Rian Mahendra: Perjalanan Karier dan Kontroversinya Sebagai Pengusaha Bus

Perjalanan hidup, karier dan kontroversi Rian Mahendra

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 13 Sep 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 18:00 WIB
Rian Mahendra (Instagram/@rianmahendra83)
Rian Mahendra (Instagram/@rianmahendra83)

Liputan6.com, Jakarta Rian Mahendra adalah nama yang tidak asing lagi dalam industri transportasi bus di Indonesia. Sebagai mantan Direktur Operasional PO Haryanto, salah satu perusahaan otobus terkemuka di negeri ini, Rian Mahendra telah menjadi salah satu orang yang menarik perhatian banyak pihak dalam dunia transportasi darat di Indonesia. 

Lahir pada tahun 1983 di Kudus, Indonesia, Rian Mahendra tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan bisnis transportasi. Sebagai putra sulung dari Haji Haryanto, pendiri PO Haryanto, Rian sejak muda telah dipersiapkan untuk mengambil alih bisnis keluarga. Dedikasi dan kecakapan Rian Mahendra dalam mengelola perusahaan membuat PO Haryanto berkembang pesat menjadi salah satu operator bus terbesar di Indonesia.

Namun, perjalanan karier Rian Mahendra tidak selalu mulus. Kontroversi dan skandal yang muncul pada tahun 2022 membuat namanya menjadi sorotan publik. Pemecatannya dari posisi Direktur Operasional PO Haryanto oleh ayahnya sendiri menjadi titik balik dalam kariernya. 

Mari kita telusuri lebih dalam perjalanan hidup dan karier Rian Mahendra, yang telah Liputan6.com rangkum pada Jumat (13/9).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Latar Belakang dan Kehidupan Pribadi

Keluarga dan Masa Muda

Rian Mahendra lahir pada tahun 1983 di Kudus, Indonesia, sebagai anak pertama dari pasangan Suheni dan Haji Haryanto. Ayahnya, Haji Haryanto, adalah sosok penting dalam industri transportasi bus Indonesia sebagai pendiri PO Haryanto. Rian memiliki dua adik, Agus Hartopo dan Dewi Tri Cahyani, yang juga terlibat dalam bisnis keluarga.

Tumbuh dalam keluarga yang memiliki bisnis transportasi besar, Rian sejak kecil telah diperkenalkan dengan seluk-beluk industri ini. Pengalaman masa kecilnya di sekitar bus dan terminal membentuk pemahaman mendalam tentang bisnis transportasi yang kelak akan sangat bermanfaat dalam kariernya.

Pendidikan dan Pernikahan

Meskipun detail spesifik tentang pendidikan formal Rian tidak banyak diketahui publik, dapat diasumsikan bahwa ia mendapatkan pendidikan yang baik untuk mempersiapkannya mengambil alih bisnis keluarga. Pengetahuannya tentang manajemen bisnis dan operasional transportasi kemungkinan besar merupakan kombinasi dari pendidikan formal dan pengalaman praktis yang didapatkan sejak muda.

Dalam kehidupan pribadinya, Rian Mahendra menikah dengan Alina Tristi. Pasangan ini dikaruniai dua anak, meskipun informasi lebih lanjut tentang anak-anak mereka tidak banyak diungkap ke publik. Keluarga kecil ini menjadi pondasi penting bagi Rian dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kariernya.

Karier di PO Haryanto

Awal Karier dan Peran di PO Haryanto

Karier Rian Mahendra di PO Haryanto dimulai pada tahun 2003, ketika ia baru berusia 20 tahun. Bersama dengan adik-adiknya, Rian mulai terlibat aktif dalam pengelolaan perusahaan di bawah pengawasan langsung ayahnya, Haji Haryanto. Pada masa awal ini, PO Haryanto hanya memiliki lima unit bus, namun di bawah kepemimpinan generasi muda ini, perusahaan mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Rian menunjukkan bakat alami dalam manajemen operasional dan pengembangan bisnis. Ia berperan penting dalam ekspansi rute dan armada PO Haryanto. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan mulai membuka trayek-trayek baru dan memodernisasi armadanya, menghadirkan bus-bus dengan teknologi dan kenyamanan terkini.

Kontribusi

Selama masa kepemimpinannya sebagai Direktur Operasional, Rian Mahendra berhasil membawa PO Haryanto ke tingkat baru dalam industri transportasi bus Indonesia. Beberapa pencapaian utamanya meliputi:

  • Ekspansi Armada: PO Haryanto berkembang dari hanya lima unit bus menjadi salah satu operator dengan armada terbesar di Indonesia.
  • Modernisasi Layanan: Rian memperkenalkan standar layanan baru, termasuk sistem pemesanan online dan fasilitas bus yang lebih modern.
  • Perluasan Rute: Di bawah kepemimpinannya, PO Haryanto memperluas jangkauan operasinya, mencakup lebih banyak kota dan provinsi di Indonesia.
  • Peningkatan Efisiensi Operasional: Rian menerapkan sistem manajemen modern yang meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Kontroversi dan Pemecatan

Pemecatan

Perjalanan karier Rian Mahendra di PO Haryanto berakhir secara kontroversial pada 22 Juni 2022. Ia dipecat dari posisinya sebagai Direktur Operasional oleh ayahnya sendiri, Haji Haryanto. Alasan di balik pemecatan ini menjadi bahan perbincangan publik dan memunculkan berbagai spekulasi.

Menurut pernyataan resmi dari Haji Haryanto, Rian dipecat karena terjerat utang miliaran rupiah akibat keterlibatannya dalam investasi mata uang kripto, khususnya bitcoin. Haji Haryanto mengklaim bahwa Rian tidak bisa memenuhi janjinya untuk membayar komisi 20% kepada orang-orang yang dipinjamkan uang, yang pada akhirnya membuat perusahaan harus menanggung utang tersebut.

Di sisi lain, Rian Mahendra memberikan versi berbeda tentang pemecatannya. Ia menyatakan bahwa pemecatan tersebut terjadi karena ayahnya tidak menghendaki keberadaannya di perusahaan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut tentang alasan di baliknya.

Kasus Penipuan dan Utang

Selain masalah internal dengan PO Haryanto, Rian Mahendra juga menghadapi tuduhan penipuan dari pihak luar. PO Sembodo, perusahaan otobus lain, melaporkan Rian ke polisi atas dugaan penipuan dengan kerugian material hingga Rp 2,2 miliar. Rian dituduh melanggar kesepakatan perusahaan dan menggelapkan uang yang seharusnya diserahkan ke PO Sembodo.

Kasus ini semakin memperumit situasi Rian dan menambah tekanan terhadap reputasinya di industri transportasi. Tuduhan penipuan dan penggelapan dana ini menjadi pukulan berat bagi kariernya yang sebelumnya dipandang cemerlang.

Tanggapan Rian Mahendra

Menghadapi berbagai tuduhan dan kontroversi, Rian Mahendra tidak tinggal diam. Ia memberikan tanggapan melalui akun Instagram pribadinya, menyatakan bahwa berita yang dituduhkan kepadanya tidak benar. Rian mengklaim memiliki bukti-bukti berupa kontrak, percakapan, dan dokumen lain yang menurutnya dapat membersihkan namanya.

Dalam pernyataannya, Rian menyatakan kesediaannya untuk mematuhi panggilan dari pihak berwenang dan akan membuka bukti-bukti yang dimilikinya hanya di hadapan penyidik. Ia juga menyatakan tidak akan membuat laporan balik jika masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Sikap Rian dalam menghadapi kontroversi ini menunjukkan upayanya untuk mempertahankan reputasinya dan mencari penyelesaian yang adil atas kasus-kasus yang menimpanya.


Karier Pasca PO Haryanto

Pendirian PO MTI

Setelah pemecatannya dari PO Haryanto, Rian Mahendra tidak langsung meninggalkan industri transportasi. Ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan otobus baru bernama PO MTI (Mahendra Transport Indonesia). Langkah ini menunjukkan tekadnya untuk tetap relevan dalam industri yang telah ia geluti selama bertahun-tahun.

Pendirian PO MTI menjadi bentuk pembuktian diri Rian bahwa ia masih memiliki kapabilitas dan pengetahuan mendalam tentang industri transportasi bus. Meskipun menghadapi tantangan besar, terutama dalam membangun kepercayaan publik setelah kontroversi yang menimpanya, Rian berusaha untuk memulai lembaran baru dalam kariernya.

Bergabung dengan PO Kencana

Selain mendirikan PO MTI, Rian Mahendra juga bergabung dengan PO Kencana sebagai tenaga ahli. Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun mengalami kemunduran dalam kariernya di PO Haryanto, keahlian dan pengalaman Rian masih dihargai dalam industri transportasi.

Perjalanan karier Rian Mahendra di industri transportasi bus Indonesia penuh dengan dinamika. Dari kesuksesannya mengembangkan PO Haryanto menjadi salah satu operator bus terkemuka di Indonesia, hingga kontroversi yang berujung pada pemecatannya, kisah Rian menawarkan banyak pelajaran berharga.

Meskipun menghadapi berbagai tuduhan dan kontroversi, Rian menunjukkan resiliensi dengan tetap aktif di industri transportasi melalui pendirian PO MTI dan keterlibatannya dengan PO Kencana. Sikapnya dalam menghadapi tuduhan, dengan menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dengan pihak berwajib, menunjukkan upayanya untuk memulihkan reputasinya.

Kasus Rian Mahendra juga menyoroti pentingnya integritas, manajemen risiko yang baik, dan perencanaan suksesi dalam bisnis keluarga. Terlepas dari kontroversi yang menyelimutinya, kontribusi Rian dalam mengembangkan industri transportasi bus di Indonesia tidak dapat diabaikan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya