Liputan6.com, Jakarta Wanita ternyata punya keunggulan khusus dalam hal pendengaran. Sebuah studi global yang dipublikasikan di Scientific Reports pada 26 Maret 2025 membuktikan bahwa pendengaran wanita lebih sensitif dibandingkan pria. Penelitian ini dipimpin oleh Patricia Balaresque dari Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan di Toulouse, Prancis.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian yang juga melibatkan Profesor Turi King dari Universitas Bath, Inggris, ini meneliti 448 orang dewasa dari lima negara berbeda. Hasilnya menunjukkan, wanita mendengar suara dengan kepekaan rata-rata dua desibel lebih tinggi daripada pria. Temuan ini berlaku di semua frekuensi suara dan lintas usia maupun lokasi geografis.
Tak hanya soal jenis kelamin, faktor lingkungan juga disebut berperan besar dalam membentuk kepekaan telinga manusia. Tim peneliti menemukan, orang yang tinggal di hutan tropis punya pendengaran lebih tajam dibanding mereka yang tinggal di dataran tinggi Andes. Lingkungan perkotaan bahkan membentuk pola pendengaran unik yang berbeda dari keduanya.
"Studi ini menunjukkan bahwa faktor biologis dan lingkungan memengaruhi pendengaran manusia lebih dari yang diperkirakan sebelumnya," ungkap Patricia Balaresque.Â
Berikut fakta unik pendengaran wanita lebih tajam dari pria dirangkum Liputan6.com dari Psypost.org dan Nature, Minggu (13/4/2025).Â
Biologi Membuktikan Telinga Wanita Lebih Peka
Penelitian menunjukkan wanita memiliki kepekaan pendengaran sekitar dua desibel lebih tinggi dibandingkan pria. Perbedaan ini ditemukan di semua frekuensi suara tanpa terkecuali.Â
"Ini mungkin mencerminkan sifat biologis universal," kata Patricia Balaresque.
Keunggulan ini diperkirakan berasal dari pengaruh hormon selama perkembangan. Struktur koklea wanita juga disebut sedikit berbeda dari pria. Faktor biologis ini konsisten di seluruh 13 populasi yang diteliti.
Tim mengonfirmasi bahwa sensitivitas lebih tinggi ini tidak tergantung usia atau lokasi geografis. Wanita muda maupun tua menunjukkan pola kepekaan yang sama. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa perbedaan ini bersifat bawaan, bukan hasil dari faktor budaya.
Advertisement
Peran Lingkungan Dari Hutan Tropis hingga Kota Modern
Studi menemukan bahwa tempat tinggal seseorang memengaruhi profil pendengaran mereka. Orang dari hutan tropis lebih peka terhadap suara dibandingkan mereka yang tinggal di dataran tinggi Andes.Â
Individu dari dataran tinggi cenderung punya pendengaran paling lemah. Rendahnya kadar oksigen dan stres ketinggian diduga mempengaruhi telinga mereka. Sebaliknya, mereka yang hidup di hutan penuh suara alami mempertahankan kepekaan yang tinggi.
Orang kota juga mengalami perubahan pendengaran unik. Pendengaran mereka bergeser ke frekuensi lebih tinggi. Ini mungkin adaptasi terhadap bisingnya lalu lintas dan kehidupan urban.
Bukan Cuma Genetik: Bukti Pendengaran Bisa Beradaptasi
Selain faktor bawaan, penelitian ini mengungkapkan pentingnya plastisitas fenotipik. Pendengaran manusia ternyata bisa berubah sesuai lingkungan hidupnya.Â
"Jika perubahan lingkungan bisa mengubah pendengaran, berarti sistem pendengaran manusia lebih fleksibel dari yang diperkirakan," ujar Patricia Balaresque.
Pengaruh bahasa dalam pendengaran ada, tapi lebih kecil dibandingkan faktor ekologi. Bahasa bukan faktor dominan dalam membentuk kepekaan telinga manusia. Ini memperjelas bahwa alam sekitar lebih berkuasa daripada budaya dalam hal ini.
Para peneliti menekankan perlunya studi lanjutan untuk mengungkap aspek genetik lebih dalam. Mereka ingin tahu apakah adaptasi ini diwariskan atau hasil perubahan hidup. Penemuan ini membuka jalan baru untuk memahami evolusi pendengaran manusia.
Â
Advertisement
