Mengenal Bisnis Model Canvas, Pahami Elemen, Manfaat, dan Contoh Implementasinya

Bisnis Model Canvas (BMC) adalah alat manajemen strategis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, seorang pengusaha dan pembicara publik terkenal asal Swiss.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 31 Mei 2024, 12:53 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2024, 09:55 WIB
Perencanaan Bisnis
Ilustrasi Sedang Merencanakan Bisnis (freepik/gpointstudio)

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia bisnis, memiliki bisnis yang sukses tentunya merupakan impian setiap pengusaha. Namun, mencapai kesuksesan tersebut bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengusaha untuk menerapkan model bisnis yang sesuai dengan situasi dan kondisi bisnisnya.

Salah satu model bisnis yang sering digunakan dan terbukti efektif adalah Business Model Canvas (BMC). BMC adalah alat perencanaan yang digunakan untuk menggambarkan bisnis secara visual dalam satu halaman. Dalam BMC, bisnis dipecah menjadi sembilan elemen kunci yang saling terkait.

BMC penting bagi pengusaha, startup, dan bisnis yang sudah mapan karena melalui model ini, mereka dapat mengidentifikasi kelemahan dan celah dalam bisnis mereka. Dengan pemahaman yang jelas tentang elemen-elemen bisnis, mereka dapat membuat perbaikan dan inovasi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu, BMC juga membantu pengusaha untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan kompetisi yang semakin ketat.

Lalu apa itu Bisnis Model Canvas? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (24/5/2024).

Apa Itu Bisnis Model Canvas?

Bisnis Model Canvas (BMC) adalah alat manajemen strategis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, seorang pengusaha dan pembicara publik terkenal asal Swiss. BMC digunakan untuk merancang, menggambarkan, dan mengkaji model bisnis sebuah perusahaan atau organisasi. Tujuan utamanya adalah membantu para pengusaha dan pemimpin bisnis dalam memahami elemen-elemen penting dalam sebuah model bisnis.

BMC terdiri dari sembilan blok utama yang mencakup kegiatan kunci bisnis, struktur biaya, sumber daya kunci, proposisi nilai, hubungan pelanggan, saluran distribusi, segmen pasar, kemitraan kunci, dan aliran pendapatan. Melalui BMC, pemilik bisnis dapat mengidentifikasi peluang yang ada, menggambarkan bagaimana nilai diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, serta mengidentifikasi potensi penghematan biaya dan peningkatan efisiensi.

Keunggulan BMC adalah kesederhanaannya dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis. Dengan menggunakan BMC, pengusaha dapat menggambarkan model bisnis mereka secara visual dan dengan mudah berbagi gagasan dengan orang lain. Dalam era ketidakpastian ini, BMC menjadi alat yang efektif untuk mengidentifikasi dan mengadaptasi perubahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan demikian, BMC dapat menjadi panduan yang berharga bagi para pengusaha untuk mengembangkan strategi bisnis yang sukses.

Elemen Business Model Canvas

Ilustrasi seseorang yang sedang menghitung keuangan bisnis
Ilustrasi seseorang yang sedang menghitung keuangan bisnis/Shutterstock-Sutthiphong Chandaeng.

Bisnis Model Canvas (BMC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk merancang dan menggambarkan model bisnis suatu perusahaan. Alat ini terdiri dari 9 elemen yang membantu menyusun dan memvisualisasikan seluruh aspek bisnis secara komprehensif.

Elemen-elemen dalam BMC meliputi:

  1. Customer Segment: Menentukan siapa target pasar atau pelanggan yang akan membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan. Elemen ini juga melibatkan pemahaman tentang siapa yang bersedia membayar untuk produk atau jasa tersebut.
  2. Value Proposition: Menjelaskan mengapa pelanggan akan memilih produk atau jasa perusahaan dibandingkan dengan kompetitor. Elemen ini mencakup keunggulan bisnis dan faktor yang menarik dari model bisnis perusahaan.
  3. Channels: Menyusun strategi untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada pelanggan. Elemen ini berkaitan dengan cara produk atau jasa dapat sampai ke tangan pelanggan dengan cara yang efektif.
  4. Customer Relationship: Merumuskan strategi untuk menjalin hubungan baik dengan pelanggan. Elemen ini juga mencakup bagaimana memastikan kepuasan pelanggan setelah menggunakan produk atau jasa perusahaan.
  5. Revenue Streams: Menentukan berbagai cara bagaimana bisnis menghasilkan uang, seperti penjualan produk atau jasa tertentu.
  6. Key Activities: Aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan value proposition dan strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
  7. Key Resources: Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis dan menghadapi persaingan dengan bisnis serupa.
  8. Key Partnerships: Menentukan pihak atau mitra yang dapat membantu mengerjakan hal-hal yang tidak termasuk dalam key activities perusahaan dan yang menjadi faktor penting dalam kesuksesan perusahaan.
  9. Cost Structures: Biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan model bisnis, termasuk biaya pada setiap elemen key activities, key resources, dan channels.

Dengan template Bisnis Model Canvas, seorang pengusaha dapat dengan mudah melihat potensi suatu ide bisnis dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahannya. BMC menjadi alat yang efektif dalam menyusun rencana bisnis yang komprehensif.

Manfaat Menggunakan Business Model Canvas

8 Tips Memulai dan Kembangkan Bisnis Tanpa Banyak Uang
Ilustrasi Mulai Kembangkan Bisnis (freepik/rawpixel)

Business Model Canvas (BMC) memberikan banyak manfaat bagi perusahaan dalam merancang, mengubah, dan memvalidasi model bisnis mereka.

Pertama-tama, kefleksibelan adalah salah satu manfaat utama dari BMC. Dengan menggunakan BMC, perusahaan dapat dengan mudah merancang ulang atau mengubah model bisnis mereka sesuai kebutuhan dan perubahan pasar. BMC memungkinkan perusahaan menggambarkan elemen-elemen kunci dari model bisnis mereka dengan jelas dan terperinci sehingga memudahkan dalam mendeteksi area yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi. Selain itu, BMC juga memungkinkan perusahaan untuk memvalidasi model bisnis mereka melalui tes dan iterasi yang melibatkan pelanggan dan pemangku kepentingan.

Kolaborasi adalah manfaat lain yang diberikan oleh penggunaan BMC. BMC dapat digunakan dalam tim untuk merangsang diskusi dan inovasi. Dengan menghadirkan elemen-elemen kunci dari model bisnis dalam satu halaman, BMC memfasilitasi komunikasi yang efektif antara anggota tim, yang mendorong kolaborasi dan pemikiran kreatif. Tim dapat secara aktif terlibat dalam diskusi dan berkontribusi ide-ide yang berbeda untuk mengoptimalkan model bisnis.

Visualisasi adalah manfaat lain yang ditawarkan oleh BMC. Dengan menempatkan seluruh model bisnis dalam satu halaman, BMC memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah melihat dan memahami keseluruhan gambar dari model bisnis mereka. Ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kelemahan atau kekuatan dalam model bisnis mereka secara lebih efisien. BMC memberikan visibilitas yang jelas terhadap semua aspek penting dari model bisnis, sehingga dapat membantu mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih sukses dan berkelanjutan. Dengan visualisasi yang jelas, perusahaan dapat dengan mudah membagikan pemikiran dan ide-ide mereka kepada orang lain, termasuk pihak investasi atau mitra bisnis potensial.

Secara keseluruhan, penggunaan BMC memberikan kefleksibelan, kolaborasi, dan visualisasi yang penting bagi perusahaan. Dengan menggunakan BMC, perusahaan dapat merancang, mengubah, dan memvalidasi model bisnis mereka dengan lebih efektif, yang akhirnya dapat membantu dalam mencapai keberhasilan bisnis yang lebih besar.

Langkah-Langkah Membuat Bisnis Model Canvas

Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/Christina
Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/Christina

Langkah-langkah untuk membuat Business Model Canvas (BMC) adalah sebagai berikut:

1. Tahap Awal: Kumpulkan tim dan siapkan materi (kanvas besar, sticky notes, spidol).

Tahap pertama dalam membuat BMC adalah mengumpulkan tim yang terlibat dalam bisnis. Memiliki sudut pandang dan pengetahuan yang berbeda dalam tim dapat memberikan wawasan yang lebih lengkap saat membuat BMC. Selain itu, pastikan untuk menyiapkan materi yang diperlukan, seperti kanvas besar untuk menggambar BMC, sticky notes untuk menulis poin-poin penting, dan spidol untuk membuat markah.

2. Proses Pengisian: Jelaskan bagaimana mengisi setiap blok, mulai dari pelanggan hingga struktur biaya.

Setelah tim dan materi siap, langkah berikutnya adalah mengisi setiap blok pada BMC. Mulailah dengan menentukan siapa pelanggan target bisnis Anda. Identifikasi preferensi, kebutuhan, dan masalah yang ingin Anda selesaikan. Selanjutnya, fokus pada proposal nilai, yang menjelaskan nilai unik yang ditawarkan bisnis Anda kepada pelanggan. Pindah ke segmen pasar dan segmenasi sasaran yang menjadi target bisnis Anda. Pahami pasokan kunci yang diperlukan untuk menjalankan bisnis dan saluran distribusi untuk mencapainya. Tentukan sumber pendapatan dan strategi harga yang akan digunakan. Terakhir, tentukan struktur biaya yang terkait dengan operasional bisnis Anda.

3. Iterasi dan Validasi: Bagaimana melakukan iterasi pada BMC dan memvalidasi dengan umpan balik dari pelanggan atau pasar.

Setelah BMC selesai diisi, langkah selanjutnya adalah melakukan iterasi dan validasi. Dalam proses ini, BMC akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bisnis tetap relevan dan berkelanjutan. Umpan balik dari pelanggan atau pasar sangat penting dalam memvalidasi BMC. Gunakan umpan balik ini untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian pada BMC, sesuai kebutuhan bisnis Anda. Dengan melakukan iterasi dan validasi berkelanjutan, bisnis Anda dapat menghadapi perubahan pasar dan mengoptimalkan strategi yang diterapkan dalam BMC.

 

Contoh Implementasi Business Model Canvas

Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/ John Schnobrich
Ilustrasi Bisnis Online. Foto: Unsplash/John Schnobrich

Bisnis Model Canvas (BMC) adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis model bisnis sebuah perusahaan. Dengan menggunakan BMC, perusahaan dapat merencanakan dan mengelola berbagai aspek bisnis dengan lebih efektif. Berikut ini adalah contoh implementasi BMC pada dua perusahaan terkemuka, yaitu Google dan Apple.

Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, memanfaatkan BMC untuk mengembangkan model bisnisnya. Pada segmen kunci, Google menyediakan mesin pencari yang andal dan akurat. Dalam hubungan dengan pelanggan, Google menyediakan beragam produk dan layanan, seperti Google Ads dan Google Maps. Untuk melalui kanal distribusi, Google mengandalkan internet sebagai platform utama. Sementara itu, dalam kunci kegiatan, mereka fokus pada pengembangan teknologi dan inovasi di bidang IT. Dalam unsur pasangan biaya, Google memanfaatkan iklan sebagai sumber pendapatan utama.

Selain Google, Apple juga berhasil dengan BMC-nya. Apple menyediakan berbagai produk teknologi, seperti iPhone dan Mac, sebagai segmen kunci. Mereka menjual produk-produk tersebut secara langsung ke konsumen melalui toko ritel dan platform online. Selain itu, Apple juga menyediakan beragam layanan, seperti iCloud dan Apple Music. Dalam hal kunci kegiatan, mereka berfokus pada desain, pengembangan, dan pemasaran produk. Apple juga menghasilkan pendapatan melalui penjualan perangkat keras dan perangkat lunak.

Dalam contoh-contoh di atas, terlihat bahwa setiap blok dalam BMC diisi dengan strategi yang tepat. Model bisnis yang baik dapat membantu perusahaan mengoptimalkan sumber daya dan mencapai keuntungan yang lebih besar. Implementasi BMC menjadi kunci sukses bagi perusahaan, termasuk Google dan Apple, dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat.

 

Tips dan Trik Menggunakan Business Model Canvas

Tidak Memiliki Tim yang Solid
Ilustrasi tim bisnis/credit: pexels.com/fauxels

Bisnis Model Canvas (BMC) adalah alat yang sangat bermanfaat dalam merancang dan mengembangkan model bisnis. Namun, agar penggunaan BMC menjadi lebih efektif, ada beberapa tips dan trik yang perlu diperhatikan.

Pertama, penting untuk melibatkan seluruh tim dalam proses pengisian BMC. Keterlibatan tim akan memungkinkan adanya kerjasama yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam tentang setiap elemen dalam BMC. Tim yang terlibat akan memiliki pandangan yang lebih luas dan beragam, sehingga dapat menghasilkan strategi yang lebih inovatif dan adaptif.

Kedua, mendorong pemikiran kritis dan out-of-the-box adalah penting dalam menggunakan BMC. Setiap elemen dalam BMC harus dipertanyakan dan dieksplorasi secara mendalam. Melalui pertanyaan kritis, tim dapat menemukan ruang untuk perbaikan dan inovasi dalam model bisnis yang diusulkan.

Terakhir, revisi BMC secara berkala perlu dilakukan untuk menjaga keakuratan dan relevansi model bisnis dengan perkembangan pasar dan bisnis. Bisnis selalu berubah, dan BMC yang tidak diperbarui secara teratur dapat menjadi tidak relevan dan tidak efektif. Oleh karena itu, penting untuk menyempatkan waktu secara berkala untuk meninjau dan memperbarui BMC agar tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Dengan mengikuti tips dan trik ini, penggunaan BMC dapat menjadi lebih efektif dalam merancang dan mengembangkan model bisnis yang sukses. Penggunaan BMC yang tepat akan membantu bisnis untuk mengidentifikasi peluang, mengatasi tantangan, dan mencapai kesuksesan.

Kesalahan Umum dalam Menggunakan Business Model Canvas

The Monk and the Riddle (Randy Komisar)
Ilustrasi Membaca Buku Bisnis Credit: pexels.com/Sloppish

Dalam penggunaan Business Model Canvas (BMC), terdapat beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pengusaha atau pemilik bisnis. Pertama, salah satu kesalahan umum adalah terlalu fokus pada satu elemen dalam BMC dan mengabaikan elemen lainnya. BMC memiliki sembilan elemen penting yang saling terhubung, dan semua elemen ini harus diperhatikan dengan proporsi yang seimbang. Jika salah satu elemen diabaikan, maka dapat mengganggu keseluruhan strategi bisnis.

Kedua, kurangnya validasi juga merupakan kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan BMC. Validasi adalah tahap penting dalam proses BMC untuk memastikan bahwa asumsi yang dibuat memiliki dasar yang kuat. Tanpa validasi yang memadai, bisnis dapat terjebak dalam asumsi yang salah dan menghadapi risiko yang tinggi.

Ketiga, ketidakjelasan dalam mendefinisikan segmen pelanggan atau proposisi nilai juga dapat menjadi kesalahan yang fatal dalam penggunaan BMC. BMC haruslah spesifik dalam mendefinisikan siapa target pasar yang akan dilayani serta bagaimana bisnis akan memberikan nilai kepada pelanggan. Tanpa definisi yang jelas ini, bisnis mungkin kehilangan arah dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan baik.

Pentingnya penggunaan BMC adalah sebagai alat yang dapat membantu pemilik bisnis dalam merumuskan strategi bisnis secara sistematis. BMC membantu mengidentifikasi peluang, membuat keputusan yang lebih baik, dan meminimalkan risiko dalam menjalankan bisnis. Dengan memahami dan memperbaiki kesalahan-kesalahan umum dalam penggunaan BMC, pemilik bisnis dapat mengoptimalkan keberhasilan bisnis mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya