Liputan6.com, Cilacap - Pamer kekayaan atau harta seolah sudah menjadi hal yang biasa di dunia yang serba digital ini. Bahkan maraknya media sosial saat ini sangat mendukung perilaku ini. Kita sering lihat orang melalui media sosial ini memamerkan kekayaannya.
Namun, sejatinya, perilaku pamer kekayaan atau harta ini sudah pernah terjadi di masa lalu. Salah satunya ialah pamer kemewahan yang terjadi di kalangan suku Quraisy.
Advertisement
Baca Juga
Ustaz Adi Hidayat atau kerap disapa inisialnya, UAH mengungkap bahwa fenomena pamer kemewahan ini juga pernah terjadi di kalangan suku Quraisy.
Bahkan pamer kemewahan di kalangan suku Quraisy juga bukan hanya pamer sesuatu yang terlihat saja, melainkan juga sesuatu yang tak terlihat seperti kuburan dengan tujuan membangga-banggakan jumlah kelompok dan pengikutnya.
Dikutip dari kanal YouTube Embun Pagi, Sabtu (03/12/22) menurut Imam Muqatil dan Imam Al Kalbi, UAH mengungkapkan, kejadian ini menghadirkan respons cepat Allah SWT dengan menurunkan firmannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penyebab Turunnya Surat At-Takatsur
Sebuah surah yang diberi nama dengan nama persaingan kemewahan dengan memperbanyak harta benda di antara dua distrik ini, yakni Surah At Takatsur.
Ayat pertama Surat At Takatsur menurut UAH menjelaskan tentang perbuatan sering pamer kemewahan itu. Memperbanyak harta akan melalaikan esensi kehidupan dunia yang bertujuan untuk mencari bekal sebelum pulang menghadap Allah SWT.
"Ayat kedua, ini menjelaskan kejadian yang membuat kalian lalai dan tak sadar sampai wafat dan mengunjungi kuburan mereka sendiri, sampai-sampai masuk ke liang lahat kalian. Kalian menghitung berapa banyak warga kalian di alam kubur," ucap UAH.
Advertisement
Dahsyatnya Siksa Allah SWT
UAH menjelaskan tafsir surat At Takatsur ayat 6-8 bahwa perbuatan itu akan mengantarkan pada kecelakaan yang dahsyat saat pulang kepada Allah. Perbuatan tersebut akan dibalas dengan neraka Jahannam.
Selain itu, perilaku memamerkan kekayaan sekecil apapun sekecil apapun akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Selain itu, UAH juga menegaskan bahwa Surat At Takatsur ini bukan hanya dimaksudkan untuk meluruskan perilaku orang-orang di zaman jahiliyah, khususnya berkaitan dengan yang dilakukan Bani Abdu Manaf dan Bani Sahm tersebut, akan tetapi juga berlaku untuk orang-orang sesudahnya.
Sebab menurut UAH, jika sifat informasi surat tersebut bersifat umum, maka bisa jadi akan berulang di masa yang akan datang dengan tokoh dan situasi yang berbeda, namun esensinya sama.
UAH menyayangkan seorang, utamanya mereka yang beragama Islam mengulangi kebiasaan kaum jahiliyah dengan memamerkan harta kekayaannya agar mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.
Hal ini terlambat dilakukan sebab Bani Abdu Manaf dan Bani Sahm telah melakukannya dan kejadian tersebut langsung diluruskan oleh Allah SWT.
Suku Quraisy Pamer Kuburan
Ustaz Adi Hidayat menceritakan bahwa pamer kekayaan juga pernah terjadi di kalangan suku Quraisy.
“Pernah tahukah anda bahwa di kalangan Suku Quraisy, ada dua disrtik utama yang selalu saja bersaing dalam kemewahan. Meraka adalah Bani Abdu Manaf dan Bani Sahm," ucap dia.
Kedua suku ini, kerap pamer kunggulan kekayaan dan keunggulan sukunya masing-masing.
"Pernah tahukah Anda jika Bani Abdu Manaf sering pamer tentang kehebatan distriknya, tentang kemuliaan distriknya, tentang kekayaan yang mereka miliki. Lantas kemudian Bani Sahm pun tidak ingin kalah dengan semua apa yang telah dipamerkan itu," UAH menceritakan.
Puncaknya, menurut UAH, merasa belum puas memamerkan kemewahan dunia, keduanya sampai-sampai menghitung jumlah orang mati di lokasi kuburan masing-masing dengan tujuan hanya sekedar ingin menunjukkan keunggulannya.
“Pernah tahukah anda ketika kemewahan dunia yang mereka tampilkan serasa tidak cukup untuk dipersaingkan, lantas Bani Abdu Manaf kemudian datang ke kuburan dan menghitung seluruh anggota dari distrik mereka yang telah wafat dan mengatakan, tuh di alam kuburpun mayat kami masih lebih banyak dibandingkan suku lain”, cerita UAH.
Rupanya, dipameri kuburan Bani Abdul Manaf ini , Bani Sahm tak mau kalah. Mereka lantas juga menghitung jumlah kuburan sukunya.
“Lantas Bani Sahm pun kemudian datang ke kubur mereka dan menghitung kemudian anggota dari distrik mereka yang telah wafat dan mengatakan: Tuh, pernahkah kalian lihat bahwa anggota kami, masyarakat distrik kami yang telah dikuburpun lebih banyak dibandingkan bani Abdu Manaf," imbuh UAH.
Khazim Mahrur
Advertisement