spot mencapai USD 40,6 miliar. Sementara itu, aliran dana yang keluar di Grayscale GBTC mencapai USD 21,9 miliar atau sekitar Rp 357,06 triliun.

Untuk menentukan apakah arus masuk ini mencerminkan posisi beli terarah atau merupakan bagian dari perdagangan dasar, di mana investor mengambil posisi beli pada aset acuan di pasar spot. Sementara secara bersamaan menjual kontrak berjangka saat mereka berdagang pada premi terhadap spot.

Saat ini, investor dapat memperoleh premi sekitar 10%, yang pada akhirnya akan berkurang saat harga spot mendekati berakhirnya kontrak berjangka.

Menurut data Glassnode, Chicago Mercantile Exchange (CME), tempat utama untuk perdagangan tersebut, telah mengalami penurunan minat terbuka dari 180.099 BTC menjadi 168.549 BTC tahun ini, yang menunjukkan bahwa arus masuk ini tidak terutama didorong oleh perdagangan dasar.

Pengajuan ETF Kripto Baru

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)... Selengkapnya

Sebelumnya, Perusahaan penyedia ETF di AS berlomba-lomba untuk meluncurkan produk ETF berbasis kripto yang lain. Ini ditunjukkan dalam berkas yang mencakup sejumlah besar penawaran baru diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menjelang akhir 2024. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/10/2025), di antara produk yang diusulkan adalah ETF dari ProShares yang akan mendenominasikan pengembalian S&P 500 dalam Bitcoin. Dana yang direncanakan oleh Strive Asset Management dan REX Shares akan menawarkan eksposur ke obligasi konversi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli Bitcoin. 

Kemudian perusahaan ETF Volatility Shares berencana meluncurkan dana Solana yang terbalik dan dengan leverage, di samping kendaraan yang akan melacak token digital terbesar keenam menggunakan kontrak berjangka.

Secara keseluruhan, pengajuan tersebut, jika disetujui, akan mendatangkan lebih dari selusin dana baru yang berpusat pada kripto ke sektor ini pada 2025, hanya setahun setelah dimulainya ETF Bitcoin AS pertama.

Tahun 2024 menjadi tahun bersejarah untuk industri kripto, yang menyaksikan Bitcoin aset digital terbesar di dunia melonjak lebih dari 120 persen hingga melampaui USD 100.000. 

Peningkatan itu terjadi sebagian berkat dukungan presiden terpilih Donald Trump terhadap industri ini, dengan banyak pengamat pasar bertaruh bahwa sikap regulasi yang lebih longgar oleh pemerintahannya dapat membantu sektor kripto tumbuh lebih jauh. 

Antusiasme atas pemilihannya membantu mendorong arus masuk tahunan untuk ETF Bitcoin terbesar salah satunya oleh BlackRock di atas USD 37 miliar untuk tahun ini, yang merupakan dana ketiga terbanyak, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

 

Total Aset ETF Bitcoin Tembus Rp 1.591 Triliun

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)... Selengkapnya

Sebelumnya, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin telah melonjak melewati USD 100 miliar atau setara Rp 1.591 triliun (asumsi kurs Rp 15.915 per dolar AS) dalam total aset, menandai tonggak penting hanya 10 bulan setelah debutnya pada Januari 2024. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (22/11/2024), ada 12 ETF Bitcoin saat ini, yang diterbitkan oleh lembaga keuangan besar seperti BlackRock dan Fidelity Investments. Aset ini telah mengalami pertumbuhan yang pesat, menjadi salah satu peluncuran kategori dana paling sukses dalam sejarah terkini.

Pada Rabu, ETF Bitcoin mengalami arus masuk bersih sebesar USD 773 juta, karena harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru. Pada Kamis, Bitcoin telah mencapai nilai luar biasa sebesar USD 97.892, melanjutkan momentum kenaikannya menuju angka USD 100.000.

Lonjakan harga Bitcoin didorong oleh meningkatnya optimisme seputar industri kripto, terutama karena sikap Presiden terpilih Donald Trump terhadap aset digital menurut Bloomberg. 

Diskusi dalam tim transisi Trump mempertimbangkan pembentukan posisi khusus Gedung Putih yang berfokus pada kebijakan aset digital yang berpotensi menjadi langkah bersejarah bagi AS. 

Para pendukung kripto mendorong agar peran ini memiliki akses langsung ke presiden terpilih, yang telah muncul sebagai pendukung utama mata uang kripto.

Sejak Hari Pemilihan AS pada 5 November, ETF Bitcoin telah melihat arus masuk bersih sebesar USD 5,8 miliar. Mata uang kripto telah meroket sebesar 129 persen pada 2024, melampaui saham, emas, dan aset tradisional lainnya.

 

Ngebet Masuk Kripto, Morgan Stanley Pantau Aturan Baru SEC AS

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)... Selengkapnya

Sebelumnya, CEO Morgan Stanley, Ted Pick mengungkapkan bahwa bank tersebut segera bekerja sama dengan regulator Amerika Serikat (AS)  untuk memperdalam keterlibatannya di pasar kripto.

"Bagi kami, persamaannya benar-benar berkisar pada apakah kami, sebagai lembaga keuangan yang sangat teregulasi, dapat bertindak sebagai pelaku transaksi," ungkap Pick dalam sebuah wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, dikutip dari CNBC International, Minggu (26/1/2025).

"Kami (Morgan Stanley) akan bekerja sama dengan Departemen Keuangan dan regulator lainnya untuk mencari tahu bagaimana kami dapat menawarkannya dengan cara yang aman," kata Pick.

Morgan Stanley, yang dikenal sebagai raksasa dalam industri manajemen kekayaan, sebelumnya telah berulang kali mengungguli para pesaingnya dalam hal kripto.

Morgan Stanley menjadi bank besar AS pertama yang menawarkan dana Bitcoin kepada klien kayanya pada tahun 2021, dan 2024 menawarkan dana yang diperdagangkan di bursa (RTF) Bitcoin. 

Namun di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, perbankan belum diizinkan untuk menjajaki kelas aset tersebut.

Baru-baru ini, kepemimpinan baru Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mengatakan bahwa mereka telah membentuk gugus tugas untuk mengembangkan kerangka regulasi aset kripto di AS.

"Fokus Satgas adalah membantu Komisi menetapkan batasan regulasi yang jelas, menyediakan jalur pendaftaran yang realistis, menyusun kerangka pengungkapan yang masuk akal, dan mengerahkan sumber daya penegakan hukum secara bijaksana," kata kantor pejabat Ketua SEC baru, Mark Uyeda dalam pengumuman tersebut, dikutip dari Channel News Asia.

Mulai Perombakan

Satuan tugas tersebut akan membantu para pembuat undang-undang di AS menyusun undang-undang terkait kripto sambil berkoordinasi dengan badan federal lainnya, seperti Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas, serta lembaga negara bagian dan asing.

Dilaporkan juga, Uyeda dan Peirce sudah bersiap untuk memulai perombakan kebijakan kripto pemerintahan Trump, termasuk dengan memulai proses pembuatan kebijakan.

Trump juga Dilaporkan berencana mengeluarkan perintah eksekutif yang akan mengurangi pengawasan regulasi terhadap industri kripto dan membantu mempromosikan adopsi aset digital.

 Industri Sambut Antusias

Seorang eksekutif puncak di Coinbase memuji langkah SEC membentuk kebijakan kripto.

"Kami telah mengatakan selama bertahun-tahun untuk membantu kami dengan menyusun aturan untuk kripto. Selama empat tahun terakhir, jawabannya adalah 'tidak'," kata Kepala Bagian Hukum Coinbase, Paul Grewal dalam sebuah wawancara telepon.

"Ini adalah hari yang baru," ujar dia.

Adapun kepala kebijakan global di Kraken, Jonathan Jachym mengatakan bahwa gugus tugas baru SEC diharapkan dapar menjadi solusi kebijakan yang nyata dan membenahi masalah penegakan hukum kripto di masa lalu.

"Kami berharap dapat mempercepat keterlibatan dalam kebijakan, untuk membangun kejelasan regulasi," tuturnya.

Harga Bitcoin sempat mencetak mencapai rekor baru di angka USD109.071 pada Senin, 20 Januari, di tengah kegembiraan investor atas pemerintahan AS yang kini ramah terhadap kripto.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya