Mengenal Sholat Sunnah Rawatib, 12 Rakaat Menuju Ridho Allah

Shalat sunnah rawatib memiliki keutamaan besar, termasuk rumah di surga, sebagai penyempurna sholat fardhu, dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Ketahui tata caranya!

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 11 Mar 2025, 17:40 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2025, 17:40 WIB
tata cara sholat tasbih 4 rakaat 1 salam
Mengenal Sholat Sunnah Rawatib ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sholat sunnah rawatib merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain menjadi penyempurna sholat wajib, sholat sunnah rawatib juga memiliki keutamaan luar biasa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda,

‏ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ ‏

Artinya: Jika seorang hamba Allah SWT salat 12 rakaat (sunah) setiap hari, sebelum dan setelah salat wajib, maka Allah SWT akan membangunkannya sebuah rumah di surga atau rumah akan dibangun untuknya di surga. (HR Muslim).

Keutamaan ini tentu menjadi motivasi bagi setiap Muslim untuk menjaga dan membiasakan diri melaksanakan sholat sunnah rawatib. Lantas, apa saja sholat rawatib yang termasuk dalam 12 rakaat tersebut? Berikut ulasannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (11/3/2025). 

Promosi 1

Mengenal Sholat Sunnah Rawatib 

 Sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang mengiringi sholat fardhu, baik sebelum (qabliyah) maupun setelah (ba’diyah). Sholat ini memiliki kedudukan penting dalam Islam karena berfungsi untuk menyempurnakan kekurangan dalam pelaksanaan sholat wajib.

Sholat sunnah rawatib terdiri dari dua jenis, yaitu sunnah muakkad dan ghairu muakkad. Sunnah muakkad adalah sholat yang sangat dianjurkan dan dikerjakan secara konsisten oleh Rasulullah SAW, sedangkan sunnah ghairu muakkad adalah sholat yang dianjurkan tetapi tidak sekuat sunnah muakkad.

Sholat sunnah rawatib dikerjakan mulai dari terbit fajar hingga tenggelam matahari dan terbit kembali. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Habibah RA dalam HR. At-Tirmidzi nomor 414, terdapat 12 rakaat sholat sunnah rawatib yang memiliki keutamaan besar yaitu,

Sholat Sunnah Rawatib Muakkad

  • Dua rakaat sebelum sholat Subuh.
  • Empat rakaat sebelum sholat Dzuhur.
  • Dua rakaat setelah sholat Dzuhur.
  • Dua rakaat setelah sholat Maghrib.
  • Dua rakaat setelah sholat Isya.

Selain itu, ada juga sholat sunnah rawatib yang tidak ditekankan pelaksanaannya atau disebut ghairu muakkad, antara lain:

Sholat Sunnah Rawatib Ghairu Muakkad

Dua rakaat sebelum sholat Dzuhur (jika dilakukan empat rakaat, dua rakaat pertama termasuk muakkad, dua rakaat berikutnya ghairu muakkad).

Dua rakaat setelah sholat Dzuhur (bagi yang melaksanakan empat rakaat, dua rakaat pertama termasuk muakkad dan dua rakaat berikutnya ghairu muakkad).

  • Empat rakaat sebelum sholat Ashar.
  • Dua rakaat sebelum sholat Maghrib.
  • Dua rakaat sebelum sholat Isya.

Menurut Ibnu Qudamah, waktu pelaksanaan sholat sunnah rawatib qabliyah dimulai sejak masuknya waktu sholat fardhu hingga sholat fardhu dikerjakan. Sedangkan sholat sunnah rawatib ba’diyah dilakukan setelah selesai menunaikan sholat fardhu. 

Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah Rawatib adalah ibadah yang mengiringi shalat fardhu, baik sebelum (qabliyah) maupun setelah (ba’diyah). Pelaksanaannya tidak berbeda jauh dari shalat wajib, kecuali dalam hal niat. Berikut adalah tata cara umum pelaksanaan shalat sunnah Rawatib:

Niat

Niat dilakukan dalam hati sebelum memulai shalat, bisa juga diucapkan secara lisan untuk membantu kekhusyukan.

1. Shalat Rawatib Ashar (Qabliyah 4 atau 2 Rakaat)

Lafal Niat: أُصَلِّي سُنَّةَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ / رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatal ‘ashri arba’a raka‘âtin/rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya shalat sunnah qabliyah Ashar empat rakaat/dua rakaat karena Allah Ta’ala.

2. Shalat Rawatib Zuhur (Qabliyah & Ba’diyah 4 atau 2 Rakaat)

Lafal Niat: أُصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ / رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً / بَعْدِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatad dhuhri arba‘a raka‘âtin/rak‘ataini qabliyyatan/ba’diyatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya shalat sunnah qabliyah/ba’diyah Zuhur empat rakaat/dua rakaat karena Allah Ta’ala.

3. Shalat Rawatib Maghrib (Qabliyah & Ba’diyah 2 Rakaat)

Lafal Niat: أُصَلِّي سُنَّةَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً / بَعْدِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatal Maghrib rak‘ataini qabliyyatan/ba’diyatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya shalat sunnah qabliyah/ba’diyah Maghrib dua rakaat karena Allah Ta’ala.

4. Shalat Rawatib Isya’ (Qabliyah & Ba’diyah 2 Rakaat)

Lafal Niat: أُصَلِّي سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً / بَعْدِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatal Isya’ rak‘ataini qabliyyatan/ba’diyatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya shalat sunnah qabliyah/ba’diyah Isya’ dua rakaat karena Allah Ta’ala.

5. Shalat Rawatib Subuh (Qabliyah 2 Rakaat)

Lafal Niat: أُصَلِّي سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Ushallî sunnatas subhi rak‘ataini qabliyyatan lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Saya shalat sunnah qabliyah Subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.

Takbiratul Ihram

Mengangkat kedua tangan sejajar telinga atau pundak sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

Membaca Doa Iftitah (Sunnah)

Membaca doa pembuka setelah takbiratul ihram.

Membaca Surat Al-Fatihah

Membaca surat Al-Fatihah adalah rukun dalam setiap rakaat.

Membaca Surat Pendek

Setelah Al-Fatihah, membaca surat pendek dari Al-Qur’an, misalnya Al-Ikhlas atau Al-Asr.

Ruku’

Membungkukkan badan dengan posisi punggung lurus, tangan memegang lutut, dan membaca tasbih tiga kali: Subhana Rabbiyal ‘Azim.

I’tidal

Berdiri tegak kembali setelah ruku’ sambil membaca: Sami’Allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd.

Sujud Pertama

Bersujud dengan meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan ujung kaki ke lantai, sambil membaca: Subhana Rabbiyal A’la (tiga kali).

Duduk di Antara Dua Sujud

Duduk dengan posisi iftirasy (duduk di atas kaki kiri, kaki kanan ditegakkan) sambil membaca doa: Rabbighfir li, warhamni, wajburni, warfa’ni, warzuqni, wahdini, wa’afini, wa’fu ‘anni.

Sujud Kedua

Melakukan sujud kedua seperti sujud pertama.

Bangkit ke Rakaat Berikutnya

Jika masih ada rakaat selanjutnya, maka bangkit berdiri dan mengulang rangkaian gerakan yang sama dari takbiratul ihram.

Tasyahud Akhir

Pada rakaat terakhir, setelah sujud kedua, duduk tahiyyat akhir dan membaca tasyahud serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Salam

Mengakhiri shalat dengan menoleh ke kanan dan kiri sambil mengucapkan "Assalamu’alaikum warahmatullah".

 

Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib

  • Memperoleh pahala tambahan dari Allah SWT.
  • Sebagai penyempurna kekurangan dalam shalat fardhu.
  • Mendapatkan rumah di surga (sesuai beberapa hadits).
  • Mempererat hubungan dengan Allah SWT.

Shalat sunnah rawatib memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits. Dengan melaksanakan sholat sunnah rawatib secara konsisten, kita akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

Selain keutamaan di atas, sholat sunnah rawatib juga dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan melaksanakan sholat sunnah rawatib, kita akan lebih dekat kepada Allah SWT dan mendapatkan hidayah-Nya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya