, Sydney - Pasar Malam Ramadhan kembali digelar selama sebulan penuh di kawasan Lakemba, Australia. Ini merupakan salah satu kegiatan terbesar di Negeri Kanguru.
Lakemba adalah kawasan yang letaknya tidak jauh dari Sydney, ibu kota New South Wales. Kawasan ini dikenal dengan penduduknya memiliki latar belakang sangat beragam.
Baca Juga
Respons Ngeslow Syaikh Abu Hasan As-Syadzili saat Ada Orang Fanatik Ngadu Banyak Maksiat di Dunia, Diceritakan Gus Baha
Top 3 Islami: Kisah Karomah Mbah Thohir Bungkuk Selamatkan Padi Petani dengan Mengajak Hama Wereng Berdzikir
Penyebab Muslim Malas ke Masjid Menurut Ustadz Das’ad Latif, kalau Tahu Ini Pasti Beda
Setelah sempat dihentikan selama dua tahun karena awal pandemi COVID-19, acara Ramadhan Nights Lakemba di Australia digelar kembali.
Advertisement
Menurut wali kota setempat, diperkirakan ada 1 juta pengunjung yang akan datang ke pasar Ramadhan tersebut.
"Dari awalnya cuma satu jalan yang menjual makanan, Lakemba sekarang sudah menjadi tempat yang dikunjungi banyak orang sebagai tempat terbaik di Australia untuk merayakan dan merasakan suasana Ramadhan," kata Khal Asfour, wali kota Canterbury-Bankstown, yang membawahi kawasan Lakemba seperti dikutip dari ABC Australia, Rabu (12/4/2022).
Pemilik akun Instagram @masak2dengannick yang banyak berbagi cerita soal makanan dan jajanan mengatakan, martabak telur adalah salah satu yang paling diincar oleh pengunjung asal Indonesia di pasar malam Ramadhan itu.Â
Martabak Telur memang dicari oleh Fery Ripai, warga Indonesia yang sedang sekolah dan juga bekerja tidak jauh dari Lakemba.
"Namun saya lihat yang jualan martabak telur ini bukan orang Indonesia tapi orang Burma," katanya kepada ABC.
Fery mengaku jika ia benar-benar merasakan suasana Ramadhan di kawasan Lakemba, meski umat Muslim adalah minoritas di Australia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Burger Unta Jadi Incaran
Seorang warga asal Indonesia lainnya, Hafiz Lidinillah, sudah hampir empat tahun tinggal di Lakemba.Â
Ia sedang menempuh studi doktoral di bidang hukum di Western Sydney University.
"Selama masa Ramadhan, saya beberapa kali dalam seminggu ke sana untuk beli makanan. Dari tempat tinggal saya jalan kaki sekitar 10 menit," katanya.Â
Seperti kebanyakan warga lainnya, Hafiz juga menanti-nantikan pasar malam Ramadhan karena bisa menemukan banyak ragam makanan.
Salah satu makanan yang disukainya dari pasar malam Ramadhan adalah hidangan burger unta.
"Itu kan kita tidak menemukannya di Indonesia. Dan juga saya suka spinning potato (kentang yang digoreng ditusuk seperti sate."
Hafiz mengatakan apa yang dilihat dan dialaminya di Lakemba mengingatkan dirinya dengan pasar Bendungan Hilir di Jakarta.
"Asal saya dari Jakarta, saya lahir di Karet Tengsin Jakarta Pusat. Pasar Ramadhan di Lakemba mirip sekali dengan kondisi pasar Ramadhan di Pasar Benhil," katanya.Â
Advertisement
Cerminkan Keberagaman
Pemilik akun Instagram @masak2dengannick yang banyak berbagi cerita soal makanan dan jajanan juga mengatakan kalau pasar malam di Lakemba menunjukkan keberagaman masyarakatnya.
"Pasar Ramadhan ini juga bagus untuk komunitas Islam, karena orang dari latar belakang yang berbeda-beda bisa mencicipi  makanan khas daerah lain di pasar tersebut," ujar content creator bernama Nick Molodysky yang tinggal di Sydney dan fasih berbahasa Indonesia.
"Contohnya, orang Islam dari Pakistan mungkin jarang makan martabak telur, atau orang Islam dari Indonesia juga bisa mencicipi makanan khas Pakistan," jelas Nick kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
Sementara bagi warga yang bukan beragama Islam, menurut Nick menjadi kesempatan untuk merasakan suasana Ramadhan, sekaligus mengenal kuliner halal dari berbagai negara.
Bikin Penasaran dan Ternyata Harganya Terjangkau
Wendi Wijarwadi dan keluarganya baru tiba di Sydney sebulan yang lalu.
Wendi sedang melanjutkan pendidikan doktoralnya di bidang pendidikan di University of New South Wales (UNSW).
"Pertama datang ke Sydney, saya langsung ke Lakemba karena kebetulan ada kawan yang melanjutkan PhD di Western Sydney Uni," ujarnya.
"Juga temen-teman NU Australia banyak bermukim di sana. Dari mereka-lah saya tahu bahwa akan ada Ramadhan Nights Lakemba."
"Infonya juga kebetulan banyak muncul di Tiktok. Jadi saya semakin penasaran dengan kemeriahan Lakemba Night."
Menurut Wendi, akses ke Lakemba dengan transportasi umum dari Sydney juga mudah.
"Dari kampus saya akses melalui tram ke Central Stasiun dan lanjut kereta menuju Lakemba. Perjalanan sekitar 1 jam," kata Wendi.
Wendi mengatakan makanan yang dijual sangat istimewa dan enak, kebanyakan tidak bisa ditemukannya di Indonesia. Ia menjelaskan kebanyakan jajanan yang dijual memang berasal dari Timur Tengah, seperti kopir pasir dari Yordania atau Kunefa dari Palestina.
Tapi ada juga masakan dari negara lain, seperti India, yang menawarkan hidangan kari atau masala.
Harga Makanan Terjangkau
Soal harga, Wendi mengatakan jika makanan dan minuman yang ditawarkan terjangkau.
"Harganya juga murah. Minuman kisaran AU$5 [lebih dari Rp 50 ribu] dan makanan antara AU$8-10 [lebih dari Rp80-100 ribu."
Sejak tiba di Australia, Wendi mengaku lebih dari sekali datang ke pasar malam Lakemba dan rencananya ia akan kembali lagi.
"Masih banyak makanan yang  belum dicicipi," kata Wendi.FOTO: Ratusan Peserta Ikuti Kegiatan Pesa
Advertisement