Liputan6.com, Jakarta - Waktu sholat sunah rawatib dilakukan sebelum atau sesudah sholat fardu. Sholat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum sholat fardu disebut dengan sholat sunah Qobliyah. Sementara itu, sholat sunah Rawatib yang dikerjakan setelah sholat fardu disebut dengan sholat sunah Ba'diyah.
Sholat sunah rawatib cukup mudah dilaksanakan karena waktunya yang berdekatan dengan sholat fardu. Hanya dengan melaksanakan sholat sunah 2 atau 4 rakaat, Anda akan mendapatkan berbagai keutamaan yang sangat besar.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum melaksanakan sholat sunah rawatib, kamu tentunya juga harus mengenali niat serta tata caranya. Sholat sunah rawatib ini sangat istimewa karena Nabi Muhammad SAW saja tidak pernah meninggalkannya.
Berikut dasar hukum pelaksanaan sholat sunah rawatib dari hadis:
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: “Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa salat sunnat sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum salat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah salat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah salat isya’ di rumah beliau, dan dua rakaat sebelum salat subuh.” (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180 dan Muslim no. 729).
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/3/2022), tentang waktu sholat sunah rawatib.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Waktu Sholat Sunah Rawatib dan Pembagiannya
Waktu sholat sunah rawatib dilakukan sebelum atau sesudah sholat fardu. Tentang waktu pelaksanaan sholat sunah rawatib ini telah dijelaskan dalam sebuah hadits di bawah ini.
Ibnu Qudamah berkata: "Setiap sunah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu salat fardhu hingga salat fardhu dikerjakan, dan salat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya salat fardhu hingga berakhirnya waktu salat fardhu tersebut.“ (Al-Mughni 2/544)
Selain itu, waktu sholat sunah rawatib ini juga terdiri dari beberapa pembagian. Pembagian ini dibagi berdasarkan sholat yang lebih diutamakan. Berikut pembagian sholat sunah rawatib:
Sholat Sunah Rawatib Mu'akkad
Sholat sunah rawatib mu'akkad sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Mengenai jumlah sholat sunah rawatib mu'akkad ada 12 rakaat, yaitu:
- 2 rakaat sebelum subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum zuhur
- 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur
- 2 rakaat sesudah maghrib
- 2 rakaat sesudah isya
Penjelasan tentang jumlah rakaat sholat sunah rawatib ini disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i.
Dari Aisyah radiyallahu‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum zuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794).
Sholat Sunah Rawatib Ghoiru Mu'akkad
Sholat sunah rawatib ghoiru mu'akkad adalah jenis sholat sunah rawatib yang tidak begitu ditekankan. Berikut adalah jumlah sholat sunah ghoiru mu'akkad:
- 2 atau 4 rakaat sebelum ashar (jika dikerjakan 4 rakaat, dikerjakan dengan 2 kali salam)
- 2 rakaat sebelum maghrib
- 2 rakaat sebelum isya
Advertisement
Niat Sholat Sunah Rawatib
Bacaan niat sholat sunah rawatib pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan bacaan sholat fardu. Kamu tinggal menambahkan Qobliyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sebelum sholat fardhu) di akhir niat atau Ba’diyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sesudah sholat fardhu).
Jadi, jika mengerjakan sholat sunah rawatib sebelum salat subuh, maka bacaannya menjadi:
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatash shubhi rak’ataini qabliy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya,
“Aku (niat) salat sunat qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Kemudian, jika mengerjakan sholat sunah rawatib setelah sholat isya, maka bacaannya menjadi:
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini ba’diy-yatan lillaahi ta’aalaa.
Artinya,
“Aku (niat) salat sunat ba’diyyah isya 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Sholat Sunah Rawatib
Tata cara sholat sunah rawatib juga tidak jauh berbeda dengan sholat biasanya. Perbedaannya hanya terdapat pada bacaan doa yang dianjurkan. Berikut tata cara sholat sunah rawatib:
1. Membaca niat
2. Takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Membaca surat pendek (Dianjurkan surah Al-Kaafirun dan Al-Ikhlas)
6. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)
7. Itidal dengan tumaninah,
8. Sujud dengan tumaninah
9. Duduk di antara dua sujud, dengan tumaninah
10. Sujud kedua dengan tumaninah (Allahu akbar)
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
12. Membaca surat Al-Fatihah
13. Membaca surat pendek yang dihapal
14. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar)
15. Itidal
16. Sujud pertama (rakaat kedua)
17. Duduk di antara dua sujud
18. Sujud kedua (rakaat kedua)
19. Tasyahud Akhir
20. Salam
Advertisement
Keutamaan Sholat Sunah Rawatib
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mengerjakan sholat sunah rawatib akan memberikan kamu berbagai keutamaan yang sangat besar. Berikut beberapa keutamaan sholat sunah rawatib menurut hadis:
Dibangunkan Rumah di Surga
At-Tarmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan hadis yang mengatakan bahwa, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga..." (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794).
Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadis tentang salat sunah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim no. 725).
Diharamkan dari Api Neraka
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur. Dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (salat) empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka." (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160).