Liputan6.com, Garut - Selain kurma, blewah dan timun suri adalah buah yang sering hadir menghiasi Ramadan. Efek keduanya yang menyegarkan membuat penjual musiman mencoba mendulang rupiah dari menjual keduanya. Â
"Buahnya sangat baik buat panas dan enak juga bagi tubuh, apalagi dingin," ujar Engkos (52), penjual musiman saat ditemui di bilangan Jalan Sudirman, Copong, Garut, Jumat siang, 18 Mei 2018.
Engkos mengatakan kedua buah yang termasuk golongan labu-labuan (cucurbitaceae) itu sudah mulai membanjiri Garut sejak sebelum puasa. "Saya mulai jualan sejak munggahan (sehari sebelum puasa) lalu, biasanya sampai 25 Ramadan," kata dia.
Advertisement
Ia sebelumnya merantau ke Bandung untuk menjual blewah dan timun suri, sekitar dua dekade terakhir. Barang dagangannya banyak dipasok dari wilayah Banten.Â
"Kalau timun suri paling banyak dari Cibitung," katanya.
Baca Juga
Mulai tahun ini, Engkos dan rekannya memilih berjualan di Garut, tanah kelahirannya. Alasannya karena faktor fisik.
"Sudah tua, capek juga jualan di tempat jauh," kata dia.
Sejak pertama kali jualan, ia melihat respons masyarakat Garut terhadap buah bertekstur lembut itu cukup bagus. Rata-rata ia bersama rekannya mampu menjual hingga 100 butir timun suri dan blewah per hari.
"Paling banyak memang timun suri, tapi blewah juga lumayan laku," kata dia.
Harga yang dipatok disesuaikan dengan ukuran dan kualitas buah. Timun suri dan blewah berukuran di atas dua kilogram, ia jual seharga Rp 12.000 sampai Rp 15.000 per buah, sedangkan ukuran kecil dijual Rp 8 ribu sampai 10 ribu. "Bisa ditawar, namanya juga jualan," kata dia.
Selain menyegarkan, baik timun suri maupun blewah memang kaya nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Di antaranya, asam linoleat, glukosa, fluktosa, vitamin A, C, kalium, potasium, magnesium, dan saponin.
Â
Â
Â
Blewah Cirebon Mendominasi
Selain timun suri, buah lain yang cukup membanjiri sepanjang jalan alternatif mudik nasional Jabar Selatan via Garut itu adalah blewah. Buah yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pedagang sop buah di kota besar itu, menjadi buah pendamping selain timun suri.
"Paling banyak dari Cirebon dan sekitarnya karena buahnya besar, tapi ada juga dari Sumedang meskipun buahnya tidak terlalu besar," ungkap Opa, pedagang lainnya di jalur yang sama.
Ia menyatakan, saat ini dua buah itu masih menjadi primadona. Selain harganya murah, khasiatnya baik. "Paling enak jika ditambah susu manis dan es, seger deh," ujar dia memberikan tips menu buka puasa yang enak.
Bagi anda yang berminat terhadap dua buah jenis tanaman merambat ini, anda bisa mendatangi jalur mudik alternatif Copong. Di sana, deretan pedagang musiman itu membanjiri di kedua ruas jalan.
"Saya biasa buka jam 08.00 pagi sampai jam 21.00 malam," ujar Opa menambahkan. Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement