Batas Jam Sahur yang Tepat Sesuai Syariat Islam

Dasar Hukum Batas Waktu Sahur dalam Al-Quran

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 16 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 15:00 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pertanyaan yang sering muncul saat bulan Ramadhan adalah mengenai batas jam sahur yang benar menurut syariat. Banyak umat Muslim yang masih bingung apakah harus berhenti saat imsak atau boleh meneruskan sahur hingga adzan Subuh berkumandang. Pemahaman yang tepat tentang batas jam sahur ini sangat penting untuk memastikan keabsahan puasa kita.

Di berbagai daerah di Indonesia, tradisi mengingatkan jam sahur dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari bedug yang ditabuh hingga seruan imsak dari masjid-masjid. Namun yang perlu dipahami adalah bahwa penanda jam sahur ini sebenarnya memiliki dasar dan ketentuan yang jelas dalam syariat Islam.

Untuk memahami ketentuan yang benar tentang batas jam sahur, kita perlu merujuk pada Al-Quran dan hadits yang secara spesifik membahas tentang hal ini. Dengan memahami dalil-dalil yang ada, kita bisa mengetahui waktu yang tepat untuk mengakhiri jam sahur dan memulai puasa.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Kamis (16/1).

Dasar Hukum Batas Waktu Sahur dalam Al-Quran

Ilustrasi sahur
Ilustrasi sahur (sumber: iStock)... Selengkapnya

Allah SWT telah memberikan petunjuk yang jelas dalam Al-Quran mengenai batas waktu makan dan minum saat puasa. Hal ini tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 187:

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ

Latin: "Wa kulū wasyrabū ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr"

Artinya: "Dan makan dan minumlah kalian hingga nampak bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu fajar."

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa batas waktu untuk makan dan minum (sahur) adalah hingga terbitnya fajar shadiq, yang ditandai dengan munculnya cahaya putih di ufuk timur yang membentang secara horizontal.

Pemahaman tentang Waktu Imsak dan Fajar

Dalam tradisi Muslim Indonesia, kita mengenal istilah waktu imsak yang biasanya ditetapkan 10 menit sebelum waktu Subuh. Penetapan waktu ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَسَحَّرَا، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الصَّلَاةِ

Hadits ini menceritakan bahwa jarak antara selesainya Rasulullah SAW makan sahur hingga beliau melaksanakan shalat Subuh adalah sekitar waktu yang dibutuhkan untuk membaca 50 ayat Al-Quran, yang diperkirakan sekitar 10 menit.

Waktu imsak sebenarnya bukanlah kewajiban syar'i, melainkan bentuk kehati-hatian dalam menjalankan ibadah puasa. Para ulama menjelaskan bahwa ketika waktu imsak tiba, umat Muslim masih diperbolehkan untuk melanjutkan makan dan minum sampai terdengar adzan Subuh atau terlihat dengan jelas tanda-tanda fajar shadiq.

Perlu dipahami bahwa terdapat dua jenis fajar yang dikenal dalam Islam. Fajar kadzib atau fajar palsu ditandai dengan cahaya yang muncul vertikal menjulang ke atas dan setelahnya langit kembali gelap. Sementara fajar shadiq merupakan cahaya putih yang membentang horizontal di ufuk timur dan terus bertambah terang hingga terbitnya matahari. Fajar shadiq inilah yang menjadi penanda masuknya waktu Subuh dan batas akhir diperbolehkannya makan dan minum bagi orang yang berpuasa.

Anjuran Rasulullah tentang Waktu Sahur

Rasulullah SAW sangat menganjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu fajar. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA, dimana Rasulullah bersabda "segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur." Anjuran ini mengandung hikmah yang besar, karena sahur di waktu akhir akan memberikan kekuatan lebih bagi orang yang berpuasa untuk menjalani puasanya sepanjang hari.

Waktu sepertiga malam terakhir juga merupakan waktu yang penuh keberkahan untuk melaksanakan sahur. Pada waktu ini, Allah SWT berkenan turun ke langit dunia dan mengabulkan doa-doa hambaNya. Oleh karena itu, selain untuk makan dan minum, waktu sahur sebaiknya juga dimanfaatkan untuk memperbanyak doa dan dzikir.

Penerapan Praktis Batas Waktu Sahur

Dalam praktiknya, umat Muslim perlu memahami beberapa hal penting terkait batas waktu sahur. Ketika terdengar seruan imsak dari masjid, kita masih diperbolehkan untuk melanjutkan makan dan minum. Namun sebaiknya mulai bersiap-siap untuk mengakhiri sahur dan mempersiapkan diri untuk shalat Subuh.

Saat adzan Subuh berkumandang atau terlihat dengan jelas tanda-tanda fajar shadiq, maka wajib bagi kita untuk segera menghentikan makan dan minum. Jika masih ada makanan dalam mulut, harus segera dikeluarkan karena waktu puasa telah dimulai. Hal ini berlaku meskipun kita sedang dalam proses makan sahur.

Hikmah di Balik Ketentuan Waktu Sahur

Penetapan batas waktu sahur hingga terbitnya fajar mengandung banyak hikmah. Pertama, ini memberikan kemudahan bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri sebelum menjalani puasa. Dengan sahur di waktu akhir, tubuh mendapatkan asupan energi yang cukup untuk beraktivitas sepanjang hari.

Kedua, penetapan waktu imsak sebagai pengingat merupakan bentuk kasih sayang dalam ajaran Islam. Meskipun bukan kewajiban, adanya waktu imsak membantu umat Muslim untuk lebih berhati-hati dalam menjaga puasanya agar tidak melewati batas waktu yang ditentukan.

Berdasarkan dalil-dalil dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa batas akhir waktu sahur yang sebenarnya adalah saat terbitnya fajar shadiq atau berkumandangnya adzan Subuh. Waktu imsak yang biasa diumumkan 10 menit sebelum Subuh merupakan bentuk kehati-hatian dan bukan kewajiban syar'i.

Pemahaman yang benar tentang batas waktu sahur ini sangat penting agar ibadah puasa kita dapat dilaksanakan dengan sempurna sesuai tuntunan syariat. Yang tak kalah penting adalah memanfaatkan waktu sahur tidak hanya untuk makan dan minum, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.

 

 

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya