Kisah Lelaki Sombong Pemilik Kebun Anggur yang Dihukum Allah

Di dalam Alquran, banyak sekali kisah yang bisa kita jadikan pelajaran. Salah satunya tertulis dalam Surat Al-Kahfi,

oleh Umi Septia diperbarui 22 Jun 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 11:00 WIB
20170612-Agar puasa lancar
Serangkaian ibadah seperti berpuasa, membaca (tadarus) Al-Qur’an, dan sholat Tarawih menjadi kegiatan 'rutin' di bulan penuh berkah ini. Lakukan persiapan agar semuanya berjalan lancar. (Image: Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Di dalam Alquran, banyak sekali kisah yang bisa kita jadikan pelajaran. Salah satunya tertulis dalam Surat Al-Kahfi, kisah dua orang laki-laki yang berteman. Keadaan mereka satu sama lain berbeda, lelaki pertama merupakan orang yang dicoba dengan kesulitan harta, tetapi memiliki keimanan yang kuat. Sementara lelaki yang satunya lagi diberi kekayaan, tetapi dirinya kufur kepada Allah akibat sifat sombongnya.

Allah berfirman dalam Surat Al-Kahfi Ayat 32-33, "Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar."

Merasa memiliki kekayaan, lelaki tersebut merasa sombong. Dijelaskan pada ayat 34, "Maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia, 'Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat'."

Kesombongan lelaki tersebut semakin besar saat dia berpikir bahwa hartanya di dunia akan kekal. Dijelaskan pada ayat 35, "Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri, ia berkata, 'Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya'."

Bahkan si kaya berpikir bahwa di akhirat dia pun akan tetap kaya seperti di dunia. Allah menjelaskan pada ayat 36, "Dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu."

Melihat temannya yang kufur, lelaki yang miskin mengingatkan kepada si kaya agar mau bertobat. Dijelaskan dalam ayat 37, "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?"

Si miskin juga memberikan nasihat yang dijelaskan pada ayat 39, "Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “Masya Allah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan."

Si miskin kemudian berdoa, "Maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu ini dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin, atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi."

Selanjutnya Allah membinasakan harta milik si kaya yang sombong. Setelah kehilangan hartanya, barulah si kaya merasa menyesal. "Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membolak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata, 'Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku'."

Allah berfirman dalam Surat Al-Kahfi ayat 43, "Dan tidak ada bagi dia segolongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya."

Kisah di atas dapat memberikan pelajaran kepada kita, bahwa dengan memiliki kekayaan bukan berarti kita hebat, justru kita harus bisa bijaksana dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Begitu pula apabila kita diuji dengan kesulitan ekonomi, bukan berarti Allah tidak sayang, melainkan kita diuji agar mampu menjadi orang yang sabar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya