Gus Baha: Meski Sunah, Saat Salat Upayakan Baca Iftitah karena Bisa Jadi Ahli Surga

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengingatkan pentingnya selalu membaca doa iftitah dalam shalat. Meskipun membaca doa tersebut hukumnya sunah, akan tetapi para ulama dahulu tidak pernah meninggalkannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 04:30 WIB
KH. Ahmad Bahauddin (Gus Baha)
KH. Ahmad Bahauddin / Gus Baha (Instagram)

Liputan6.com, Cilacap - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha mengingatkan pentingnya selalu membaca doa iftitah dalam salat. Meskipun membaca doa tersebut hukumnya sunah, akan tetapi para ulama dahulu tidak pernah meninggalkannya.

“Walaupun doa iftitah itu tidak wajib, tapi kalau punya kesempatan sebisa mungkin dibaca karena tidak ada riwayat yang mengatakan ulama pernah meninggalkan itu walaupun sekadar sunah,” kata Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube Dunia Dakwah, Rabu (3/8/22).

.

Lebih lanjut Gus Baha juga mengatakan bahwa karena dalam doa tersebut terdapat bacaan sebagai bentuk pengakuan kelemahan seorang hamba yang menggantungkan semuanya, termasuk salat kepada Allah SWT.

Hal ini menurutnya, menjadi filosofi yang menyebabkan orang yang melakukan salat akan menjadi ahli surga

“Terutama saat membaca:

اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ

 “Shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya untuk Allah SWT.”

 “Karena ini menjadi filosofi yang menjadikan shalat menyebabkan ahli janah. Kita kalau shalat pasti ahli janah,” tandasnya.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Jangan Takut Su'ul Khotimah

Pengasuh Pondok Pesantren LP3IA lebih lanjut menjelaskan bahwa orang salat itu sudah pasti beruntung dan jangan mau menuruti bisikan setan yang menakut-nakuti meskipun salat tapi seseorang bisa jadi suul khotimah. Hal ini menurutnya tidak benar, itu hanya propaganda setan saja.

Qad aflaha, benar-benar beruntung. Sudah pasti beruntung, anda tidak perlu takut su'ul khotimah, itu was-wasnya setan. Tidak ada su'ul khotimah, setan itu sudah keliru, cuma menakut-nakuti saja,” sambungnya.

Murid kesayangan Mbah Moen ini juga menegaskan bahwa pentingnya percaya diri untuk melawan bisikan setan tersebut.

“Kalau setan percaya su'ul khotimah, ya suruh buat su'ul khotimah. Makanya kalau saya takut suul khotimah, omongan saya sama setan. “Tan setan, kalau memang aku, kamu takut-takuti suul khotimah, ya buat saja saya su'ul khotimah, jangan cuma menakut-nakuti saja. Jadi setan itu memang harus dididik, harus diancam, faham ya,” tandasnya.

Selanjutnya Gus Baha mengutuk keras perihal ucapan yang dia anggap hanya memuji dan mengagungkan setan seperti ucapan yang mengarah pada sifat pesimis.

“Makanya saya ada kiai pemuja setan saya tidak suka, setan itu godaannya begini, kiai tidak pasti selamat, orang top-top tidak pasti. Itu namanya memuji setan karena dia menganggap setan itu luar biasa,” jelasnya.

Menurutnya, bisikan setan itu harus kita lawan dengan sikap optimis dan kita buktikan bahwa setan harus kalah di hadapan kita sebagai manusia yang tetap melaksanakan perintah Allah.

“Setan itu harus kamu jatuhkan kamu anggap gagal, “Tan setan bodohnya kamu, kamu nakut-nakuti aku suul khotimah, aku tetap shalat. Kalau kamu ingin semua manusia sesat ya sesatkan saja tidak usah menakut-nakuti, katanya kamu hebat. Supaya dia juga lihat tingkat kegagalannya. Faham ya! Jadi setan juga harus dididik bahwa dia juga sering gagal,” tandasnya.

Bacaan Doa Iftitah dan Artinya

Berikut ini bacaan doa iftitah lengkap dengan artinya:

 اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.

"Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin."

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”

 

Penulis: Khazim Mahrur

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya