THR Adalah Tunjangan Hari Raya untuk Pekerja, Simak Cara Perhitungannya

THR adalah hak yang wajib diterima oleh setiap pekerja di Indonesia menjelang hari raya keagamaan.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 13 Jan 2025, 11:40 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 11:40 WIB
Ide THR untuk anak
Pemberian THR menjadi momentum yang sangat ditunggu-tunggu ketika Lebaran. (pexels.com/@karolina-grabowska)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta THR adalah hak yang wajib diterima oleh setiap pekerja di Indonesia menjelang hari raya keagamaan. Sebagai pendapatan nonupah, THR adalah bentuk apresiasi dari pemberi kerja kepada pekerja yang telah berkontribusi dalam perusahaan, dengan ketentuan dan perhitungan yang telah diatur dalam undang-undang.

Dalam konteks ketenagakerjaan Indonesia, THR adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pemberi kerja, baik perusahaan besar maupun individu yang mempekerjakan orang dengan imbalan upah. Pemahaman tentang apa itu THR adalah hal penting bagi kedua belah pihak untuk memastikan hak dan kewajiban terpenuhi sesuai aturan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016, THR adalah pendapatan yang wajib dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. Regulasi ini mencakup semua perayaan keagamaan di Indonesia, termasuk Idulfitri, Natal, Nyepi, Waisak, dan Imlek.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, dasar hukum, perhitungan dan manfaatnya bagi karyawan, pada Senin (13/1).

Dasar Hukum dan Ketentuan THR

Ilustrasi uang rupiah, THR
Ilustrasi uang rupiah, THR. (Gambar oleh Eko Anug dari Pixabay)... Selengkapnya

Dasar hukum pemberian THR di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan. Peraturan ini terdiri dari 13 pasal yang secara komprehensif mengatur segala aspek terkait pemberian THR kepada pekerja.

Salah satu perubahan signifikan dalam peraturan ini adalah ketentuan masa kerja minimum untuk mendapatkan THR. Berbeda dengan aturan sebelumnya yang mensyaratkan masa kerja minimal tiga bulan, kini pekerja dengan masa kerja satu bulan sudah berhak mendapatkan THR secara proporsional.

Pemberian THR juga harus dilakukan dalam bentuk uang dengan mata uang rupiah. Pemberian dalam bentuk lain seperti parsel atau barang berharga tidak dapat menggantikan kewajiban pemberian THR dalam bentuk uang.

Perhitungan dan Mekanisme Pembayaran THR

Perhitungan THR menggunakan dua mekanisme utama berdasarkan masa kerja karyawan. Untuk pekerja yang telah memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih secara terus menerus, besaran THR yang diterima adalah satu bulan upah penuh. Upah ini dapat berupa gaji pokok saja atau gaji pokok ditambah tunjangan tetap, tergantung kebijakan perusahaan.

Sementara itu, bagi pekerja dengan masa kerja kurang dari 12 bulan, perhitungan THR dilakukan secara proporsional dengan rumus: (masa kerja x 1 bulan upah) ÷ 12. Sebagai contoh, jika seorang karyawan telah bekerja selama 7 bulan dengan gaji Rp 6.000.000 per bulan, maka THR yang akan diterima adalah Rp 3.500.000.

Waktu pembayaran THR juga diatur secara ketat dalam peraturan. Perusahaan wajib membayarkan THR paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan karyawan. Ketentuan ini berlaku untuk semua perayaan keagamaan yang diakui di Indonesia.

Sanksi dan Konsekuensi Keterlambatan

Good News Today: Kabar Gembira THR, THR PNS, Harga Bawang Turun
Ilustrasi uang. (via: istimewa)... Selengkapnya

Perusahaan yang terlambat atau tidak membayarkan THR akan menghadapi konsekuensi hukum berupa denda sebesar 5% dari total THR yang harus dibayarkan. Denda ini tidak menghilangkan kewajiban perusahaan untuk tetap membayarkan THR kepada karyawannya.

Meskipun demikian, peraturan juga memberikan ruang dialog bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan dapat melaporkan kondisinya kepada pemerintah dan melakukan dialog terbuka dengan karyawan mengenai kondisi keuangan perusahaan dan rencana pembayaran THR.

Denda yang dikumpulkan dari keterlambatan pembayaran THR akan dikelola dan digunakan untuk kesejahteraan pekerja atau buruh. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi tidak hanya bersifat punitive tetapi juga memiliki aspek pemberdayaan bagi komunitas pekerja.

Manfaat dan Pentingnya THR

THR memiliki peran vital dalam menjamin kesejahteraan pekerja, terutama selama periode hari raya. Pada masa-masa ini, harga kebutuhan pokok cenderung mengalami kenaikan signifikan, dan THR dapat membantu pekerja menghadapi lonjakan pengeluaran tersebut. Pemberian THR juga mencerminkan penghargaan perusahaan terhadap kontribusi karyawan sepanjang tahun.

Dalam konteks keluarga, THR membantu pekerja memenuhi berbagai kebutuhan terkait perayaan hari raya. Mulai dari biaya mudik, persiapan perayaan, hingga kewajiban keagamaan seperti zakat bagi umat Muslim atau sumbangan keagamaan lainnya. THR juga dapat menjadi solusi untuk mengurangi utang konsumtif yang sering terjadi selama periode hari raya.

Secara ekonomi makro, pemberian THR memiliki dampak positif pada perputaran ekonomi nasional. Peningkatan daya beli masyarakat selama periode hari raya dapat mendorong pertumbuhan sektor retail dan jasa, yang pada gilirannya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Hak dan Kewajiban Terkait THR

Para pekerja perlu memahami bahwa THR merupakan hak yang dijamin oleh undang-undang. Setiap pekerja yang telah memiliki masa kerja minimal satu bulan berhak mendapatkan THR secara proporsional. Pemahaman ini penting agar pekerja dapat memastikan hak-haknya terpenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.

Di sisi lain, pemberi kerja memiliki kewajiban untuk memenuhi pembayaran THR tepat waktu dan sesuai perhitungan yang ditetapkan. Transparansi dalam perhitungan dan ketepatan waktu pembayaran menjadi kunci dalam membangun hubungan industrial yang harmonis antara pemberi kerja dan pekerja.

Jika terjadi perselisihan terkait THR, kedua belah pihak dapat menempuh jalur dialog dan mediasi melalui lembaga ketenagakerjaan yang berwenang. Pendekatan ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang menguntungkan semua pihak sambil tetap menjaga keberlangsungan usaha.

Tips Pemanfaatan THR Secara Bijak

Pengelolaan THR yang tepat dapat memaksimalkan manfaatnya bagi kesejahteraan pekerja dan keluarga. Prioritas utama dalam penggunaan THR sebaiknya diberikan untuk kebutuhan pokok dan kewajiban keagamaan. Hal ini termasuk persiapan kebutuhan hari raya, biaya mudik jika diperlukan, dan pemenuhan kewajiban keagamaan seperti zakat atau donasi keagamaan lainnya.

Pekerja juga disarankan untuk mengalokasikan sebagian THR untuk dana darurat atau tabungan. Mengingat kondisi ekonomi yang dapat berubah sewaktu-waktu, memiliki cadangan dana dapat memberikan rasa aman finansial bagi keluarga. Idealnya, 20-30% dari THR dapat dialokasikan untuk tabungan atau investasi jangka panjang.

Perencanaan penggunaan THR sebaiknya dilakukan jauh sebelum dana diterima. Hal ini dapat membantu menghindari pengeluaran impulsif dan memastikan dana digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting. Pembuatan daftar prioritas pengeluaran dan anggaran yang realistis dapat menjadi panduan dalam pemanfaatan THR.

Solusi dan Antisipasi Masalah THR

Untuk mengantisipasi permasalahan terkait THR, pekerja disarankan untuk memahami dengan baik hak-hak mereka dan mekanisme perhitungan THR. Dokumentasi masa kerja dan besaran gaji juga penting disimpan sebagai referensi dalam perhitungan THR. Jika terjadi perbedaan perhitungan, data-data ini dapat menjadi bukti pendukung dalam proses dialog dengan perusahaan.

Bagi perusahaan, perencanaan keuangan yang baik sepanjang tahun dapat membantu memastikan ketersediaan dana untuk pembayaran THR. Komunikasi yang transparan dengan karyawan mengenai kebijakan THR dan kondisi perusahaan juga penting untuk menjaga hubungan industrial yang harmonis.

Dalam situasi dimana perusahaan mengalami kesulitan pembayaran THR, dialog terbuka antara manajemen dan karyawan menjadi kunci penyelesaian masalah. Penyusunan rencana pembayaran yang realistis dan disepakati bersama dapat menjadi solusi yang mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak.

THR merupakan hak fundamental pekerja yang dijamin oleh undang-undang dan memiliki peran penting dalam menjaga kesejahteraan pekerja selama periode hari raya. Pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban terkait THR, serta pengelolaan yang bijak, dapat memaksimalkan manfaat THR bagi pekerja dan keluarganya.

Kerjasama dan komunikasi yang baik antara pemberi kerja dan pekerja dalam hal THR dapat menciptakan hubungan industrial yang sehat dan berkelanjutan. Pada akhirnya, implementasi kebijakan THR yang baik tidak hanya menguntungkan pekerja tetapi juga berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya