Liputan6.com, Cilacap - Kecantikan seorang wanita merupakan anugerah Allah SWT yang patut disyukuri karena merupakan sebuah nikmat. Namun terkadang, kecantikan itu bisa menjadi fitnah dan berbuah petaka jika kita tidak bisa mengelola nikmat Allah tersebut sengan baik.
Terkait soal kecantikan wanita ini ternyata juga seorang janda pernah menjadi perbincangan seru dua ulama kharismatik tanah air yakni KH Maemoen Zubair (Mbah Moen) dan ayah Gus Baha, KH. Nursalim.
Advertisement
Hal tersebut sebagaimana diceritakan Gus Baha disela-sela tausiyahnya.
Advertisement
Baca Juga
“Setahu saya Mbah Moen kalau ketemu bapak ya guyon terus,” kata Gus Baha mengawali ceritanya seperti dikutip tayangan YouTube Short @senengnyantri, Kamis (30/01/2025).
Ketika itu ada seseorang yang melaporkan kepada Mbah Moen dan KH Nursalim bahwa ada seseorang yang bergelar haji namun memiliki perilaku yang buruk, yakni menyukai seorang janda.
Simak Video Pilihan Ini:
Bicara Kecantikan Janda
“Saya punya kenangan yang dulu agak isykal itu begini, ada isu entah hoaks atau apa, ada Pak Haji itu agak mbeling, seneng siapa itu, janda atau…” kata Gus Baha.
Menanggapi aduan tersebut, Mbah Moen justru menanyakan hal yang berkaitan dengan paras wanita tadi. Demikian juga dengan ayah Gus Baha ini juga malah membahas kecantikan janda tersebut.
“Ketika Mbah Moen dilaporin tamu kalau Pak Haji itu mbeling sama janda itu, Mbah Moen tanyanya lucu, “cantik ya?” kata Gus Baha.
“Cantik sekali Mbah,” jawab seseorang sebagaimana dituturkan Gus Baha.
“Itu bapak juga membahas cantiknya," sambung Gus Baha.
Mendengar hal itu, Gus Baha kala itu merasa aneh, sebab dua orang ulama ini justru membahas kecantikan janda tersebut.
"Dulu saya isykal, ini kiai kok membahas wanita cantik dan bodinya juga, kira-kira begitu,” ujarnya.
Advertisement
Alasan Ngomongin Janda Cantik
Namun seiring bertambahnya ilmu, Gus Baha memahami maksud kedua ulama itu membahas kecantikan janda itu.
Gus Baha menjelaskan alasan yang dikemukakan ayahnya bahwa dalam situasi semacam itu lebih baik membahas kecantikan janda daripada terjebak pada hal yang mengarah kepada tuduhan negatif.
“Tapi setelah saya tambah alim, tambah ngerti itu kata bapak begini, ya bagus membahas cantik Ha, ketimbang mempercayai cerita itu malah qadzaf,” katanya.
Perlu diketahui, dalam literatur Islam, qadzaf adalah sikap menuduh seseorang berbuat zina. Tuduhan ini sangat keji dan berbahaya, apabila tak disertai dengan bukti-bukti sesuai syara'.
Menurut Gus Baha, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengelola batin agar tidak berburuk sangka terhadap orang lain yang tentunya dosanya jauh lebih besar.
"Ternyata itu seni, sekali bapak atau Mbah Moen bilang, pak Haji koh zina, maka larinya ke qadhaf,” terangnya.
“Maka menghindari bahasa menuduh, ngomong yang tidak penting," sambungnya.
“Jadi kiai dulu itu tidak sok suci untuk menghindari hal-hal yang…(sifatnya menuduh—pen), jadi punya seni untuk mengelola kehidupan,” tegasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul