Liputan6.com, Jakarta Salah satu ibadah sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Muslim adalah salat dhuha. Salat ini merupakan salat sunah yang dikerjakan di pagi hari, dimulai setelah matahari naik setinggi tombak hingga menjelang waktu zuhur. Salat dhuha dapat dilakukan dengan minimal dua rakaat hingga maksimal delapan rakaat, dengan keutamaan besar bagi siapa saja yang melaksanakannya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW berwasiat kepada Abu Hurairah mengenai tiga amalan penting,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال : أوصاني خليلي بثلاثٍ : صيامِ ثلاثةِ أيامٍ من كل شهر ، وركعتي الضحى ، وأن أوتر قبل أن أنام ( رواه البخاري
Advertisement
Artinya: Rasulullah SAW kekasihku berwasiat padaku tiga hal, pertama puasa tiga hari setiap bulan, kedua dua rakaat dhuha (setiap hari), ketiga salat witir sebelum tidur. (HR.Bukhari)
Baca Juga
Wasiat ini menunjukkan betapa pentingnya salat dhuha dalam keseharian sebagai bentuk ibadah yang ringan namun penuh makna. Untuk itu doa salat dhuha harus diketahui oleh setiap Muslim.
Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa bagi siapa saja yang menunaikan salat dhuha sebelum memulai aktivitasnya, maka ia seolah-olah telah membuka pintu dunia dengan harapan dan pertolongan Allah SWT. Dengan melaksanakan salat dhuha, seorang Muslim memulai hari dengan keberkahan dan niat baik untuk mendapatkan ridha Allah. Berikut bacaan doa salat dhuha dan tata cara melakukannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (3/10/2024).
Bacaan Niat Salat Dhuha
Seperti salat lainnya, salat dhuha dimulai dengan niat. Niat ini dilafalkan sebelum memulai salat.
أصلي سنة الضحى ركعتين لله تعالى الله أكبر
Ushallii sunnatadh dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.
Artinya: Aku niat mengerjakan salat sunah dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allah Mahabesar.
Tata Cara Salat Dhuha
Salat dhuha memiliki tata cara yang serupa dengan salat lima waktu. Perbedaan utama hanya terletak pada jumlah rakaat dan kebebasan dalam memilih surat yang dibaca. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya.
- Takbiratul ihram
- Membaca surat Al-Fatihah
- Membaca surat pendek
- Rukuk
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Bangkit untuk rakaat kedua
- Lakukan rakaan kedua seperti rakaat pertama
- Tahiyat Akhir dan Salam
Advertisement
Jumlah Rakaat dan Bacaan Surat Pendek
Salat dhuha bisa dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal 12 rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Jika ingin melanjutkan rakaat berikutnya, kamu bisa kembali melafalkan niat dan melaksanakan dua rakaat lagi.
Meskipun surat yang dibaca setelah Al-Fatihah bebas, disarankan membaca surat Ad-Dhuha pada rakaat pertama dan surat Asy-Syams pada rakaat kedua. Ini karena kedua surat tersebut memiliki makna yang erat kaitannya dengan keutamaan waktu dhuha.
Dengan menjalankan salat dhuha secara rutin, kamu bisa mendapatkan keberkahan di pagi hari dan menambah pahala melalui amalan ringan namun penuh keutamaan.
Bacaan Zikir dan Doa Setelah Sholat Dhuha
Setelah mengerjakan salat dhuha, seorang muslim dianjurkan untuk duduk sejenak untuk berzikir dan berdoa. Di tahap ini ada banyak kalimat-kalimat zikir yang pernah dibaca Nabi sambil mengusap wajahnya. Salah satu bacaannya dalam kitab Al-Adzkar karya An-Nawawi.
1. Membaca Istigfar Tiga Kali
اَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ الَّذِ ىْ لَا اِلٰهَ اِلَّا هُوَالْحَىُّ الْقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْه
Astaghfirullahal 'adzhiim. Al-ladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum.
Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Besar, yang tidak ada Tuhan selain Dia, yang senantiasa hidup lagi yang mengurus segala sesuatu sendiri dan aku bertaubat kepadanya. (HR.Abu Daud dan at-Tirmidzi dari Bilal).
2. Membaca Doa Zikir
اللّٰهُ اَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَاذَ الْجَلَالِ وَالْاِكْرَامِ
Allahumma antas salaam, wa minkas salaam. Tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya: Ya Allah, Engkaulah as-salam (yang mempunyai kesejahteraan) dan dari-Mu pula kesejahteraan. Maha berbahagia Engkau Wahai Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
Setelah zikir, umat Islam dianjurkan membaca bacaan doa setelah sholat dhuha yang berbunyi:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad-duhaa'a duhaa'uka wal bahaa'a bahaa'uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal 'ismata 'ismatuka.
Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa'ika wa bahaa'ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita 'ibaadakash-shalihiin.
Artinya : Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, turunkanlah .dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dluha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkankepada hamba-hamba-Mu yang saleh.
Meski demikian, ada pula doa setelah salat dhuha versi lainnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwa Rasulullah SAW selesai salat Dhuha, beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
Allahummaghfirlii Watub 'alayya, innaka antat-tawwaabur rohiim
Artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali. (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini sanadnya sahih.)
Advertisement