Liputan6.com, Limapuluh Kota - Berbuka puasa dengan yang manis selalu menjadi pilihan, setelah seharian menahan lapar dan haus. Di Ranah Minang, salah satu menu andalan untuk disantap saat buka puasa adalah sarikayo.
Sarikayo khas Ranah Minang memiliki cita rasa yang manis dan lembut, cocok sekali untuk menu berbuka puasa. Di Minangkabau Sarikayo juga biasa disajikan dengan ketan, perpaduan Sarikayo dan ketan sangat pas di mulut.
Sarikayo yang manis dan lembut ditambah ketan nan legit membuat haus dan lapar sekaligus bisa terobati. Sarikayo berwarna kecoklatan karena salah satu bahannya adalah gula aren.
Advertisement
Baca Juga
Saat Ramadan, sajian ini cukup mudah dijumpai di Pasar Pabukoan (takjil). Namun, sarikayo pada setiap daerah di Sumatera Barat memiliki perbedaannya masing-masing terutama dari segi tampilan.
Makanan ini juga ada di daerah lain di luar Sumatera Barat, biasanya makanan ini disebut kue srikaya atau sarikaya.
Salah seorang penjual sarikayo, Sapini mengatakan sebenarnya yang dinamakan sari kayo itu adalah rasa manis yang terbuat dari gula pasir dan sejumlah bahan-bahan lainnya.
Sapini menyebutkan, untuk membuat sarikayo ini, bahan-bahan yang digunakan termasuk alami yakni ada telur, gula merah, daun pandan, kayu manis, lalu garam dan santan kental.
Bahan-bahan kemudian diremas dengan daun pandan sampai semua bahan menyatu dan wangi pandan tercium. Setelah itu masukkan santan dan aduk kembali.
Selanjutnya adonan tersebut dimasukkan ke daun pisang atau wadah lain, dan dikukus hingga kental.
"Untuk membuatnya tidak lama. Tapi yang lama itu ialah mendinginkan sarikayo hingga menyerupai agar-agar,” katanya.
Salah seorang warga Kabupaten Limapuluh Kota, Ulfa mengatakan panganan ini sangat nikmat. Ia membeli [sarikayo](Sarikayo "") di pasar pabukoan dengan harga Rp5 ribu.
"Tadi sengaja menyempatkan ke pasar pabukoan, sarikayo pada hari biasa cukup sulit dijumpai," katanya.