Ketua Kloter dan Rombongan Diminta Jaga Jemaah Agar Tak Tersasar dan Kelelahan

Jemaah haji yang kelelahan dan dehidrasi harus diantisipasi sehingga tidak makin banyak yang tumbang di sepanjang jamarat.

oleh Mevi Linawati diperbarui 10 Jul 2022, 15:01 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2022, 14:30 WIB
terowongan Mina
Jemaah haji saat akan melaksanakan melontar jumrah di jamarat. (Dok MCH)

 

Liputan6.com, Makkah - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana meminta kepada ketua kloter hingga ketua rombongan untuk mengawal dan menjaga jemaahnya yang melaksanakan prosesi lempar jumrah di jumarat.

"Banyak jemaah tersasar sepanjang jalur jumarat. Selain kesasar, jemaah juga kelelahan dan dehidrasi," kata Budi di Mina, Sabtu 9 Juli 2022.

Dia mengatakan, jemaah haji yang kelelahan dan dehidrasi harus diantisipasi sehingga tidak makin banyak yang tumbang di sepanjang jamarat. Apalagi tahun ini tidak boleh ada kendaraan masuk jumarat dan tidak boleh ada kursi roda kosong yang masuk.

"Pertolongan cepat hanya bisa dilakukan tim mobile EMT yang bergerak bergelombang," kata Budi.

Budi mengatakan, pihaknya menambah jumlah personel EMT untuk mengantisipasi banyaknya jemaah yang kelelahan. "Kita tambah 20 orang yang bergerak masuk setengah jam ke terowongan untuk menyisir jemaah yang kelelahan," kata dia.

Dia pun mengingatkan ketua kloter dan rombongan untuk memberikan edukasi ke jemaah supaya lempar jumrahnya dibadalkan bila kondisi kesehatannnya tidak memungkinkan untuk lempar jumrah sendiri. Terutama bagi mereka yang lansia dan memiliki komorbid.

"Komorbid bisa timbul penyakit, jalan kaki 7 kilo hari ini (dari tenda ke tempat lempar jumrah), 7 kilo besoknya, dan 7 kilo lagi di hari ketiga. Dibadalkan, haji tetap sah," kata dia.

Budi menegaskan, critical periode muncul di Arafah sampai hari ketiga lempar jumrah di Mina. Di mana banyak jemaah yang mengalami puncak kelelahan.

Pilih Waktu Sore Hari

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemerintah Indonesia memilih waktu melontar jumrah pada sore hari. Menurut dia, pilihan itu sudah tepat.

"Saya kira semua berjalan dengan baik dengan lancar sesuai dengan skenario yang panitia buat dan pemilihan jam kita ketika kita diminta memilih pertama kali, kita pilih sore hari dan pilihan ini benar," kata Menag di Mekkah, Sabtu 9 Juli 2022.

Dia menerangkan, pemerintah Arab Saudi membagi waktu pelemparan jumrah. Saudi meminta Indonesia untuk memilih waktu lempar jumrah untuk pertama kali.

"Jadi kita memilih sore hari karena relatif lebih adem tidak sepanas pagi atau siang, artinya lebih spesial," kata dia.

Yaqut mengatakan, tantangan terbesar dari prosesi haji sebenarnya ada di Mina. Namun demikian, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mengantipasi terutama saat jemaah melakukan prosesi lempar jumrah di jumarat.

Dia mengatakan, jumlah jemaah yang sakit dan meninggal tidak terlalu tinggi. Dia menduga hal ini mungkin karena pembatasan usia atau faktor edukasi yang terus disampaikan terus menerus kepada para jemaah.

"Saya dapat laporan tadi di Mina dalam perjalanan ke jamarat ada satu yang wafat yang biasanya pasca Arafah ke Mina. Tapi alhamdulillah mudah-mudahan kita jaga dan terus berdoa semoga angka ini tidak bertambah

Dia pun meminta jemaah usai melakukan lempar jumrah memanfaatkan waktu dengan benar-benar beristirahat hingga mengaji memperdalam manasik dan memperbanyak ibadah.

"Supaya ketika besok menjalankan jumrah Wusta, Ula, Aqabah benar-benar fit," kata Yaqut.

Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022
Infografis Syarat Jemaah Berangkat Haji 2022 (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya