BRIS Saham: Analisis Mendalam dan Prospek Investasi Bank Syariah Indonesia

Pelajari secara komprehensif tentang BRIS saham, kinerja terkini Bank Syariah Indonesia, dan apakah saham ini layak untuk portofolio investasi Anda saat ini.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 29 Sep 2024, 15:35 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2024, 15:30 WIB
FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Bank Syariah Indonesia (BRIS) telah menjadi sorotan di kalangan investor sejak merger tiga bank syariah BUMN pada tahun 2021. Sebagai entitas perbankan syariah terbesar di Indonesia, BRIS menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap produk keuangan berbasis syariah. Namun, seperti halnya setiap keputusan investasi, penting untuk menganalisis secara mendalam sebelum memutuskan untuk membeli BRIS saham.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek BRIS saham, mulai dari kinerja keuangan terkini, posisi perusahaan di industri perbankan syariah, hingga faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga sahamnya di masa depan. Dengan pemahaman yang komprehensif, diharapkan Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih informed terkait BRIS saham.

Terlepas dari volatilitas pasar saham secara umum, BRIS telah menunjukkan kinerja yang cukup menjanjikan. Namun, seperti halnya setiap instrumen investasi, ada risiko dan potensi keuntungan yang perlu dipertimbangkan. Mari kita telusuri lebih dalam untuk memahami apakah BRIS saham layak menjadi bagian dari portofolio investasi Anda saat ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (29/9/2024).

Sekilas tentang Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Bank Syariah Indonesia (BSI) terbentuk melalui penggabungan tiga bank syariah milik BUMN, yaitu PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah pada 1 Februari 2021. Merger ini menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia.

Visi dan Misi

Visi BSI adalah menjadi top 10 bank syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar dalam waktu 5 tahun. Misinya mencakup:

  1. Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia
  2. Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham
  3. Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggan para talenta terbaik Indonesia

Produk dan Layanan

BSI menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan syariah, termasuk:

  1. Tabungan dan deposito syariah
  2. Pembiayaan konsumer dan bisnis
  3. Layanan digital banking
  4. Produk investasi syariah
  5. Layanan haji dan umrah

Analisis Kinerja Keuangan BRIS Saham

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk menilai apakah BRIS saham layak dibeli, mari kita telaah kinerja keuangan perusahaan.

Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Per Juni 2024, total aset BSI mencapai Rp289,8 triliun, tumbuh 16,26% year-on-year (YoY). Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat, mencapai Rp241,2 triliun atau naik 16,26% YoY. Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang semakin meningkat terhadap BSI.

Pembiayaan dan Kualitas Aset

Pembiayaan BSI tumbuh 10,94% YoY menjadi Rp208,5 triliun. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas aset yang terjaga baik, dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) gross sebesar 2,57%, menurun dari 2,79% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Profitabilitas

Laba bersih BSI pada semester I-2024 mencapai Rp2,48 triliun, tumbuh 28,01% YoY. Return on Assets (ROA) tercatat sebesar 1,90%, meningkat dari 1,81% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menunjukkan efisiensi manajemen dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki.

Rasio Kecukupan Modal

Capital Adequacy Ratio (CAR) BSI berada pada level yang sangat sehat, yaitu 22,59%. Ini jauh di atas ketentuan minimal regulator sebesar 8%, menunjukkan kemampuan bank untuk menyerap risiko dan potensi pertumbuhan di masa depan.

Posisi BRIS Saham di Pasar Modal

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pergerakan Harga Saham

BRIS saham telah menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sejak awal tahun 2024. Per 27 September 2024, harga saham BRIS ditutup pada level Rp3.060, naik sekitar 75,86% year-to-date (YTD). Ini menunjukkan minat investor yang kuat terhadap prospek BSI.

Kapitalisasi Pasar

Dengan harga saham tersebut, kapitalisasi pasar BSI mencapai Rp141,16 triliun. Ini menempatkan BSI sebagai salah satu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, mencerminkan skala dan potensi pertumbuhan perusahaan.

Valuasi

Price to Earnings Ratio (PER) BRIS saham berada di level 22,49x, sedikit di atas rata-rata industri perbankan. Price to Book Value (PBV) tercatat sebesar 3,4x. Meskipun valuasi ini terlihat premium dibandingkan beberapa bank konvensional, hal ini bisa dianggap wajar mengingat potensi pertumbuhan industri perbankan syariah yang masih sangat besar di Indonesia.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi BRIS Saham

BSI Masih Mengkaji Rencana Aksi Korporasi Unit Usaha Syariah BTN
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). (Dok. Istimewa)

Pertumbuhan Industri Perbankan Syariah

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk pertumbuhan perbankan syariah. Market share perbankan syariah yang masih di bawah 10% menunjukkan ruang pertumbuhan yang masih luas bagi BSI.

Dukungan Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah. Ini terlihat dari berbagai kebijakan dan inisiatif yang diambil, termasuk pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Inovasi Digital

BSI terus melakukan inovasi digital untuk meningkatkan layanan dan memperluas jangkauan. Pengembangan aplikasi mobile banking dan berbagai layanan digital lainnya dapat menjadi katalis pertumbuhan di masa depan.

Kondisi Makroekonomi

Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, dan inflasi dapat mempengaruhi kinerja BRIS saham. Investor perlu memperhatikan perkembangan ekonomi makro dalam mengambil keputusan investasi.

Apakah BRIS Saham Layak Dibeli Saat Ini?

FOTO: Pelayanan Bank Syariah Indonesia Usai Diresmikan Jokowi
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Setelah menganalisis berbagai aspek, berikut beberapa pertimbangan terkait kelayakan investasi pada BRIS saham:

Kelebihan

  1. Posisi dominan di industri perbankan syariah Indonesia
  2. Kinerja keuangan yang solid dan terus meningkat
  3. Potensi pertumbuhan industri yang masih besar
  4. Dukungan pemerintah terhadap ekonomi dan keuangan syariah
  5. Inovasi digital yang terus dilakukan

Risiko dan Tantangan

  1. Valuasi yang relatif premium dibandingkan bank konvensional
  2. Persaingan yang semakin ketat di industri perbankan
  3. Potensi perlambatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja
  4. Risiko regulasi terkait perbankan syariah

 

Rekomendasi

Berdasarkan analisis di atas, BRIS saham dapat dianggap sebagai opsi investasi yang menarik untuk jangka menengah hingga panjang. Namun, investor perlu mempertimbangkan beberapa hal:

1. Diversifikasi: Jangan menempatkan seluruh portofolio pada satu saham. BRIS saham bisa menjadi bagian dari portofolio yang terdiversifikasi.

2. Horizon Investasi: BRIS saham lebih cocok untuk investor dengan horizon investasi jangka menengah hingga panjang, mengingat potensi pertumbuhan industri perbankan syariah yang masih besar.

3. Toleransi Risiko: Investor harus mempertimbangkan toleransi risiko mereka. Meskipun BRIS menunjukkan kinerja yang solid, harga saham tetap dapat berfluktuasi sesuai kondisi pasar.

4. Pemantauan Berkelanjutan: Terus pantau kinerja perusahaan dan perkembangan industri untuk menyesuaikan strategi investasi jika diperlukan.

BRIS saham menawarkan eksposur terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia yang masih sangat potensial. Dengan kinerja keuangan yang solid, posisi dominan di pasar, dan dukungan pemerintah, BSI memiliki prospek yang menjanjikan. Namun, seperti halnya setiap keputusan investasi, penting untuk melakukan analisis mendalam dan menyesuaikan dengan tujuan finansial serta profil risiko masing-masing investor.

Bagi investor yang mencari eksposur terhadap sektor perbankan syariah dan memiliki horizon investasi jangka menengah hingga panjang, BRIS saham bisa menjadi pilihan yang menarik untuk dipertimbangkan. Namun, tetap lakukan due diligence, diversifikasi portofolio, dan selalu pantau perkembangan terkini sebelum membuat keputusan investasi.

Ingatlah bahwa pasar saham selalu mengandung risiko, dan nilai investasi dapat naik atau turun. Selalu konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum membuat keputusan investasi yang signifikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya