Said Aqil: Tak Ada Pasangan Capres Mendapat Stempel NU

PBNU menegaskan terkait sikap netral terhadap Pilpres 2014.

oleh Rochmanuddin diperbarui 01 Jun 2014, 22:49 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2014, 22:49 WIB
Said Aqil: Tak Ada Pasangan Capres Mendapat Stempel NU
Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Mendekati Pilpres 9 Juli mendatang, dua pasangan capres dan cawapres berusaha menarik suara Nahdlatul Ulama (NU). Namun, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menegaskan, NU netral dalam Pilpres 2014.

"Sikap PBNU jelas dan tegas, tidak berpolitik praktis. Tak satu pun yang akan mendapat stempel NU," kata Said Aqil dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (1/6/2014).

"Kalau pun ada pihak-pihak yang membawa-bawa NU untuk dijadikan komoditas politik, sudah pasti itu tidak lebih dari sekedar klaim," tegas Said Aqil.

Said mengatakan, NU sebagai organisasi tidak layak diperalat untuk menjadi sekadar tim sukses. "Yang didukung NU bukan sekedar kandidat, melainkan proses penyelenggaraan pemilihan yang jujur, adil, dan bermartabat," katanya.

Menurut Said Aqil, Pilpres hanya merupakan satu tahap dari rangkaian pembangunan Indonesia. Karena itu jauh lebih penting bagi PBNU mengawal dan mengawasi pemerintahan terpilih nanti.

"Saya akan berdiri di depan dan pasang badan, jika presiden dan wakil presiden terpilih nanti tidak bekerja untuk kedaulatan rakyat. Jadi, tidak hanya 9 Juli yang penting, jauh lebih penting adalah hari-hari panjang sesudahnya," kata Said Aqil.

Said mengimbau warga NU untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab. Tanggung jawab itu terus berlangsung hingga setidaknya lima tahun mendatang. Ia juga mengimbau warga NU memilih pemimpin yang mampu memberi solusi bagi Indonesia.

"Baik buruknya bangsa ini, ada di tangan kita sendiri," kata Said Aqil.

Pemilu Presiden 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Pasangan Prabowo-Hatta disokong 6 partai, yakni Partai Gerindra, PPP, PKS, PBB, PAN dan Partai Golkar. Sementara
pasangan Jokowi-JK didukung 5 partai yakni, PDIP, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura, dan PKPI. (Ant)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya