Niat Buka Puasa dan Sahur, Panduan Lengkap Menjalankan Ibadah Ramadhan

Memahami tata cara yang benar dalam mengucapkan niat buka puasa dan sahur merupakan hal yang fundamental dalam ibadah puasa.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 31 Jan 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2025, 10:30 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dalam pelaksanaannya, niat buka puasa dan sahur menjadi bagian penting yang perlu dipahami dengan benar agar ibadah puasa kita sempurna. Pemahaman yang tepat tentang tata cara dan bacaan niat buka puasa dan sahur dapat membantu kita menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk.

Banyak umat muslim yang masih kebingungan mengenai waktu yang tepat untuk mengucapkan niat buka puasa dan sahur. Sebagian beranggapan bahwa niat harus diucapkan setiap kali akan makan sahur atau berbuka, padahal yang terpenting adalah niat puasa Ramadhan itu sendiri. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang niat buka puasa dan sahur yang sesuai dengan tuntunan syariat.

Memahami tata cara yang benar dalam mengucapkan niat buka puasa dan sahur merupakan hal yang fundamental dalam ibadah puasa. Dengan pemahaman yang tepat, kita dapat menghindari kesalahan umum yang sering terjadi dan memaksimalkan keberkahan dari ibadah puasa Ramadhan yang kita jalankan.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber bacaan niat buka puasa dan sahur lengkap, pada Jumat (31/1).

Pengertian dan Dasar Hukum Puasa Ramadhan

Ilustrasi sahur, buka puasa
Ilustrasi sahur, buka puasa. (Photo by Michael Burrows: https://www.pexels.com/photo/man-having-dinner-7129459/)... Selengkapnya

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Kewajiban ini tertuang dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 183:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Dalam pelaksanaannya, puasa Ramadhan dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Selama periode tersebut, seorang muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa. Ibadah ini memiliki nilai spiritual yang tinggi dan juga memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani.

Puasa Ramadhan memiliki kedudukan istimewa dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dimana Allah SWT berfirman: "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.'"

Untuk menjalankan ibadah puasa dengan sah, seorang muslim harus memenuhi beberapa syarat, termasuk beragama Islam, baligh, berakal sehat, mampu secara fisik, dan suci dari haid serta nifas bagi wanita. Selain itu, pemahaman tentang tata cara yang benar, termasuk niat dan doa-doa yang disunnahkan, menjadi penting untuk kesempurnaan ibadah.

 

Tata Cara Niat Puasa dan Waktu Pelaksanaannya

Niat merupakan rukun penting dalam ibadah puasa Ramadhan yang harus dilaksanakan sebelum terbit fajar. Dalam praktiknya, terdapat fleksibilitas waktu untuk berniat, namun para ulama menganjurkan untuk melakukannya setiap malam sebagai bentuk kehati-hatian dalam ibadah.

Niat puasa dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu niat harian atau niat untuk satu bulan penuh. Untuk niat harian, bacaannya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Sedangkan bagi yang ingin berniat untuk sebulan penuh sesuai Mazhab Maliki, dapat menggunakan lafaz:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانَ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat berpuasa sepanjang bulan Ramadhan tahun ini, wajib karena Allah Ta'ala."

Perlu dipahami bahwa niat dalam hati sudah mencukupi, namun melafalkannya dengan lisan dapat membantu menghadirkan kekhusyukan dalam ibadah. Yang terpenting adalah niat tersebut dilakukan sebelum terbit fajar dan dengan keikhlasan untuk menjalankan perintah Allah SWT.

 

Doa-doa Sahur dan Keutamaannya

Waktu sahur merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa dan memiliki keutamaan khusus dalam ibadah puasa. Meskipun sahur bukanlah kewajiban, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakannya karena mengandung keberkahan.

Beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca saat sahur adalah:

يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ

Yarhamullahul mutasahhirin

Artinya: "Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur."

Selain itu, dapat juga membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa adzaaban naar, bismillah

Artinya: "Ya Allah, anugerahkan keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka, dengan menyebut nama Allah."

 

Doa Berbuka Puasa dan Adab Pelaksanaannya

Berbuka puasa memiliki tata cara dan adab tersendiri yang perlu diperhatikan. Waktu yang tepat untuk membaca doa berbuka adalah setelah selesai makan dan minum, bukan sebelumnya. Hal ini karena doa berbuka mengandung ungkapan syukur atas nikmat yang telah diterima.

Doa berbuka yang lengkap menurut riwayat Mu'adz bin Zuhrah dan Abdullah bin Umar adalah:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, dzahaba dzhoma'u wa abtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insyaallah.

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang dahaga, telah basah kerongkongan dan semoga telah tetap pahala insya Allah."

Hikmah dan Manfaat Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan bukan sekadar ritual ibadah, tetapi mengandung berbagai hikmah dan manfaat yang komprehensif, baik dari segi spiritual, kesehatan, maupun sosial. Allah SWT tidak mewajibkan suatu ibadah kecuali di dalamnya terdapat kebaikan yang berlimpah bagi umat manusia.

Dari segi spiritual, puasa Ramadhan merupakan sarana Tazkiyatun Nafs (pembersihan jiwa) yang efektif. Melalui puasa, seorang muslim dilatih untuk meningkatkan ketakwaan, kesabaran, dan pengendalian diri. Hal ini sejalan dengan tujuan utama puasa sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran "la'allakum tattaqun" (agar kamu bertakwa).

Dalam aspek kesehatan, penelitian modern telah membuktikan berbagai manfaat puasa bagi tubuh, di antaranya:

  • Meningkatkan kesehatan jantung dengan mengoptimalkan metabolisme
  • Memperbaiki fungsi otak dan meningkatkan konsentrasi
  • Membantu proses detoksifikasi alami tubuh
  • Mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes
  • Meredakan peradangan dan memperkuat sistem imun
  • Membantu pengaturan berat badan yang sehat
  • Meningkatkan produksi hormon pertumbuhan
  • Memberikan efek anti-penuaan dan mencegah berbagai penyakit kronis

Dari segi sosial, puasa mengajarkan kepedulian dan empati terhadap sesama. Rasa lapar dan haus yang dirasakan selama berpuasa menumbuhkan kesadaran tentang penderitaan kaum yang kurang beruntung, mendorong sikap berbagi dan meningkatkan kepekaan sosial.

 

 

Syarat Sah dan Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Untuk memastikan kesempurnaan ibadah puasa, seorang muslim perlu memahami syarat-syarat sah puasa dan hal-hal yang dapat membatalkannya. Syarat sah puasa meliputi:

  • Islam - Merupakan syarat utama karena puasa Ramadhan adalah ibadah khusus bagi umat Islam
  • Baligh - Telah mencapai usia dewasa menurut syariat
  • Berakal - Memiliki kesadaran dan kemampuan berpikir yang normal
  • Suci dari haid dan nifas bagi wanita
  • Berada dalam waktu yang diperbolehkan untuk berpuasa
  • Mampu secara fisik untuk menjalankan puasa
  • Mengenai hal-hal yang membatalkan puasa, umat muslim perlu memperhatikan:
  • Makan dan minum secara sengaja
  • Muntah yang disengaja
  • Hubungan suami istri
  • Keluar darah haid atau nifas
  • Gila atau hilang akal
  • Keluar mani dengan sengaja
  • Berniat membatalkan puasa
  • Murtad (keluar dari Islam)

Jika salah satu pembatal puasa terjadi, maka wajib mengganti puasa di hari lain (qadha) dan dalam beberapa kasus tertentu disertai dengan kaffarat (denda).

Menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan pemahaman yang baik tentang niat, doa, dan tata caranya akan membuat ibadah kita lebih bermakna. Penting untuk diingat bahwa selain aspek ritual, puasa juga mengandung dimensi sosial dan spiritual yang mendalam.

Semoga panduan lengkap tentang niat buka puasa dan sahur ini dapat membantu kita menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik. Mari kita jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki kualitas diri, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya