Tradisi Doa Arwah Jelang Ramadan di Gorontalo

Doa arwah menjadi tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Gorontalo saat menjelang Ramadan.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 02 Mei 2019, 22:40 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 22:40 WIB
Doa Arwah
Pak Imam memimpin doa arwah di salah satu rumah warga di Gorontalo. Tiap menjelang Ramadan, warga Gorontao kerap melaksanakan doa arwah untuk orang-orang yang sudah meninggal dunia. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Doa arwah menjadi tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Gorontalo saat menjelang Ramadan. Berbeda dengan doa-doa ziarah makam pada umumnya, doa arwah punya beberapa langkah yang harus dilakukan.

Doa arwah didahului dengan menyiapkan sesajian. Tiap kepala keluarga menyediakan bahan berupa sesajian yang ditaruh di atas meja, mulai dari nasi merah dan kuning, satu sisir pisang, air, kue dan rempah-rempah yang menjadi bumbu masakan setiap hari.

Sebelum ritual dimulai, seluruh bahan tersebut diletakkan di atas meja dan kemudian didoakan oleh salah satu pemuka agama dalam istilah Gorontalo disebut pak imam. Pak imam inilah yang akan memimpin ritual tersebut.

Setelah didoakan seluruh anggota keluarga akan memakan apa yang telah didoakan tadi. Menurut mereka, tradisi ini memang sudah lama dilakukan saat menyebut bulan Ramadan, tradisi ini dipercaya membawa keberkahan tersendiri bagi anggota keluarga dan ketenangan kepada arwah keluarga mereka yang sudah lebih dulu meninggal.

"Tradisi ini kami kenal dengan Doa Arwah atau dalam bahasa Gorontalo Aruwa, hal ini dipercaya membawa keberkahan bagi keluarga dan juga kepada orang-orang yang lebih dulu mendahului kami, sebab ini akan memberikan ketenangan bagi mereka," ungkap Hasna Muslim.

Tradisi ini pun berbeda-beda yang melakukannya. Tergantung tingkat kemampuan ekonominya, jika orang yang memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata, itu biasanya memiliki persediaan makan banyak dan mengundang tetangga untuk berdoa bersama-sama. Namun sebaliknya, jika ekonominya kurang mampu maka hanya keluarga itu yang melakukan ritual tersebut.

 

Bertahan di Tengah Modernitas

Doa Arwah
Foto: Arfandi Ibrahim/ Liputan6.com

Salah satu pemuka agama Rostin Tanif mengatakan, tradisi ini sudah dari zaman dahulu dilakukan masyarakat Gorontalo, namun saat ini mulai pudar bahkan sudah banyak yang tidak melaksanakannya.

"Mungkin sudah zaman modern, jadi hal-hal seperti ini sudah mulai di tinggalkan," katanya.

Rostin mengaku duhulu tiap menjelang Ramadan, banyak orang yang mengundang dirinya untuk mempimpin ritual doa arwah. Namun beberapa tahun belakangan sudah jarang yang mengundangnya. 

"Setiap tahun malah makin berkurang yang mengundang," katanya mendambahkan. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya