Liputan6.com, Jakarta Vidio kembali mengguncang dunia hiburan dengan meluncurkan serial orisinal terbarunya yang telah lama dinantikan oleh para penggemar setianya, 'Zona Merah'. Dengan mengangkat tema unik tentang kiamat dan mayit, serial ini berhasil menjadi sorotan berkat alur ceritanya yang intens dan penuh ketegangan, serta dipenuhi dengan adegan-adegan yang mampu memompa adrenalin penonton.
Bersama dengan Screenplay Films, Zona Merah mempercayakan kursi sutradara kepada Sidharta Tata dan posisi produser kepada Fajar Martha Santosa. Kehadiran aktor dan aktris berbakat dari berbagai generasi, seperti Aghniny Haque, Andri Mashadi, dan Lukman Sardi, turut serta dalam menciptakan atmosfer yang mendebarkan dan menegangkan.
Baca Juga
Penasaran dengan proses di balik layar produksinya? Mari telusuri lebih dalam ulasan berikut yang mengungkap pengalaman syuting dan berbagai tantangan yang dihadapi selama pembuatan 'Zona Merah', seperti yang dihimpun oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/10/2024).
Advertisement
Pengalaman Unik di Balik Layar
Proses pembuatan film 'Zona Merah' tidak hanya menonjolkan ketegangan yang terlihat di layar. Para aktor, termasuk Aghniny Haque, berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka diberi kebebasan untuk mengembangkan karakter yang mereka perankan. Meskipun cerita yang dihadirkan penuh dengan konflik dan ketegangan, suasana di balik layar justru berlangsung dengan efisien dan penuh kehangatan.
"Aku sangat menikmati suasana syuting yang sehat kali ini. Walaupun terlihat kacau di depan kamera, semuanya sangat terorganisir dan profesional," ujar Aghniny. Ia juga menambahkan bahwa sering kali mereka dapat menyelesaikan syuting lebih cepat dari jadwal yang direncanakan, berkat persiapan yang matang dari kru dan tim produksi.
Advertisement
Ketegangan di Set dengan ratusan Figuran
Salah satu tantangan utama dalam pembuatan Zona Merah adalah adegan yang melibatkan ratusan figuran. Adegan-adegan ini sering kali menuntut banyak tenaga dan harus diulang karena berbagai alasan.
"Setiap hari, kami menghadapi tantangan baru. Namun, beruntungnya, kami selalu berhasil menyelesaikan semuanya dengan baik," kata sutradara Sidharta Tata.
Thriller yang Lebih Kompleks
Sidharta Tata, yang biasanya dikenal karena karya film horornya, kali ini mencoba pendekatan berbeda dengan memadukan elemen aksi dan thriller dalam Zona Merah. Berbeda dari horor yang sering mengandalkan jump scare, serial ini lebih menekankan pada ketegangan yang tercipta dari aksi pengejaran dan pertempuran seru.
"Kami ingin memberikan penonton pengalaman yang lebih dari sekadar rasa takut. Dalam Zona Merah, adrenalin penonton akan terus terpacu dari awal hingga akhir," kata Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa.
Advertisement
Karakter Maria Theodore adalah Tantangan Terbesar
Salah satu aspek menarik dari Zona Merah adalah karakter-karakter yang memiliki kedalaman. Maria Theodore, yang berperan sebagai Ella, seorang influencer yang kehidupannya berubah drastis setelah terjebak dalam situasi apokaliptik, harus mengeksplorasi emosi-emosi terdalamnya. Karakter Ella menggambarkan sosok yang menghadapi trauma dan harus bertahan di tengah kekacauan.
"Memerankan seseorang yang kehidupannya berubah secara drastis dalam waktu singkat memang sulit. Namun, justru itulah tantangan terbesarnya," kata Sidharta Tata.
Persiapan Matang, Hasil Maksimal
Keberhasilan Zona Merah tidak terlepas dari persiapan yang teliti oleh seluruh tim. Setiap adegan yang kompleks, baik yang melibatkan banyak figuran maupun penggunaan efek khusus, telah direncanakan dengan seksama agar proses syuting berjalan mulus.
Tim produksi bahkan memastikan setiap detail, dari tata rias hingga pencahayaan, diperhatikan dengan baik.
Advertisement
Kesan Para Pemain Tentang Wabah Zombie di Indonesia
Ketika ditanya tentang kemungkinan terjadinya wabah zombie di Indonesia, para pemain memberikan jawaban yang unik. Aghniny Haque, contohnya, mengatakan bahwa jika hal tersebut benar-benar terjadi, ia ingin membawa pintu ajaib doraemon, "Supaya bisa pergi ke mana saja," ujarnya sambil bercanda.
Di sisi lain, Sidharta Tata menyebutkan bahwa dalam situasi seperti itu, ia berharap memiliki jet pribadi. Sementara itu, Fajar Martha Santosa mengatakan bahwa ia akan membawa kapal besar. Serial ini akan mulai tayang pada 8 November 2024 di Vidio.