Liputan6.com, Jakarta Saat bulan Ramadan tiba, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa yang diawali dengan makan sahur sebelum fajar menyingsing. Namun, masih banyak yang beranggapan bahwa waktu imsak adalah batas terakhir untuk makan dan minum sebelum memulai puasa. Padahal, menurut ajaran Islam, puasa sebenarnya dimulai sejak terbit fajar atau saat azan subuh dikumandangkan.
Fenomena ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama terkait waktu terbaik untuk bersahur dan kapan seseorang harus berhenti makan. Apakah imsak memang menandakan larangan makan dan minum? Ataukah hanya sekadar peringatan sebelum subuh?
Advertisement
Untuk memahami lebih lanjut, mari kita telusuri arti imsak, waktu sahur yang dianjurkan, serta bagaimana aturan Islam mengatur batas awal puasa, dirangkum Liputan6, Selasa (4/3).
Advertisement
Apa Itu Imsak dan Apakah Menandakan Awal Puasa?
Dirujuk dari NU Online, terdapat dua makna pengertian imsak seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) imsak diartikan saat dimulainya tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Kedua, berpantang dan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sadik sampai datang waktu berbuka.
Dalam kalender Ramadan, sering kali kita menemukan jadwal imsak yang tertera sekitar 10–15 menit sebelum waktu subuh. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa umat Islam harus berhenti makan dan minum begitu waktu imsak tiba. Namun, menurut para ulama, imsak bukanlah tanda dimulainya puasa, melainkan sekadar peringatan agar umat Islam bersiap-siap untuk mengakhiri sahur. Dalam ajaran Islam, puasa secara resmi dimulai saat terbit fajar atau saat azan subuh berkumandang, bukan pada waktu imsak.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Makan dan minumlah hingga Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan, karena ia tidak akan mengumandangkan azan kecuali setelah fajar terbit." (HR. Bukhari dan Muslim). Dari hadits ini, jelas bahwa waktu sahur masih berlangsung hingga fajar tiba, dan tidak harus berhenti pada saat imsak.
Advertisement
Kapan Jam Sahur 2025?
Berdasarkan berbagai pendapat ulama dan hadits Nabi Muhammad SAW, waktu sahur yang paling utama adalah mendekati waktu subuh, namun tidak sampai terlambat sehingga masih ada waktu untuk bersiap menjalankan salat subuh. Ini juga masih relevan termasuk di bulan Ramadan tahun 2025 ini.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Secara ideal, sahur dilakukan sekitar pukul 03.00 hingga 04.30 waktu setempat, tergantung pada waktu azan subuh di masing-masing daerah. Para ulama menyarankan agar seseorang menyelesaikan sahurnya sekitar 10–15 menit sebelum subuh sebagai langkah kehati-hatian, namun bukan berarti harus berhenti makan begitu imsak tiba.
Penting juga untuk tidak sahur terlalu awal, karena dapat menyebabkan tubuh lebih cepat merasa lapar di siang hari. Oleh karena itu, makan sahur menjelang subuh lebih dianjurkan agar energi bertahan lebih lama selama puasa.
Panduan Makan Sahur yang Sehat dan Bernutrisi
Selain memperhatikan waktu sahur, memilih makanan yang tepat juga penting agar tubuh tetap bertenaga selama puasa. Berikut adalah beberapa tips makan sahur yang sehat:
Konsumsi Makanan Tinggi Serat dan Protein
- Makanan kaya serat seperti oatmeal, roti gandum, dan sayuran membantu menjaga rasa kenyang lebih lama.Protein seperti telur, daging ayam, dan ikan sangat baik untuk memperlambat proses pencernaan.
Hindari Makanan yang Terlalu Manis dan Berminyak
- Makanan yang terlalu manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat turun, membuat tubuh mudah lemas. Makanan berminyak bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan membuat tubuh terasa berat.
Pastikan Minum Air yang Cukup
- Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi selama berpuasa, jadi minumlah setidaknya 2–3 gelas air saat sahur.
Jangan Langsung Tidur Setelah Sahur
- Tidur langsung setelah makan dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan refluks asam lambung.
Advertisement
Bagaimana Jadwal Imsakiyah Ditentukan?
Setiap tahun, Kementerian Agama (Kemenag) dan organisasi Islam seperti Muhammadiyah merilis jadwal imsakiyah sebagai panduan waktu sahur dan berbuka puasa. Jadwal ini disusun berdasarkan perhitungan astronomi yang menyesuaikan dengan waktu subuh di setiap daerah.
Kemenag menentukan waktu imsak sekitar 10 menit sebelum subuh, sebagai bentuk kehati-hatian agar umat Islam memiliki waktu cukup untuk menyudahi makan dan mempersiapkan diri sebelum azan subuh dikumandangkan.
Namun, Muhammadiyah menegaskan bahwa imsak bukan batas akhir sahur, melainkan sekadar peringatan untuk lebih waspada dalam menyelesaikan makan sebelum waktu subuh tiba. Oleh karena itu, umat Islam tetap diperbolehkan makan dan minum hingga azan subuh berkumandang.
Kesimpulan: Apakah Harus Berhenti Makan Saat Imsak?
Berdasarkan berbagai sumber dan pandangan ulama, imsak bukanlah batas akhir sahur, melainkan sekadar pengingat bahwa waktu subuh akan segera tiba. Umat Islam tetap diperbolehkan makan dan minum hingga terdengar azan subuh.
Namun, agar lebih nyaman dan tidak tergesa-gesa, sebaiknya menyelesaikan sahur beberapa menit sebelum subuh, sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW yang mengakhirkan sahur namun tetap menyisakan waktu untuk bersiap salat.
Memahami perbedaan antara imsak dan subuh akan membantu umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik, tanpa merasa terburu-buru atau ragu dalam menentukan waktu berhenti makan.
Advertisement
FAQ (People Also Ask Google):
Apakah waktu imsak menandakan dimulainya puasa?
Tidak, puasa dimulai saat azan subuh berkumandang, bukan saat imsak.
Bolehkah makan sahur setelah waktu imsak?
Ya, boleh, selama belum masuk waktu subuh.
Mengapa ada waktu imsak dalam jadwal puasa?
Imsak dibuat sebagai peringatan agar umat Islam berhati-hati dan bersiap untuk menyelesaikan sahur.
Apa waktu terbaik untuk makan sahur?
Waktu sahur yang dianjurkan adalah sekitar 10–15 menit sebelum subuh.
Apakah sahur terlalu awal bisa menyebabkan cepat lapar?
Ya, karena makanan yang dikonsumsi lebih awal akan lebih cepat dicerna oleh tubuh.
