Nissan Makin Terpuruk, 20 Ribu Karyawan Terancam PHK

Kondisi Nissan makin terpuruk. Setelah berencaa merestrukturisasi dan memangkas biaya operasional, kini mereka berniat mengurangi jumlah karyawan pabriknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 16:30 WIB
Tak Lagi Dikuasai Militer, Nissan Putuskan Buat Pabrik di Myanmar
Nissan akan mulai merakit mobil di Myanmar untuk pertama kalinya tahun ini. Sebelumnya negara ini dikuasai Junta Militer sampai 2011.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi Nissan makin terpuruk. Setelah berencaa merestrukturisasi dan memangkas biaya operasional, kini mereka berniat mengurangi jumlah karyawan pabriknya. 

Melansir Paultan, Juli lalu Nissan dikabarkan akan memangkas sebanyak 12.500 pekerja di 14 basis produksi di seluruh dunia pada Maret 2023 sebagai bagian dari restrukturisasi.

Saat ini, seperti dilaporkan Kyodo News, jumlah pemangkasan dapat meningkat menjadi lebih dari 20 ribu pekerja.

Pengurangan terakhir tersebut, tercatat sebanyak 15 persen dari total 139 ribu tenaga kerja Nissan secara global.

Sementara itu, sebelumnya salah satu sumber mengatakan jika penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19 mengharuskan Nissan melakukan restrukturisasi untuk mengembalikan keuntungan perusahaan.

Bahkan, rencananya Nissan tengah mempertimbangkan untuk memangkas pekerja di Eropa dan beberapa negara berkembang, untuk merampingkan operasi produksi dan memulihkan bisnis yang hancur.

Pandemi Perburuk Keadaan

Penurunan bisnis yang semakin buruk, ditambah dengan pandemi, telah mendorong Nissan untuk melakukan langkah reformasi tambahan.

Bahkan, perusahaan telah menutup pabrik di Spanyol dan Indonesia, serta beberapa pasar negara berkembang lainnya, dan penghapusan merek Datsun,

Rencana perampingan yang dilaporkan bulan lalu ini, diharapkan terungkap dalam rencana jangka menengah manajemen yang akan segera diumumkan.

Hal tersebut, kemungkinan mencangkup pengurangan kapasitas output global sebesar 20 persen pada tahun fiskal 2022.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya