Liputan6.com, Jakarta Setiap orang butuh toilet, namun durasi orang menggunakan toilet sangat beragam. Aneh tapi nyata, sebuah perusahaan di China malah membatasi waktu karyawan di dalam toilet. Dalihnya adalah alasan kesehatan, meskipun kebijakan ini justru memicu reaksi keras.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Three Brothers Machine Manufacturing Company di Foshan, Provinsi Guangdong, menerapkan aturan toilet sejak 11 Februari. Karyawan hanya diizinkan ke toilet pada jam tertentu dan tak boleh lebih dari dua menit. Kebijakan ini diklaim mengacu pada manuskrip pengobatan kuno Tiongkok.
Aturan ketat ini langsung viral dan mengundang kontroversi di media sosial. Banyak yang menyebut kebijakan ini aneh dan berlebihan karena dianggap melanggar hak dasar pekerja. Pengacara bahkan menyebut kebijakan ini bertentangan dengan hukum ketenagakerjaan.
Pasalnya salah satu aturannya ialah pada periode waktu lain, jika pekerja sangat perlu buang air kecil, mereka diperbolehkan melakukannya tetapi harus membatasi waktu hingga dua menit. Berikut Liputan6.com merangkum atran unik ini melansir dari South China Morning Post, Jumat (21/2/225).
Aturan Toilet Ketat Demi Efisiensi
Three Brothers Machine Manufacturing Company menerapkan kebijakan toilet ketat sejak 11 Februari. Perusahaan mengklaim aturan ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan ketertiban kerja. Namun, banyak yang menilai ini sebagai bentuk eksploitasi tenaga kerja.
Berdasarkan kebijakan perusahaan, pekerja diizinkan menggunakan toilet sebelum pukul 8 pagi, pukul 10.30 hingga 10.40 pagi, pukul 12 siang hingga 1.30 siang, pukul 3.30 sore hingga 3.40 sore, dan pukul 5.30 sore hingga 6 sore.
Karyawan yang sedang lembur diizinkan menggunakan fasilitas tersebut setelah pukul 9 malam. Lebih dari itu, mereka bisa didenda sebesar 100 yuan (Rp 224 ribu)
Advertisement
Kitab Kuno Dijadikan Alasan
Perusahaan mengklaim kebijakan ini merujuk pada Kanon Dalam Kaisar Kuning atau Huang Di Nei Jing. Teks kuno ini merupakan salah satu dasar pengobatan tradisional Tiongkok yang sudah ada lebih dari 2.000 tahun. Perusahaan menganggap aturan ini baik untuk kesehatan pekerja.
Namun, banyak yang mempertanyakan interpretasi perusahaan terhadap kitab tersebut. "Itu tidak bermoral! Bahkan diklaim berdasarkan Huang Di Nei Jing. Namun, teks itu menyarankan untuk tidak bekerja setelah senja dan menekankan perlunya istirahat yang cukup. Bukankah perusahaan mengabaikan hal itu?" tanya seorang komentator daring yang marah.
Banyak pihak menilai aturan ini hanya dalih untuk menekan pekerja. Netizen pun menyebut perusahaan hanya memilih bagian tertentu dari teks kuno sesuai kepentingan mereka.
Beijing News bahkan menulis, "Siapa pun yang berakal sehat dapat melihat bahwa aturan ini merupakan keputusan sewenang-wenang yang dibuat oleh manajemennya."
Aturan Dicabut Setelah Kecaman Publik
Setelah menuai kritik, perusahaan akhirnya mencabut kebijakan toilet pada 13 Februari. Yangcheng Evening News melaporkan bahwa manajemen terpaksa menghapus aturan tersebut karena protes dari karyawan dan reaksi negatif publik.
Chen Shixing, pengacara dari Firma Hukum Guangdong Yiyue, menyebut aturan ini melanggar hukum ketenagakerjaan. "Undang-undang mengamanatkan bahwa setiap perubahan pada gaji pekerja, jam kerja, waktu istirahat, hari libur, atau protokol keselamatan harus melibatkan diskusi dalam konferensi yang dihadiri oleh semua karyawan atau perwakilan mereka untuk mendapatkan kesepakatan bersama."
Kini, kasus ini menjadi peringatan bagi perusahaan lain agar tidak menerapkan kebijakan serupa. Banyak yang berharap tidak ada lagi aturan kerja yang membatasi hak dasar pekerja dengan alasan yang tidak masuk akal.
Advertisement
