Tips Nyaman Kembali dari Mudik Lebaran

Individu yang mudik atau akan balik ke kota besar dapat melakukan beragam upaya guna mencegah terjadinya masalah kesehatan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 11 Jul 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2016, 19:00 WIB
Arus Balik Mudik
Volume kendaraan di Tol Cikarang Utama mengalami peningkatan dibanding kemarin. Sementara itu, arus balik di Cikampek mulai padat.

Liputan6.com, Jakarta Perjalanan mudik dan kembali dari kampung halaman ke rumah yang begitu panjang saat Lebaran membuat pemudik dilanda kelelahan. Kondisi lelah bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti masalah pernapasan dan paru. Tak jarang kondisi ini berujung pada kematian.

Masing-masing individu yang mudik atau akan balik ke kota besar dapat melakukan beragam upaya guna mencegah terjadinya masalah kesehatan ini, seperti yang diungkapkan Dirut RSUP Persahabatan, dr Mohammad Ali Toha, MARS dikutip dari keterangan pers yang dikirimkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia beberapa waktu lalu:

A. Upaya primer

1. Pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik, tidak ada kebocoran gas yang masuk ke dalam kabin mobil.

2. Memastikan kondisi kesehatan sehat sebelum berangkat.

3. Catat semua riwayat kesehatan anggota keluarga yang ikut, terutama terkait penyakit-penyakit yang diderita dan perhatian khusus pada anak-anak, orang tua, dan orang dengan penyakit kronik.

4. Pada saat macet, bila menggunakan mobil, disarankan untuk tetap berada di dalam kendaraan asalkan tidak ada kebocoran gas ke dalam mobil. Tutup jendela dan pintu kendaraan mobil untuk mengurangi masuknya asap polusi dan partikel ke dalam kendaraan. Nyalakan AC dengan mode _recirculate_, jangan mode _outdoor circulate_ yang mengambil udara dari luar.

5. Bila terjadi kemacetan total dan udara di luar tidak panas, matikan mesin mobil untuk mengurangi polusi udara di sekitar kemacetan.

6. Hindari menambah bahan polusi udara yang dapat masuk ke dalam tubuh misalnya tidak merokok.

7. Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan dan pengguna motor). Bagi pengguna mobil, tetap sediakan masker untuk digunakan pada kondisi tertentu. Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi memfiltrasi atau menyaring partikel.

8. Apabila memungkinkan, hindari kawasan atau area yang mengalami kemacetan saat mudik maupun arus balik, pilih jalur yang lebih lancar serta minim kemacetan.

9. Senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi dan sering mencuci tangan terutama setelah menggunakan fasilitas umum (mencuci tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis alkohol).

10. Usahakan dapat istirahat selama perjalanan agar tubuh tetap fit, jangan dipaksakan untuk tetap mengemudi tanpa istirahat. 

Upaya sekunder

B. ​Upaya sekunder

Upaya sekunder bertujuan deteksi dini dan pengobatan dini pada masalah kesehatan yang muncul;

1. Mengenali gejala atau keluhan paru dan pernapasan yang timbul. Perhatian pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang tua, dan orang dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK, dan penyakit paru lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.

2. Bila mencium bau gas, matikan mesin dan cek kendaraan apakah terjadi kebocoran gas ke dalam kabin.

3. Kenali gejala dan tanda keracunan gas CO ataupun CO2 sedini mungkin seperti sakit kepala, pusing, mual-mual. Bila hal itu terjadi segera keluar kendaraan, cari tempat teduh dan cari pertolongan medis segera.

4. Mempersiapkan obat-obatan untuk pertolongan awal. Bagi yang mempunyai penyakit sebelumnya, pastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi rutin cukup banyak tersedia selama perjalanan mudik maupun arus balik. Contohnya bagi penderita asma dan PPOK, bawalah obat-obat rutin yang biasa dikonsumsi.

5. Segera ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat atau posko kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang timbul atau terjadi perburukan atau serangan pada orang yang mempunyai penyakit jantung atau paru sebelumnya.

C. Upaya tersier

Upaya tersier bertujuan mencegah komplikasi dan kematian pada populasi yang sudah menderita penyakit saat perjalanan mudik atau arus balik.

1. Apabila sudah terkena penyakit selama perjalanan, segera lakukan pengobatan maksimal dan teratur dengan berobat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau posko kesehatan terdekat. Mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dari fasilitas kesehatan tersebut secara teratur.

2. Jika diperlukan perawatan atau rawat inap, pengobatan harus dilakukan secara maksimal di asilitas pelayanan kesehatan. Rujukan ke tingkat pelayanan lebih tinggi perlu dilakukan apabila sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang tersedia belum mencukupi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya