Setelah Idul Fitri, Warga di Kawasan Ini Akan Dilanda Suhu Hingga 49 Derajat

Suhu di beberapa area wilayah ini bahkan diperkirakan menyentuh 49 derajat Celcius setelah perayaan Idul fitri 2019.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Jun 2019, 07:20 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2019, 07:20 WIB
Ilustrasi cuaca panas
Ilustrasi cuaca panas. Sumber foto: unsplash.com/Maxime Bhm.

Liputan6.com, Dubai - Setelah menikmati cuaca yang relatif bersahabat hingga Idul Fitri tahun ini, warga Uni Emirat Arab (UEA) sekarang harus bersiap menghadapi hari-hari yang lebih terik. Alasannya karena suhu di beberapa wilayah diperkirakan melonjak hingga 49 derajat Celcius, demikian menurut prediksi National Centre of Meteorology (NCM).

Bagian selatan UEA dilaporkan sudah dilanda suhu tinggi, sementara orang-orang yang tinggal di daerah pantai merasakan panas lebih banyak karena terjadi peningkatan kelembaban yang lebih banyak dirasakan pada sore hari.

Suhu di akhir pekan diperkirakan akan tetap cerah secara umum, dan sebagian berawan pada sore hari. Sementara pada hari Kamis, Dubai dilaporkan mengalami suhu mencapai 44,7 derajat Celcius dan akhir pekan kemungkinan akan tetap sama - menyentuh pertengahan 40-an.

Embusan angin ringan hingga sedang dilaporkan dapat menyebabkan campuran debu di beberapa area yang terbuka. NCM menambahkan, kelembaban akan meningkat pada malam dan dini hari di beberapa daerah pesisir dan internal UEA, dengan kemungkinan pembentukan kabut.

Suhu di beberapa area internal UAE bahkan diperkirakan menyentuh 49 derajat Celcius.

"Selama beberapa hari terakhir, kelembaban relatif telah meningkat dan inilah sebabnya kami merasa lebih panas daripada suhu sebenarnya. Jadi, kelembaban memainkan peran besar dalam bagaimana orang merasakan. Untuk akhir pekan ini, tingkat kelembaban diperkirakan bervariasi dari 20 per persen hingga 75 persen tergantung pada berbagai wilayah UEA," kata seorang pejabat di NCM dikutip dari Khaleej Times, Jumat (14/6/2019).

Tak Kuat Menahan, Walau 5 Menit...

Gelombang Panas
Gelombang Panas (Foto: Pixabay)

Guru di sebuah institut Dubai, Yasmeen Shaukat yang telah berada di UEA selama 30 tahun, mengatakan "tahun ini rasanya luar biasa panas".

"Hanya dua menit berjalan kaki dari mobil ke ruang kelas atau dari rumah ke supermarket tidak pernah terasa lebih sulit daripada hari-hari ini. Saya tidak dapat bernapas karena panas. Saya tidak ingat merasakan panas ini sebelumnya di sini tetapi kali ini saya tidak tahan. Hampir tidak tertahankan untuk keluar di bawah sinar matahari langsung bahkan untuk lima menit," ujar Yasmeen Shaukat.

Bagi Zeba Khan, yang tinggal di wilayah JLT di Dubai, berjalan-jalan untuk  menyenangkan anak-anaknya saat liburan Idul Fitri tiba-tiba menjadi salah satu bagian tersulit dalam sehari.

"Saya biasanya berjalan di tempat teduh ketika akan menjemput anak saya dari sekolah, yang hanya sepelemparan batu dari gedung saya. Tetapi minggu ini, saya tidak tahan panas dan harus naik taksi untuk menjemputnya. Saya merasa suhunya naik drastis dari minggu lalu dan karena kita tinggal di sebelah danau, kelembabannya membuat kita merasa lebih panas dari biasanya."

Dengan dimulainya musim panas, Kementerian Pendidikan juga mengeluarkan waktu musim panas yang dimodifikasi untuk sekolah-sekolah UEA mulai dari 9 Juni.

Dalam sebuah edaran yang dikeluarkan pada hari Sabtu, kementerian mengatakan sekolah-sekolah umum dan mereka yang mengikuti kurikulum KLH tidak akan mengadakan kebaktian pagi. Itu juga menginstruksikan untuk istirahat tiga menit antara sesi dan mengatakan durasi sesi akan menjadi 40 menit untuk semua level.

Sebagian besar sekolah di UEA telah mengumumkan liburan musim panas mulai dari 4 Juli hingga 31 Agustus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya