7 Penyebab Ibu Menjadi Cepat Marah pada Anak saat Merasa Lelah dan Cara Mengatasinya

Hindari menyimpulkan bahwa seorang ibu bersikap tegas, lantaran mungkin ada alasan lain yang membuatnya cepat marah.

oleh Miranti diperbarui 23 Okt 2024, 17:24 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 17:24 WIB
Pernah Dengar Istilah Uninvolved Parenting? Kenali Ciri-ciri dan Dampaknya! (Freepik)
Ilustrasi seorang ibu yang memarahi anak perempuannya (Freepik).

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang ibu adalah peran yang penuh tantangan. Meskipun kasih sayang kepada anak-anak sangat besar, kelelahan dapat membuat emosi menjadi tidak stabil. Apakah Anda pernah merasa sangat kelelahan hingga mudah merasa kesal terhadap anak? Jika demikian, Anda tidak sendirian, karena banyak ibu lain yang mengalami hal serupa.

Jadi penting untuk memahami bahwa kemarahan yang muncul bukanlah cerminan dari cinta atau perhatian ibu terhadap anak, tetapi lebih merupakan akibat dari kondisi fisik dan mental yang sulit. Dengan mengenali alasan-alasan mengapa seorang ibu lebih mudah marah saat merasa lelah, Anda bisa lebih memahami tantangan yang dihadapi mereka. Ini juga membuka peluang untuk memberikan dukungan yang lebih baik, baik dari pasangan, keluarga, maupun masyarakat, agar ibu dapat mengatasi kelelahan dan menjaga hubungan yang sehat dengan anak-anak mereka. 

Mari bahas alasan di balik kemarahan Anda yang sering kali disalahpahami oleh orang lain dan bagaimana cara mengatasinya. Simak lebih lanjut di bawah ini, sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (23/10/2024):

1. Kelelahan Fisik yang Menumpuk

Hari Anak Nasional: Belajar Jadi Ibu yang Pengertian
Peringati Hari Anak Nasional dengan mencoba belajar jadi ibu yang pengertian melalui pola asuh mindful parenting. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)

Ibu adalah sosok yang selalu sibuk. Mulai dari bangun pagi, menyiapkan sarapan, mengurus rumah, hingga menemani anak bermain atau belajar. Aktivitas fisik yang padat ini sering kali membuat tubuh ibu merasa sangat lelah.

Ketika tubuh sudah mencapai batas lelahnya, kesabaran pun menjadi berkurang. Ingatlah bahwa tubuh yang lelah butuh istirahat, dan ketika kita memaksakan diri, emosi kita bisa menjadi tidak stabil.

2. Kelelahan Emosional

Selain fisik, kelelahan emosional juga berperan besar. Mengurus anak memerlukan banyak kesabaran dan perhatian. Ketika seorang ibu merasa lelah secara emosional, hal-hal kecil yang dilakukan anak bisa menjadi pemicu kemarahan. Rasa lelah emosional ini bisa berasal dari tekanan untuk menjadi ibu yang sempurna, perasaan tidak cukup dihargai, atau bahkan dari kurangnya waktu untuk diri sendiri. 

3. Kurang Waktu untuk Diri Sendiri

Ekspresi Lelah
Ilustrasi Ekspresi Lelah Credit: pexels.com/Cleo

Ibu sering kali mengorbankan waktu pribadinya demi keluarga. Padahal, setiap orang butuh waktu untuk diri sendiri, termasuk para ibu. Ketika seorang ibu tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal yang disukainya atau untuk sekadar beristirahat, rasa frustrasi bisa menumpuk dan menyebabkan kemarahan. Penting sekali untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri agar bisa merasa lebih segar dan tenang. 

4. Tekanan Sosial dan Ekspektasi yang Tinggi 

Tekanan sosial dan ekspektasi yang tinggi terhadap peran seorang ibu juga bisa menjadi faktor penyebab kemarahan. Banyak ibu merasa harus menjadi sempurna dalam segala hal, mulai dari mengurus anak, menjaga rumah, hingga memenuhi harapan sosial. Tekanan ini bisa menyebabkan stres yang berlebihan. Ketika ibu merasa gagal memenuhi ekspektasi ini, rasa frustrasi bisa meluap dan diterjemahkan dalam bentuk kemarahan. 

5. Kurang Dukungan

Ilustrasi baby blues syndrome
Ilustrasi baby blues syndrome. (Photo Copyright by Freepik)

Kurangnya dukungan dari pasangan atau keluarga juga bisa membuat ibu merasa kewalahan. Ketika semua beban rumah tangga dan pengasuhan anak jatuh pada satu orang, tidak heran jika ibu merasa lelah dan mudah marah. Dukungan emosional dan praktis dari orang-orang terdekat sangat penting untuk meringankan beban seorang ibu. 

6. Harapan yang Tinggi

Ibu sering memiliki harapan yang tinggi terhadap diri sendiri dan anak-anak. Ketika kelelahan menghalangi kemampuan untuk mencapai harapan ini, rasa kecewa bisa memicu kemarahan ketika anak tidak memenuhi ekspektasi.

7. Perasaan Terjebak

Ilustrasi baby blues syndrome
Ilustrasi baby blues syndrome. (Photo Copyright by Freepik)

Rasa lelah bisa membuat ibu merasa terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Ketika anak berperilaku nakal atau rewel, ini bisa terasa seperti beban tambahan yang membuatnya semakin frustrasi dan mudah marah.

Cara Mengatasinya

Waktu Istirahat yang Memadai. Usahakan untuk mendapatkan istirahat yang memadai setiap hari. Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari pasangan atau anggota keluarga lainnya untuk menjaga anak sejenak.

  1. Jangan sungkan untuk meminta bantuan. Berbagi tugas dengan pasangan atau mencari dukungan dari teman dan keluarga dapat sangat bermanfaat.
  2. Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang kamu nikmati. Ini dapat membantu mengurangi stres dan mengisi kembali energi emosionalmu.
  3. Ungkapkan perasaanmu kepada pasangan atau orang terdekat.
  4. Komunikasi yang efektif dapat membantu mengurangi beban emosional dan menemukan solusi.
  5. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar menarik napas dalam-dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi kemarahan.

Merasa lelah dan mudah marah adalah hal yang normal bagi seorang ibu. Penting untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Ingatlah bahwa merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat keluarga.

Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan solusi bagi para ibu yang merasa lelah. Tetap bersemangat dan jangan lupa untuk selalu mencintai diri sendiri, ya! 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya