Persiapan Pernikahan yang Bijak, Ini Pentingnya Skrining Pranikah

Apakah skrining pranikah membuatmu takut?

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 23 Sep 2024, 09:42 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2024, 09:42 WIB
skrining
Calon pengantin menjalani skrining pranikah | copyright freepik

Liputan6.com, Jakarta Menikah adalah salah satu komitmen terbesar dalam hidup yang memerlukan keputusan besar. Perjalanan yang ditempuh diharapkan akan berlangsung seumur hidup, sehingga persiapan jauh-jauh hari sangatlah penting. Setiap pasangan umumnya menginginkan anak yang sehat dan keluarga kecil yang bahagia.

Untuk mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan harmonis, skrining menjadi langkah penting yang sebaiknya dilakukan. Skrining atau pre marital check up adalah tindakan pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari masalah kesehatan pada diri sendiri, pasangan, dan calon anak sebelum menikah.

Skrining ini adalah serangkaian tes yang kini telah menjadi persyaratan wajib bagi pasangan yang akan menikah. Mengapa tindakan ini penting? Karena tidak semua orang memiliki riwayat kesehatan yang baik. Seseorang yang tampak sehat mungkin saja menjadi pembawa atau carrier dari penyakit tertentu, simak informasi yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (23/9/2024).

1. Menjaga Kesehatan Reproduksi

reproduksi
Gambar kesehatan reproduksi wanita | hak cipta freepik

Ida Maryanti, Phd, seorang dosen di Departemen Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, menyatakan bahwa dengan melakukan skrining pranikah, pasangan dapat segera menindaklanjuti apa yang perlu dihindari atau diperbaiki. Sayangnya, banyak pasangan masih merasa takut untuk menjalani skrining ini. Kekhawatiran sering muncul ketika mereka harus menghadapi masalah yang mungkin terungkap dari hasil skrining tersebut. 

Skrining pranikah mencakup pemeriksaan kesehatan yang meliputi kesehatan rahim, kualitas sperma, dan kondisi hormon. Dengan mengetahui kondisi ini sejak awal, tindakan medis yang tepat dapat segera diambil, baik itu berupa modifikasi atau solusi efektif lainnya. Keputusan cepat bisa diambil jika ditemukan masalah yang dapat mempengaruhi kesuburan atau kemampuan untuk memiliki anak. 

2. Menentukan Risiko Kesehatan Berdasarkan Genetik

genetika
Ilustrasi penyakit genetik yang dapat dideteksi melalui skrining pranikah | hak cipta freepik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak semua orang memiliki riwayat kesehatan yang baik. Meskipun tubuh terlihat bugar dan sehat, seseorang bisa saja menjadi pembawa atau carrier penyakit tertentu. Skrining pra nikah dapat membantu mengetahui dan mencegah penyakit keturunan yang bisa merugikan pasangan serta calon anak mereka.

Melalui skrining ini, dapat diketahui apakah pasangan tersebut membawa gen yang berisiko menularkan penyakit genetik kepada anak mereka. Beberapa penyakit yang sering terdeteksi meliputi thalassemia, anemia sel sabit, dan hemofilia. Penyakit-penyakit ini dapat diwariskan dari orang tua yang membawa gen tersebut kepada anak mereka. Dengan mengetahui ini sejak awal, pasangan yang akan menikah dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan, termasuk berkonsultasi dengan dokter spesialis genetika.

3. Mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS)

pms
Gambaran penyakit menular seksual yang mungkin terdeteksi saat pemeriksaan pranikah | hak cipta freepik

Selain faktor genetika, tes sebelum pernikahan juga bermanfaat untuk mendeteksi kemungkinan adanya penyakit menular seksual pada pasangan. Pemeriksaan pra-nikah biasanya mencakup tes untuk HIV/AIDS, sifilis, dan hepatitis B. Komplikasi yang disebabkan oleh penyakit menular seksual sangat serius, baik bagi pasangan maupun bagi anak-anak yang akan dilahirkan. Perawatan dan pencegahan dapat dilakukan jika pasangan yang akan menikah menjalani skrining terlebih dahulu. 

4. Mengurangi Risiko Masalah Kehamilan

hamil
Gambar kehamilan yang lebih aman jika melakukan pemeriksaan pranikah | hak cipta freepik

Kehamilan yang bermasalah kerap menjadi momok bagi para orangtua. Memahami riwayat kesehatan sebelum menikah bisa membantu mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan. Misalnya, jika salah satu pasangan, baik istri maupun suami, memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes.

Langkah yang tepat bisa diambil untuk mengelola kondisi ini sebelum merencanakan kehamilan. Skrining juga membantu mendeteksi risiko seperti preeklamsia, yang dapat mengancam ibu dan janin. Dengan demikian, melalui skrining, kehamilan dapat berlangsung dengan lebih optimal dan nyaman.

5. Memperkuat Komunikasi dan Kepercayaan di Antara Pasangan

komunikasi
Gambaran komunikasi dan kepercayaan yang kuat antara pasangan setelah melakukan skrining pranikah | copyright freepik

Skrining pranikah sering kali menjadi suatu yang menakutkan dan kurang mendapat perhatian. Banyak pasangan merasa enggan dan takut untuk melakukannya dengan berbagai alasan. Padahal, selain manfaat fisik dan medis, ada juga manfaat mental dan emosional yang bisa didapatkan. Melalui skrining pranikah, komunikasi dan kepercayaan antar pasangan dapat meningkat.

Proses ini membantu membangun keterbukaan mengenai kondisi kesehatan masing-masing, yang menjadi fondasi penting dalam pernikahan. Dengan demikian, tidak ada rasa curiga atau khawatir satu sama lain. Saat pasangan memahami risiko dan tantangan kesehatan, mereka bisa mendiskusikannya dan menemukan cara terbaik untuk saling mendukung. 

Skrining pranikah dianggap mampu berperan dalam menciptakan keluarga yang sehat dan meningkatkan kualitas keluarga di masa depan. Jadi, jangan takut untuk melakukan skrining pranikah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya