Politisi Demokrat Sarankan Jokowi Pakai Mobil Esemka

Politisi Demokrat ini menilai mobil Esemka yang pernah dipopulerkan Jokowi di Solo itu sebagai mobil yang hemat.

oleh Sugeng Triono diperbarui 10 Sep 2014, 23:56 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 23:56 WIB
max sopacua
Politisi Partai Demokrat Max Sopacua.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Jokowi menolak pembelian mobil Mercedes-Benz sebagai kendaraan para menteri yang akan bergabung dalam kabinetnya. Pria bernama lengkap Joko Widodo itu beralasan bahwa pengadaan mobil Jerman tersebut tidak sesuai dengan upaya penghematan anggaran negara.

Menanggapi hal itu, salah satu politisi Partai Demokrat, Max Sopacua pun turut memberi saran. Menurut Max, ada baiknya Jokowi dan kabinetnya menggunakan mobil Esemka yang pernah dipopulerkannya saat menjabat sebagai Walikota Solo.

"Pak Jokowi tidak mau pakai mercy kan alasannya pengiritan dan pemborosan. Jadi dicari saja mobil yang tidak boros, saran saya dia dan kabinetnya pakai mobil Esemka," ujar Max Sopacua di kediaman Akbar Tanjung, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2014) malam.

Penggunaan mobil nasional tersebut lanjut Max, selain akan menghemat anggaran, hal itu juga dapat mengangkat produk dalam negeri.

"Kan Pak Jokowi sangat terkenal dengan mobil Esemka. Jadi kalau mobil itu yang digunakan, itu bisa mengangkat produk nasional juga," tukas Max.

Esemka Rajawali

Esemka Rajawali diproduksi untuk meramaikan kelas SUV. Menggunakan mesin empat silinder Esemka 1.5i 1.500 cc, daya output  pacu mobil ini mampu melintarkan 103 horse power (HP) dan torsi punya 145 NM.

Untuk kapasitas, Rajawali yang memiliki dimensi panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm, dan tinggi 1.630 mm itu mampu menampung tujuh orang penumpang sekaligus. Fitur seperti power steering, central lock, AC dual-core, power windows, sensor parkir, hingga pemutar musik turut diboyong.

Jokowi kala itu optimistis bahwa Esemka Rajawali bisa sebagai contoh mobil nasional. Namun selama perjalanannya, mobil ini pun sempat gagal uji emisi di Jakarta. Pihak yang berwenang, yakni Kementerian Perhubungan belum bisa mengeluarkan Sertifikat Uji Tipe Esemka. Sebabnya, kendaraan itu tidak berhasil memenuhi standar yang ditetapkan.

Kendati begitu, Esemka Rajawali akhirnya memperoleh sertifikasi setelah lulus uji emisi dan melampaui nilai ambang batas Euro 2.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya