Tata Cara Mengirimkan Al-Fatihah Beserta Bacaan Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Mengirimkan hadiah Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal bisa dilakukan ketika berziarah kubur atau saat takziah di rumah duka. Bisa pula dilakukan di lokasi yang berbeda

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mar 2024, 13:44 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 08:30 WIB
Air Mata Keluarga Korban Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang
Orang-orang yang mencari anggota keluarganya memeriksa foto-foto korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan yang disediakan oleh relawan untuk membantu mereka mengidentifikasi kerabat mereka di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Warga yang kehilangan anggota keluarganya dalam tragedi kerusuhan tersebut diminta untuk melapor ke posko yang ada. (AP Photo/Dicky Bisinglasi)

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menelan seratusan lebih korban jiwa. Di antara mereka, ada sanak saudara, kenalan, teman, dan sahabat.

Meski kita tidak bisa membantu secara langsung, sebagai umat Islam, kita bisa mendoakannya agar husnul khotimah. Selain itu, kita juga bisa mengirim hadiah bacaan Al-Qur'an lebih khusus Al-Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dunia.

Mengirimkan hadiah Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal bisa dilakukan ketika berziarah kubur atau saat takziah di rumah duka. Bisa pula dilakukan di lokasi yang berbeda. Tujuannya sama, yakni agar jenazah mendapatkan pahala dan sya'faat dari surah Al-Qur'an yang kita baca.

Tata Cara Mengirim Fatihah

Ada tata cara dalam mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal dengan menggunakan ila ruhi, ila arwah atau ila hadroti. Ila hadroti digunakan saat mengirimkan doa bagi orang-orang istimewa pilihan Allah seperti Rasulullah SAW dan keluarga, para nabi, sahabat serta tabiin.

Sedangkan ila arwahi digunakan saat mengirimkan doa dan Al-Fatihah bagi banyak orang yang sudah meninggal sekaligus. Untuk ila ruhi, digunakan saat mengirimkan doa dan Al-Fatihah khusus secara spesifik.

Caranya adalah dengan menyebut nama yang ingin didoakan dengan membaca bacaan khususon ila ruhi dan diikuti dengan membaca surat Al Fatihah.

Contoh:

Biasanya, hadiah Fatihah dibacakan terlebih dahulu untuk Nabi Muhammad SAW. Harapannya, kita mendapatkan berkah dan syafaat Nabi junjungan kita. Secara redaksional bunyinya akan seperti ini,

Ila hadrotinn nabiyyil musthofa, Muhammad shollalloohu 'alaihi wasallam Al-Fatihah ... (membaca Fatihah)

Kemudian, Bacaan khususon ila ruhi ini bertujuan agar doa yang dikirim kepada ahli kubur menjadi lebih sempurna dan sampai dengan tepat.

Berikut bacaan doa khususon almarhum atau almarhumah:

Khushuushon ilaa ruuhi ... (sebut namanya) bin ... (sebut nama ayahnya jika diketahui). Allahumaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah.

Jika perempuan maka bin diganti dengan binti dan lafal 'hu' di belakang Allahumaghfirlahu dan seterusnya diganti dengan 'ha'

Artinya: "Terkhusus untuk ruhnya ... (sebut namanya) putranya ... (sebut nama bapaknya). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Bacaan Surat Al-Fatihah Arab, Latin dan Artinya

Foto: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Padati Salah Satu Rumah Sakit di Malang
Keluarga dan kerabat korban tragedi Stadion Kanjuruhan menunggu di luar sebuah rumah sakit di Malang, Jawa Timur pada 2 Oktober 2022. Sedikitnya 174 orang tewas di stadion sepak bola Indonesia ketika ribuan penggemar tuan rumah yang marah menyerbu lapangan dan polisi menanggapi dengan gas air mata yang memicu desak-desakan, kata pihak berwenang pada 2 Oktober. (AFP/Juni Kriswanto)

Surat al Fatihah adalah surah pembuka dalam Al-Qur'an. Surah yang terdiri dari tujuh ayat ini diturunkan di Makkah. Surat al Fatihah sendiri memiliki banyak nama seperti Ummul-Kitab (Induk Kitab) atau Ummul-Quran (Induk Quran).

Berikut adalah lafal bacaan Al-Fatihah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Bismillahirrahmanirrahim (1) Alhamdulillahi rabbil alamin (2) Ar-Rahmanir Rahîm (3) Maliki yaumiddin (4) Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta'in (5) Ihdinash shirathal mustaqim (6) Shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghoiril maghdzubi ‘alaihim waladldlallin (7)

Artinya:

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

Al-Qur'an lengkap bisa dibaca di sini.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya