Liputan6.com, Jakarta - Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad atau dikenal Habib Kuncung merupakan salah satu wali Allah yang memiliki karomah. Sosoknya hingga kini masih dikenang dan kisah hidupnya menjadi pelajaran bagi umat Islam masa kini.
Habib Kuncung lahir di Qurhfa Hadramaut Tarim Yaman, 14 November 1838. Sejak kecil Habib Kuncung sudah ikut dalam kegiatan berdagang. Dengan berdagang Habib Kuncung bisa mengenal wilayah Asia Tenggara.
Semasa hidupnya, Habib Kuncung pernah menimba ilmu ke berbagai negara, seperti Belanda, Malaysia, hingga Singapura. Ia juga berguru ke para habib di Indonesia seperti kepada Habib Alwi al-Haddad (ayahnya), Habib Ali bin Husein al-Haddad, Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi, dan Habib Abdullah bin Mukhsin al-Attas (Habib Keramat Empang Bogor).
Advertisement
Baca Juga
Asal mula nama ‘Kuncung’ yang tersemat pada Habib Ahmad bin Alwi al-Haddad ini lantaran ia memakai kopiah dari bangsawan Bugis pada zaman dulu. Kopiah tersebut berbentuk kerucut atau kuncung.
"Waktu zamannya itu, Kerajaan Bugis menggelari kopiah itu karena Beliau mempunyai karomah yang besar di kalangan Bangsawan Bugis ketika itu," kata Habib Husein in Muhammad al-Haddad yang merupakan keturunan ke-4 Habib Kuncung seperti dikutip dari kanal News Liputan6.com, Senin (12/9/2022).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Menembus Ruang dan Waktu
Habib Kuncung termasuk orang yang memiliki khariqul a'dah atau orang yang memiliki kemampuan lebih di luar kebiasaan manusia umumnya. Dalam bahasa kewalian, Habib Kuncung kerap disebut sebagai ahli darkah. Ketika ada orang yang memerlukan bantuan, ia akan muncul tiba-tiba untuk membantu orang tersebut.
Karomah lain yang dimiliki oleh Habib Kuncung adalah mampu menembus ruang dan waktu. Mengutip Merdeka.com, Hasan bin Muhammad bin Abdullah al-Haddad mengungkap jika Habib Kuncung merupakan ulama yang memiliki sikap sulit ditebak.
Misalnya, Habib Kuncung pernah diajak ke Pekalongan tapi ia menolak. Namun, ketika rombongan tiba di Pekalongan ternyata Habib Kuncung sudah ada di sana.
“Hanya orang-orang tertentu bisa melihat karomah yang dimilikinya,” kata Hasan.
Habib Kuncung meninggal pada 1926 saat berusia 93 tahun. Makam Habib Kuncung terletak di di samping masjid di kawasan Kalibata, di Jalan Rawajati Timur II No. 69 RT 3 RW 8, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan.
Makam Habib Kuncung hingga kini banyak diziarahi dari berbagai daerah. Di dekat makam terdapat gentong berisi air yang sering diminum oleh peziarah.
Advertisement