Kronologi Pendaki Gunung Slamet yang Jatuh ke Jurang, Takut Tertinggal Rombongan Pulang

Pendaki Gunung Slamet jatuh ke jurang sedalam usai berlari saat kondisi berkabut. Begini kronologi lengkapnya.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 24 Feb 2025, 14:12 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 14:12 WIB
Lereng selatan Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Lereng selatan Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sebuah insiden tragis terjadi di Gunung Slamet, Jawa Tengah. Seorang pendaki remaja asal Bekasi, Jawa Barat, terjatuh ke jurang saat perjalanan turun gunung. Korban yang berinisial M (16) dilaporkan berlari saat situasi kabut,  ia kemudian kehilangan pijakan dan jatuh ke dalam jurang. Informasi mengenai kedalaman jurang masih belum terverifikasi, ada yang menyebut kedalaman jurang 30 meter, namun ada juga yang menyebut kedalamannya 100 meter. 

Kejadian ini berlangsung di sekitar Pos 9 jalur pendakian via Bambangan, Kabupaten Purbalingga. Saat itu, kondisi gunung tengah berkabut tebal, sehingga pandangan menjadi sangat terbatas. 

Tim SAR segera diterjunkan untuk melakukan evakuasi setelah mendapatkan laporan dari pendaki lain. Upaya penyelamatan dilakukan selama berjam-jam hingga akhirnya korban ditemukan dalam kondisi kritis. Sayangnya, korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia saat proses evakuasi berlangsung.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (24/2/2025), berikut kronologi lengkapnya.

Perjalanan Awal: Pendakian Rombongan Remaja

Pendakian ini dilakukan oleh rombongan yang terdiri dari lima orang, termasuk korban. Mereka memulai perjalanan mendaki Gunung Slamet melalui jalur Bambangan pada 22 Februari 2025. Jalur ini merupakan salah satu rute paling populer bagi para pendaki karena memiliki akses yang relatif lebih mudah dibanding jalur lainnya.

Rombongan tersebut berencana untuk turun gunung pada 23 Februari 2025. Namun, perjalanan turun tidak berjalan sesuai rencana. Cuaca di Gunung Slamet saat itu berkabut tebal, mengurangi jarak pandang dan meningkatkan risiko kecelakaan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan korban kehilangan pijakan hingga akhirnya terjatuh ke dalam jurang.

Detik-Detik Korban Terjatuh ke Jurang

Insiden terjadi di sekitar Pos 9 saat rombongan tengah menuruni gunung. Korban yang merasa takut tertinggal dari rombongan memilih berjalan lebih cepat. Korban disebut buru-buru turun karena khawatir tertinggal mobil yang akan mengantarkannya pulang ke Jakarta. Sayangnya, kondisi jalur yang licin dan berkabut justru menjadi ancaman besar bagi keselamatannya.

Salah satu rekannya sekilas melihat kalau korban tersandung dan jatuh. Empat rekannya berusaha menolong sambil berteriak memanggil namanya tapi tidak ada jawaban. Korban tidak terlihat dikarenakan pandangan terhalang kabut.

Setelah beberapa saat tanpa respons, rekan-rekan korban segera melaporkan kejadian ini kepada pihak basecamp Bambangan. Laporan pertama kali diterima melalui pesan WhatsApp dari pendaki lain pada pukul 09.57 WIB.

Proses Evakuasi

Begitu menerima laporan, pihak basecamp segera mengerahkan Tim SAR untuk melakukan pencarian dan evakuasi. Tim pertama diberangkatkan pukul 13.30 WIB, sementara tim kedua menyusul pada pukul 14.56 WIB.

Tim penyelamat baru tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB dan langsung melakukan penyisiran di area sekitar jurang. Sekitar pukul 19.32 WIB, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi kritis. 

Namun, kondisi korban terus memburuk. Luka serius di kepala menjadi salah satu indikasi bahwa benturan saat jatuh sangat kuat. Meski upaya penyelamatan telah dilakukan, korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia di Posko 6.

Pelajaran dari Insiden: Keselamatan adalah Prioritas

Ilustrasi –Pendakian Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi –Pendakian Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Insiden ini mengingatkan pentingnya prosedur keselamatan dalam pendakian gunung. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan pendaki agar terhindar dari kecelakaan serupa adalah:

Jangan Mendaki Sendirian

Selalu lakukan pendakian dalam kelompok dan pastikan tidak ada yang berjalan sendirian, terutama saat kondisi cuaca buruk.

Ikuti Panduan dan Rekomendasi Basecamp

Pihak basecamp biasanya memberikan informasi mengenai kondisi cuaca dan medan sebelum pendakian dimulai. Selalu ikuti petunjuk ini.

Gunakan Peralatan Keselamatan

Memiliki perlengkapan seperti senter, jaket tebal, dan tali pengaman bisa membantu mencegah kecelakaan fatal.

Jangan Panik dan Tetap Tenang

Jika tertinggal dari rombongan, lebih baik berhenti dan menunggu bantuan daripada memaksakan diri untuk berjalan lebih cepat tanpa memperhatikan medan sekitar.

Pertanyaan Seputar Topik

1. Apakah jalur pendakian Gunung Slamet berbahaya?

Jalur Gunung Slamet memang memiliki beberapa titik rawan, terutama di ketinggian di atas 3.000 mdpl. Pendaki harus ekstra hati-hati.

2. Apa yang harus dilakukan jika tersesat atau tertinggal rombongan?

Jika tersesat, lebih baik tetap di tempat dan menunggu bantuan daripada berjalan sendiri tanpa arah yang jelas.

3. Bagaimana cara mencegah kecelakaan saat turun gunung?

Gunakan jalur resmi, tetap dalam rombongan, dan jangan terburu-buru. Perhatikan pijakan dengan seksama, terutama saat kondisi cuaca buruk.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya