Larangan Mudik Berakhir 17 Mei, Pos Penyekatan Tetap Dijaga Polisi Halau Pemudik

Personel tetap disiagakan di pos penyekatan dan check point sampai 24 Mei 2021 untuk menghalau warga yang akan mudik pascalebaran.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 16 Mei 2021, 11:45 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2021, 11:45 WIB
Ambulans terjaring di pos penyekatan
Mobil ambulans yang digunakan rombongan untuk jalan-jalan terjaring operasi kepolisian di pos penyekatan Tol Cikarang Barat. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi menyatakan tak ada perpanjangan masa operasi ketupat yang berakhir pada 17 Mei. Kendati demikian, personel tetap disiagakan di pos penyekatan dan check point sampai 24 Mei 2021 untuk menghalau warga yang akan mudik pascalebaran.

Hal tersebut disampaikan Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Rudy Antariksawan saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/5/2021).

"Ops ketupat sampai 17 Mei 2021," ujar Rudy.

Kemudian dia menerangkan, Operasi Ketupat Jaya bakal berganti menjadi Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan atau KRYD.

Rudy memastikan, personel tetap akan bersiaga di pos penyekatan dan pos check point untuk mengadang masyarakat yang mau mudik.

"Masih (personel berjaga di pos penyakatan)," jelas dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Arus Balik

Sebelumnya, Sambodo memprediksi arus balik mudik lebaran masyarakat kembali ke Jakarta terjadi pada Minggu 16 Mei 2021. Dia berharap para arus balik mudik ini berjalan lancar.

"Arus balik tanggal 16 Mei, hari minggu sudah ada, sampai tanggal 24 selama 1 minggu. Ini mudah-mudahan mereka kembalinya tidak bersamaan sehingga kemudian tidak timbul kemacetan," kata Sambodo kepada wartawan, Rabu, 12 Mei 2021.

Adapun skema untuk mengantisipasi kemacetan kendaraan jelang arus balik libur lebaran dengan menerapkan dua skema yaitu contra flow dan one way.

"Antisipasi arus balik kami sudah siapkan skenario-skenario baik yang sifatnya contra flow maupun sifatnya one way," kata Sambodo.

Namun demikian, lanjut dia, untuk skenario contra flow yang akan diterapkan bersifat situasional. Artinya jika volume kendaraan mulai terpantau padat, maka, skenario ini baru akan dilakukan.

"Contra flow nanti kita lihat apakah perlu dibuka dari KM 65 sampai dengan KM 42 atau bisa diperpanjang ke KM 28 atau bisa perpanjang di KM 5. Jadi sepanjang 60 KM," lanjutnya.

Kemudian terkait skema one way, hanya akan diberlakukan apabila skema contra flow tidak berjalan dengan baik. Dalam penerapan skema ini pun akan dilakukan atas izin Korlantas Polri dan bekerjasama dengan Polda-Polda lain.

"Kalau itu tidak menolong juga tentu atas koordinasi dengan pihak korlantas maka akan kita laksanakan one way. Biasanya mulai dari tol Cikampek sampai Jakarta atau malah mungkin dari Kalikangkung, Semarang seperti dua tahun lalu. Tentu ini berdasarkan atensi dari perintah Korlantas Polri," ujar Sambodo.

Lebih lanjut sampai saat ini data warga DKI Jakarta yang mudik pada Lebaran 2021 terus bertambah. Sebagaimana yang telah dilaporkan Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran dari 1,2 juta penduduk terus meningkat sampai 1,5 juta penduduk.

"Menindaklanjuti ucapan Kapolda bahwa sudah ada 1,2 sampai 1,5 juta penduduk Jakarta yang mudik, angka di jalan tol menunjukan diatas angka 360ribu kendaraan yang sudah keluar dari jkt dari tanggal 1 sampai dengan 10 Mei 2020," katanya.

"Belum ditambah para pemudik sepeda motor yang tadi malam sudah malam keempat mencoba menembus pos penyekatan. Belum ditambah penumpang udara dan kapal laut, sehingga total kisaran 1.5 juta," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya