Tangkis Kampanye Hitam, Prabowo-Hatta Siagakan Tentara Cyber

Wasekjen Partai Golkar itu menjamin, para tentara cyber itu tak akan menyerang duluan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 05 Jun 2014, 15:20 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2014, 15:20 WIB
Ilustrasi Prabowo-Hatta No. urut 1
Ilustrasi Prabowo-Hatta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan capres dan cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengerahkan sejumlah tentara cyber. Pasukan ini berguna untuk menangkis segala bentuk kampanye hitam yang berpotensi menurunkan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta.

"Namanya gabungan koalisi, pasukan ini jelas, kalau kita mengamati yang kuat di cyber di networking adalah dari PKS dan dari tim Gerindra. Mereka yang menanggani," kata juru bicara timses Prabowo-Hatta dari Partai Golkar Nurul Arifin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/6/2014).

Wasekjen Partai Golkar itu menjamin, para tentara cyber itu tak akan menyerang duluan. Mereka hanya akan melakukan serangan balik untuk mencegah stigma negatif pada Prabowo-Hatta.

"Paling begini kalau ada sesutu yang negatif ini kita counter begitu aja. Jadi kami tidak melemparkan isu," ujarnya.

"Karena kami sadar bahwa kami dalam posisi yang tidak menguntungkan, tidak menguntungkannya adalah selalu menjadi korban," imbuh Nurul.

Jokowi-JK Lebih Unggul?

Sejauh ini, beberapa survei menempatkan elektabilitas Prabowo-Hatta masih berada di belakang pasangan Jokowi-JK. Ini terlihat lewat hasil survei terkait sosok presiden dan wakil presiden 2014 pilihan rakyat yang dikeluarkan Soegeng Sarjadi School Goverment (SSSG).

Direktur Eksekutif SSSG Fadjroel Rahman mengatakan, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) masih menjadi capres dan cawapres yang paling banyak dipilih dengan selisih suara yang cukup besar.

"Pasangan Jokowi-JK masih unggul dengan 42,65%. Sementara itu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 28,35%. Dan yang menjawab tidak tahu itu sebesar 29%," tutur Fadjroel di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan.

Penelitian ini menggunakan sampel warga yang tinggal di 10 kota besar Indonesia yaitu DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, Balikpapan, Bali, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan DI Yogyakarta. Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 1.250 orang.

Survei dilakukan pada tanggal 26 Mei sampai 4 Juni 2014 dengan tingkat keyakinan sebesar 95 persen dengan sampling error plus minus 2,78%. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya