Liputan6.com, Jakarta Dunia terus mengalami perubahan, kejutan, dan peristiwa luar biasa yang membentuk sejarahnya. Perubahan perbatasan, runtuhnya kekaisaran, serta muncul dan hilangnya negara-negara tertentu merupakan bagian dari perjalanan panjang peradaban manusia.
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa di balik peta dunia yang kita kenal sekarang, tersembunyi kisah tentang negara-negara yang dulunya berjaya tetapi akhirnya lenyap.
Advertisement
Baca Juga
Penyebabnya pun beragam, mulai dari konflik internal, penjajahan, perang, hingga penggabungan dengan kekuatan lain.
Setiap negara yang hilang ini memiliki cerita unik, penuh pelajaran dan misteri. Keberadaannya mungkin telah sirna, tetapi jejak sejarahnya tetap dikenang oleh para sejarawan dan peneliti.
Berikut adalah tujuh negara yang pernah hadir di peta dunia, namun kini hanya tersisa dalam catatan sejarah. Dilansir Liputan6.com dari Siakap Keli, Rabu (29/1/2025).
1. Yugoslavia
Yugoslavia adalah negara di Balkan, Eropa Tenggara, yang didirikan pada tahun 1918 setelah runtuhnya Kekaisaran Austro-Hungaria. Sepanjang sejarahnya, Yugoslavia mengalami banyak perubahan, termasuk sistem pemerintahan dari monarki menjadi republik, serta beberapa kali berganti nama.
Setelah Perang Dunia II, ketegangan etnis dan politik mulai memecah persatuan enam wilayah utama Yugoslavia: Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, dan Makedonia.
Pada 1991, Slovenia, Kroasia, dan Makedonia memisahkan diri, diikuti oleh Bosnia-Herzegovina pada 1992. Upaya mempertahankan Yugoslavia oleh Serbia dan Montenegro sebagai Republik Federal Yugoslavia akhirnya gagal.
Pada 2006, Serbia dan Montenegro berpisah, mengakhiri keberadaan Yugoslavia sebagai negara dan meninggalkannya hanya sebagai bagian dari sejarah.
Advertisement
2. Cekoslowakia
Didirikan pada tahun 1918 setelah Perang Dunia Pertama, Cekoslowakia menggabungkan tiga wilayah utama, yaitu Bohemia, Moravia, dan Slovakia.
Namun, pada tahun 1939, negara ini diduduki oleh Jerman dan sempat 'hilang' sementara dari peta. Setelah Perang Dunia Kedua, Cekoslowakia menjadi 'negara satelit' di bawah pengaruh Uni Soviet.
Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, perpecahan internal menyebabkan negara ini terbagi menjadi dua, yaitu Republik Ceko dan Slovakia pada tahun 1993. Kini, kedua negara tersebut berdiri sendiri di peta dunia.
3. Jerman Barat dan Jerman Timur
Setelah Perang Dunia Kedua, Jerman terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat di bawah kendali Sekutu Barat dan Jerman Timur di bawah pengaruh Soviet.
Tembok Berlin, yang dibangun pada tahun 1961, menjadi simbol pemisahan antara keduanya selama Perang Dingin.
Namun, pada tahun 1990, runtuhnya Tembok Berlin membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur menjadi satu negara bersatu yang kini dikenal sebagai Jerman modern. Hal ini sekaligus mengakhiri keberadaan kedua entitas negara tersebut.
Advertisement
4. Prusia
Prusia pernah menjadi salah satu kekuatan besar di Eropa pada abad ke-18. Meliputi wilayah luas di Eropa Tengah dan Timur seperti Jerman, Polandia, Denmark, dan Lituania, kerajaan ini dikenal dengan keunggulan militernya.
Namun, setelah Perang Dunia Pertama, pengaruh Prusia menurun, dan pada tahun 1947, secara resmi dihapuskan oleh Sekutu. Nama Prusia pun akhirnya lenyap sepenuhnya dari peta dunia.
5. Basutoland
Basutoland adalah sebuah kerajaan kecil yang diperintah oleh Raja Moshoeshoe I. Pada abad ke-19, negara ini menjadi koloni Inggris setelah meminta perlindungan dari penjajahan asing.
Setelah lebih dari 100 tahun di bawah pemerintahan Inggris, Basutoland meraih kemerdekaan pada tahun 1966 dan mengganti namanya menjadi Lesotho. Kini, Lesotho dikenal sebagai sebuah negara enklaf yang sepenuhnya dikelilingi oleh Afrika Selatan.
Advertisement
6. Ceylon
Ceylon adalah nama lama dari negara yang kini dikenal sebagai Sri Lanka. Sebelum dijajah oleh Inggris pada tahun 1796, pulau ini telah dikuasai oleh beberapa kekuatan lain seperti Portugis dan Belanda.
Pada tahun 1948, Ceylon meraih kemerdekaan, tetapi pada tahun 1972, negara ini secara resmi mengganti namanya menjadi Sri Lanka, yang berarti "Pulau yang Indah".
Dengan sejarah panjangnya, Sri Lanka kini dikenal karena budayanya yang kaya serta keberagaman bahasa seperti Sinhala, Tamil, dan Inggris.